KUPAS “ SATRIO PININGIT ” MENUJU PERADAPAN NUSANTARA JAYA
PRAKATAMisteri Satrio Piningit tak pernah pupus dari benak dan relung hati anak cucu leluhur Nusantara. Fenomena sejak masa kewalian pasca kehancuran Majapahit ini sangat lekat terutama bagi anak cucu Jawa – Bali Dwipa. Perjalanan sejarah Nusantara telah menjadi saksi hidup tentang kemunculan Satrio Piningit di setiap perubahan masa yang telah diwasiatkan oleh para leluhur Nusantara ratusan tahun yang lalu. Raden Patah (Jimbun) adalah sosok Satrio Piningit dukungan para wali utamanya Sunan Bonang yang menandai berdirinya Kerajaan Demak setelah mampu menghapuskan supremasi Kerajaan Majapahit. Sultan Hadiwijoyo (Joko Tingkir) murid Sunan Giri merupakan Satrio Piningit pada masa berdirinya Kerajaan Pajang yang mengakhiri era Kerajaan Demak. Panembahan Senopati (Sutowijoyo) murid Sunan Kalijaga juga merupakan Satrio Piningit pada masa berdirinya Kerajaan Mataram menggantikan eksistensi Pajang. Dari beberapa peristiwa bersejarah tersebut mengandung makna yang tersirat bahwa kemunculan Satrio Piningit selalu berada pada pergantian ”masa besar” Nusantara dimana senantiasa tidak meninggalkan peran seorang wali (aulia). Seperti yang pernah menduduki pemimpin negeri ini seorang Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati dan SBY dapat pula dikatakan sosok Satrio Piningit pada masanya setelah Nusantara ini beralih menjadi NKRI. Tetapi itu masih belum memenuhi standart dari jiwa pemimpin yang di harapkan. Fenomena yang sangat menarik saat ini adalah : Akankah Satrio Piningit yang dikenal dengan nama Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu muncul pada masa ini ? Mengingat dari situasi dan tanda-tanda alam yang terjadi mengindikasikan Nusantara akan memasuki ”era baru” yaitu : Jaman Kalasuba (kejayaan) menuju tatanan Swargamaniloka.
Wacana ini berisikan tentang ungkapan hasil ”perjalanan spiritual” yang baru disadari kemudian telah masuk ke dalam pusaran misteri ini. Semoga membawa manfaat.
Latar Belakang Keberadaan “Satrio Piningit”
Di paparkan wacana ini adalah sebagai persembahan kepada seluruh anak bangsa di bumi Nusantara ini, sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban moral spiritual dan mengandung makna dan fakta yang ada. Dalam minimnya penjelasan tentang Satrio Piningit atau Ratu Adil atau Imam Mahdi maka pengilhaman kami untuk memberi penjelasan yang lebih dalam dan menyentuh pada nilai esensial dari pemahaman tersebut. Kami bersyukur apa yang selama ini kami inginkan akhirnya kami peroleh ilham dari guru bathin yang senantiasa menemani dan membimbing terhadap segala masalah yang kami hadapi.
Materi tulisan yang dipaparkan adalah merupakan kajian dalam persepsi spiritual yang dipadukan dari karya warisan leluhur nusantara, yaitu : Syair Joyoboyo, Serat Musarar Joyoboyo, Ramalan Sabdo Palon Noyo Genggong, Serat Kalatidha R.Ng. Ronggowarsito, Serat Darmo Gandhul, dan Wangsit Siliwangi.
Latar belakang penulisan dimaksudkan pula guna lebih melengkapi dan memperjelas materi yang telah dipaparkan. Esensi tulisan yang ada ini adalah merupakan hasil ”perjalanan spiritual” yang kami dapatkan sewaktu berada sewatu tempat yang disebut istana Pasah Asih yang disitulah akhirnya di peroleh ilham, petunjuk, wangsit berupa suara dari guru bathin yang senantiasa menemani dan membimbing terhadap segala masalah yang dihadapi dalam kehidupan ini.
Sebelumnya, dengan segala kerendahan hati secara pribadi penulis memohon maaf sebesar-besarnya kepada semua unsur unsur kehidupan serta para tokoh budaya para Winasis/Waskita Kasepuhan, leluhur di seluruh nusantara ini atas apa yang kami sampaikan tulisan-tulisan ini. Namun nampaknya tanda yang muncul sangat jelas : ”Saatnya Sudah Tiba”. Insya Allah, saatnya tabir misteri nusantara mulai terkuak.
Dalam mengungkapkan tulisan ini si penulis berusaha memaparkan dengan gaya bahasa yang sesederhana mungkin agar mudah dipahami bagi semua pembaca dari segenap lapisan. Mengingat penyampaian bahasa hakekat fenomena spiritual bagi konsumsi akal pikiran masyarakat umum adalah sesuatu yang sangat sulit dan rumit. Karena bagi orang awam terkesan segala sesuatunya dihubung-hubungkan (gothak-gathuk mathuk). Secara hakekat, dalam kehidupan ini tidak ada kebetulan. Kebetulan sejatinya merupakan ketetapan yang telah ditetapkan-Nya sesuai Karsa (kehendak) Allah SWT. Kecuali bagi pembaca yang sedikit banyak telah mengenal kawruh (ajaran laku utama di dalam keilmuan). Maka membaca Tulisan ini dibutuhkan kedewasaan dalam perenungannya dan kesadaran spiritual tanpa terjebak ke dalam fanatisme beragama dan dogma yang dijalankan. Secara jujur penulis katakan, bahwa semula penulis pun awam terhadap sejarah nusantara. Namun di dalam ”perjalanan” ini dihadapkan pada fenomena-fenomena spiritual yang membawa penulis ke dalam ”pusaran sejarah” yang banyak membawa hakekat dan manfaat sebagai bekal untuk ”berjalan” pada saat ini di jaman ini dan masa depan yang akan datang.
Tidak semuanya dapat penulis ungkapkan, tetapi hanya berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan bangsa ini saja. Utamanya berkaitan dengan situasi carut marut negeri ini di tengah penyakit moral akut yang menjangkiti sebagian besar anak bangsa nusantara dewasa ini. Tidak pula penulis bermaksud membahas sejarah sesuai metodologi ilmiah sebagai disiplin dalam keilmuan sejarah. Namun penulis berupaya menyatakan kenyataan yang tersembunyi sesuai dengan fenomena spiritual yang muncul berkaitan dengan kejadian-kejadian atau situasi kondisi berkenaan di dalam sejarah dan masa kini. Sehingga kita semua mampu meraba situasi dan kondisi di masa yang akan datang guna tetap mawas diri, eling dan waspada. Benar tidaknya semua kita kembalikan kepada Allah Azza wa Jalla yang memiliki kerajaan bumi dan langit, yang Maha Menguasai dan Maha Mengetahui.
Namun bagi penulis kegaiban demi kegaiban yang berupa Ilham yang didapatkan dapat lebih menambah istiqomah dalam beribadah, mawas diri, eling dan waspada dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tipu daya ini.
Hasil dalam memenuhi input spiritual tersebut kemudian muncul banyak ”bimbingan” dari kegaiban yang mendorong penulis untuk menelusuri karya leluhur nusantara seperti yang dipaparkan dalam tulisan ini. Karya para leluhur seperti : bait syair Joyoboyo, Serat Musarar Joyoboyo, Ramalan Sabdo Palon Noyo Genggong, Serat Kalatidha R.Ng. Ronggowarsito, Serat Darmogandhul, dan Wangsit Siliwangi, semuanya lengkap dalam konteks yang tersirat di dalam karya-karya leluhur kita. Sebagai bahan untuk memperkuat sebagai bahan referensi bagi pembaca.
Suatu fenomena spiritual yang luar biasa dalam perjalanan spiritual penulis. Sungguh Maha Besar Allah dengan segala Kekuasaan-Nya dan Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya. Ternyata hakekat apa yang tersirat di dalam karya-karya leluhur nusantara itu menunjukkan situasi kondisi sosial dan kepemimpinan nusantara di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Apa yang tersirat dari fenomena spiritual yang muncul sangat berkaitan erat dengan kejadian carut marut nusantara saat ini. Dan semua itu merupakan sinyal pesan dari alam kegaiban yang seakan ingin disampaikan kepada seluruh anak cucu negeri ini bahwa : ”Saatnya sudah dekat, Nusantara akan memasuki jaman baru berikutnya (Kalasuba/Kejayaan) menuju Swarga maniloka setelah melalui perjalanan yang amat sulit dan pelik. Banyak kejadian di luar akal pikiran manusia sebagai tanda bahwa sosok yang dinanti dan masih tersembunyi telah hadir di tengah-tengah kita saat ini.”
Secara khusus dalam kajian ini penulis memberikan kesimpulan yang lebih jelas tentang segala sesuatunya yang terpapar berdasarkan input-input sipiritual yang diterima langsung oleh penulis. Semoga kajian ini bermanfaat bagi seluruh anak cucu leluhur nusantara sebagai wacana dan bahan perenungan dalam menghadapi segala situasi yang sedang terjadi di negeri kita tercinta dewasa ini.
Tabir Misteri Nusantara
Tulisan ini saya persembahkan untuk seluruh rakyat nusantara sebagai ungkapan rasa keprihatinan atas carut marut yang sedang terjadi di bumi pertiwi ini. Berawal dari Ilham dari Guru Bathin telah membawa saya kepada pencerahan cakrawala pemahaman tentang apa dan bagaimana kejadian yang tengah berlangsung dan prediksi yang akan terjadi di negeri ini. Bahkan tidak berlebihan kalau saya katakan bahwa ini merupakan suatu upaya membedah warisan leluhur yang sarat dengan perlambang sehingga sedikit demi sedikit terkuak tabir misteri jagad nusantara ini. Sangat luar biasa. Hal ini sepatutnya bisa dipahami oleh seluruh anak cucu leluhur bangsa ini sebagai pewaris sah tataran tanah surgawi yang bernama Nusantara ( Nusa Antara ), negara yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau tergabung menjadi satu.
Hasil kajian penulis berusaha pahami dengan “rasa naluri” yang mendalam dengan tanpa mengabaikan logika berpikir sehat. Memang banyak hal sulit ditelusuri melalui referensi buku-buku sejarah atau dengan bukti-bukti empiris yang ada, namun dengan semangat menguak tabir misteri untuk lebih memahami fenomena yang terjadi saat ini, maka segala sesuatunya yang dapat saya cerna berusaha saya ungkapkan secara sederhana apa adanya. Ibarat mencari mata rantai yang hilang (missing link), nampaknya misteri yang ditinggalkan pasca keruntuhan Majapahit mulai terlihat secara samar-samar. Sayapun mulai memahami apa makna yang tersirat dan mencari siapa sosok orang yang mampu mengatasi keadaan ini dan mencari jawab dari misteri ramalan para leluhur di atas. Insya Allah, jika Allah Azza wa Jalla dalam Guru Bathin memberikan ijin dan ridho-Nya akan diketemukan jawabannya.”
Tanpa berniat mengundang perdebatan, semoga ungkapan saya dapat menjadi bahan perenungan kita bersama guna menyongsong fajar kejayaan Nusantara yang kita cintai.
Jati Diri “ Satrio Piningit “
Mengingat Amanat Panggilan kehidupan yang di emban oleh sosok “Satrio Piningit “ sangatlah luar biasa tanggung jawabnya, atas dasar itulah beliau sudah membawa bekal akan jati dirinya sebagai utusan yang akan menata kehidupan di muka bumi ini.
1. Keberadaan jati dirinya.
Dia adalah seorang anak muda asli pribumi yang terlahir di tanah sunda jawa barat keturunan dari Jawa yang telah menjelajahi wilayah se- nusantara seorang diri dengan membawa ajaran keluhuran atau budi pekerti, tapi pada saat ini belum dipublikasikan, masih dalam pingitan atau disembunyikan keberadaanya. hal tersebut dilakukan atas dasar kebijakan –kebijakan yang mana kita belum bisa mengetahui secara pasti kapan akan munculnya di muka bumi ini sebagai pemimipin yang kita harapkan semua. Yang dalam tujuannya akan mengambil alih wilayah terbesar yang membentang dari wilayah India sampai wilayah Madagaskar. Jadi itulah jati diri sosok satrio piningit, bukan hanya sekedar mengambil alih negeri ini saja tetapi sekaligus mengembalikan wilayah teritorial yang pernah dinaungi dan di kuasai para leluhur dalam peradapan yang pernah mengalami jaman kejayaan dan keemasan. Dalam hal ini yang dimaksudkan oleh para leluhur kita dengan menyebutkan wilayah teritorial dengan sebutan Sunda Besar yang mempunyai arti Susunan Dunia Besar.
Itulah yang menjadi landasan dasar sosok “Satrio Piningit” sebagai putra pribumi keturunan Jawa yang menggambarkan beliau dibentuk dan dibekali dengan budi pekerti yang luhur dengan jiwa kepemimpinan yang arif bijaksana dengan membawa ajaran peradapan bangsa. Yang paling menonjol dan unik dalam mengambil alih wilayah tidaklah dengan suatu peperangan, jajahan dan pertumpahan darah, tetapi dengan memberikan suatu faham kebenaran dan konsep dalam berbangsa dan bernegara yang sesungguhnya, maka akan dipastikan wilayah-wilayah yang sekarang diluar territorial NKRI dengan sendirinya atas kemauan tanpa ada paksaan menggabungkan diri ke wilayah Nusantara.
2. Nama Jati Dirinya.
Sosok “Satrio Piningit” banyak sekali mempunyai sebutan nama dengan versi yang berbeda tetapi maksud dan tujuan sama hal tersebut disesuaikan dari cara pandang dan penerimaan yang berbeda pula. Dalam hal ini saya sebagai penerima ilham mendapatkan sebutan nama yang baru adanya, beliau disebut Gapura Diningrat Panca Dinika dengan makna : sosok Satrio Piningit merupakan Pintu Gerbang kehidupan dalam membawa peradapan luhur yang membuat keningratan bagi pengikutnya, atau menghantarkan ke pintu gerbang pembentukan jati diri keningratan setiap insan didalamnya yang terbentuk oleh kekuatan mandiri dalam implementasi keparipurnaan beragama, berbangsa dan berbudaya.
Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat bangsa kita, tumbuh dan berkembang suatu keyakinan bahwa nama tersebut merupahkan do’a dan secercah harapan yang diyakini nanti akan membuat suatu perubahan yang luar biasa dan signifikan dalam kehidupan yang selama dinantikan masyarakat luas pada umumnya. Berkaitan dengan nama jati diri yang di sandang sosok “Satrio Piningit” memberikan dan mencerminkan seorang pemimpin yang mempunyai sifat Budi Pekerti dan berjiwa mulia.
3. Gelar Jati Dirinya.
Disamping beliau mempunyai nama jati diri juga mendapatkan suatu gelar yang di sandangnya. Adapun gelar jati dirinya adalah Asma Putra Purana Saki Kirti yang mempunyai makna“ Seorang anak muda yang berpenduduk jawa (pribumi) yang akan memimpin dunia”,beliau juga mempunyai sebutan sebagai guru bathin, guru bahasa, guru bumi, guru bicara dan guru besar, karena beliau sekarang sedang menempah, mendidik dan membekali pengikutnya sebagai wakil untuk nantinya bersama-sama menata dunia. jadi lengkaplah sudah nama gelar tersebut merupahkan amanat kehidupan yang di emban.
Hanya orang-orang terpilihlah dan pilihan yang memiliki kepribadian dan aksebilitas sebagai sosok yang disebut dengan “Satrio Piningit”. Dialah yang mampu melaksanakan semua tugas amanat kehidupan. Bersama dialah kehancuran peradapan bumi pertiwi bisa dihindarkan karena kesejatiannya melambangkan seorang Pemimpin (khalifah) utusan dimuka bumi ini yang merupahkan representasi wakil dari Tuhan yang Maha Tunggal.
Visi Dan Misi Yang Diemban.
Kehadiran sosok “ Satrio Piningit” di bumi pertiwi ini bukan tanpa tujuan atau tanpa misi, akan tetapi sudah barang tentu kehadirannya membawa amanat kehidupan yang harus disampaikan dan dilaksankan. Hal ini demi kelangsungan kehidupan di bumi pertiwi ini.
Adapun visi misi yang diemban oleh sosok “ Satrio Piningit” dapat dijelaskan bahwa kehadirannya akan membawa suatu perubahan peradapan yang luhur, sebagaimana visi misi beliau sebagai berikut :
1. Memperbaiki atau membenahi peradapan yang hancur.
Visi dan Misi yang pertama ini sudah tidak bisa ditawar lagi dan merupakan prioritas yang harus diutamakan hal ini dikarenakan keberhasilan beliau dalam membenahi peradapan yang hancur akan mempengaruhi dan ikut menentukan keberhasilan visi misi yang lain di bidang yang akan dikerjakan dalam hal ini adalah :
– Membenahi peradapan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain baik itu antara manusia sebagai individu maupun manusia yang kapasitasnya berkelompok atau golongan ( umat ras atau bangsa ).
– Membenahi peradapan manusia dalam kaitannya dengan mahkluk yang lain baik itu terhadap hewan maupun tumbuhan.
– Beliau juga akan menyatakan kehidupan bathin pada kehidupan lahir, serta memperkenalkan kehidupan lahir ke bathin.
2. Membentuk tatanan kehidupan setelah peradapan yang hancur berhasil
dibenahi dan kelangsungan kehidupan berjalan sebagai mana mestinya barulah beliau membuat tatanan kehidupan kedepan yang mencakup tatanan berbangsa dan bernegara. Adapun tatanan kehidupan yang akan diterapkan oleh “ Satrio Piningit” yaitu :
a. Tatanan pada tingkat bawah ( Masyarakat )
Tatanan kehidupan yang dikehendaki oleh “ Satrio Piningit” berlandaskan tatanan yang Insun Rahayu Balarea Waluya yang dimaksudkan dengan tatanan pada tingkat tersebut agar terciptanya kehidupan rakyat, baik itu yang berupa keselamatan, kebahagian ataupun kemuliaan dalam kebersamaan. Pada tatanan di tingkat bawah ini untuk mewujudkan terciptanya tatanan tersebut dibekali dengan ilmu ( Jurus Dasar ) jurus tentang solusi kehidupan sebagai senjata pertahanannya.
b. Tatanan Tingkat Pamong Praja ( Pemerintahan )
Yang dimaksud dengan tingkat Pamong Praja adalah tingkat dalam pemerintahan, yang mana di tingkat ini membentuk tatanan “ Sebanda Seriksa, Sebebot Sepihanean “. Sedangkan yang dikandung dalam kata tersebut pada tingkat pemerintahan adalah berkeadilan yang menyeluruh dalam segi kemanusiaan. Jadi pada tingkat Pamong Praja adalah landasan tatanan yang digunakan adalah rasa keadilan atas dasar sesuai dengan proporsional. Apabila tatanan tersebut telah dilaksanakan maka akan tercapainya kemakmuran atau sejenisnya dalam kehidupan masyarakat, sedangkan untuk mendukung tercapainya tatanan kehidupan pada tingkat Pamong Praja dibekali dengan ilmunya yaitu jurus kasar.
c. Tatanan kehidupan tingkat Raja.
Yang dimaksud tingkat Raja adalah tatanan kehidupan para pemimpin yang belandaskan pada tatanan “ Suwarga Maniloka”. Tatanan kehidupan ini akan dicapai dengan sendirinya apabila tatanan di tingkat bawah ( rakyat ) telah terbentuk kemuliyaan dalam kebersamaan. Hal ini juga tidak dapat dipisahkan tercapainya pada tingkat“ Pamong Praja” ( pemerintah) yang berkeadilan menyeluruh bagi kemanusian. Disamping itu untuk mendukung tatanan tersebut ditingkat Raja maka para Raja atau Pemimpin akan dibekali dengan ilmunya yaitu dengan jurus sasar atau persenyawaan empat unsur alam
( Air, Api, Bumi/Tanah dan Angin ). Dalam penerapannya beliau menggunakan tipe pemerintahan kerajaan dengan sistim mekanisme persemakmuran, terdapat adanya perdana menteri sebagai Raja ( pemimpin ) dalam masyarakat, serta seorang Raja sebagai perwakilan dari para bathin.
Itulah gambaran dari visi misi yang diemban oleh sosok “ Satrio Piningit” sebagai pemegang amanat kehidupan yang harus dilaksanakan agar kehancuran peradapan dalam kehidupan bisa diselamatkan sehingga bumi kita tercinta ini akan tetap lestari dan berseri. Sehingga kelangsungan kehidupan di bumi ini akan tercapainya suatu masyarakat yang “Gemah ripah Loh Jinawi Toto Tentrem Kertaning Raharjo” suatu tatanan yang terdahulu pernah dicapai oleh para leluhur bangsa kita, yang mana tatanan tersebut telah hilang ditelan jaman sehingga hilanglah pula akan jati diri bangsa.
Dengan kehadiran dan kemunculan “ Satrio Piningit” inilah maka akan mengubah tatanan yang sekarang ini pada tatanan yang dahulu pernah ada yang mengalami masa kejayaan dan keemasan dengan penyempurnakan.
Namun atas dasar itu lahirnya atau kemunculan “ Satrio Piningit” dimuka bumi ini adalah merupahkan Wakil dari yang mempunyai kehidupan ( Tuhan ) juga wakil dari pengatur kehidupan ( leluhur ) dan wakil dari tempat kehidupan ( Air, Api, Bumi dan Angin ) serta ditandai adanya tiga fase atau tahapan yang berupa simbol kejadian kemunculan Satrio Piningit, antara lain :
1. Simbol Senopati
Senopati yang dimasudkan adalah munculnya kejadian bencana alam yang mengakibatkan korban jiwa, seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir badang, angin topan, gunung meletus dan lain lainya yang mengakibatkan korban nyawa dan harta benda. Juga akan terjadinya goro-goro di bumi ini sehingga hal tersebut mendorong sosok “ Satrio Piningit” untuk meredam dan menghentikan goro-goro dengan kata lain munculnya pahlawan goror-goro.
2. Simbol Bojonegoro.
Bojonegoro yang dimaksudkan adalah suatu tatanan yang akan di jalankan untuk membuat masyarakatnya merasakan aman, damai dan tentraman (sumber kenikmatan bernegara), masyarakatnya tidak merasakan ketakutan lagi atas terjadinya bencana alam yang mengakibatnya korban jiwa karena Senopati ( simbol kejadian yang mengakibatkan kematian) sdh dihentikan oleh Satrio Piningit.
3. Simbol Noto Negoro.
Yang dimasudkan Noto Negoro adalah sebuah program kelanjutan visi misi untuk menanta Negara. Di fase inilah mulai bermunculan Romo-romo ( leluhur yang terdahulu ) dan Beo-beo ( binatang yang berbicara ) untuk menyampaikan pesan ke Satrio Piningit. Dukungan dari golongan leluhur dan bintang inilah yang juga ambil bagian peran dalam mewujudkan penataan bernegara, dalam hal ini proses keseimbangan dalam kehidupan antara manusia, leluhur dan binatang bisa menjaga kelangsungan hidup. Karena tugas dari Satrio Piningit bukan hanya kepada golongan dhohir saja tetapi juga dalam kehidupan bathin yang akan disempurnakan.
Sungguh dalam hal ini kehadiran sosok Satrio Piningit dalam rangka memenuhi panggilan kehidupan dan mengemban amanat kehidupan bukanlah sekedar hanya panggilan tugas melainkan amanat kehidupan yang harus dijalankan. Karena tanggung jawab dan kosekuensi yang sangat besar inilah beliau Satrio Piningit telah membekali wakil – wakilnya ( ratu ) yang nantinya bisa melaksanakan tugasnya masing-masing.
Kehadirannya dimuka bumi ini tentunya dengan membawa kekuatan Tuhan, kekuatan leluhur dan kekuatan 4 (empat) unsur alam, baginya tugas yang mulia tersebut tidak akan pernah gagal. Dikarenakan segala sesuatu telah dimiliki seperti senjata yang menjadikan alat untuk memimpin. Adapun kekuatan alam sebagai senjatanya antara lain :
a. Air untuk mempermalukan atau menenggelamkan bagi yang memusuhinya.
b. Api untuk membasmi angkara murka atau membumi hanguskan.
c. Bumi untuk mengutuk musuhnya atau sebagai rantai pengikat musuh.
d. Angin sebagai pelindung atau sebagai perisai.
Sudah tentu dan jelas kehadiran sosok Satrio Piningit dimuka bumi ini tiada tertandingi dari berbagai sisi baik itu dari sisi bela diri ala ilmu sakti maupun dari sisi bela diri berfilosofi. Hal ini seperti lazimnya bahawa bela diri ala ilmu sakti untuk mewakili orang yang berilmu sakti dengan keluhurannya, serta bela diri berfilosofi untuk mengalahkan orang yang berenergi materi tinggi.
Disamping itu kehadiran beliau untuk menyempurnakan ilmu-ilmu yang telah ada yaitu ilmu yang bersifat menghancurkan penuh tipuan menjadikan ilmu kesempurnaan yang bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan. Demikian bahasan mengenai sosok Satrio Piningit tentang jati dirinya, gelar yang disandangnya serta tujuan visi misi yang diemban sebagai wakil dari Tuhan.
Adapun referensi kajian-kajian yang telah dipaparkan oleh para leluhur dalam tulisan berupa berupa karya warisan leluhur dari kitab yang ada ataupun dalam tulisan prasatri sebagai bekal penguat kita sebagai generasi muda yang dituntut untuk meneruskan cit-cita para leluhur.
Makna Karya Warisan Leluhur Nusantara
Makna karya warisan leluhur yang terulis berupa naskah dalam bait syair dan kitab sebagai dasar memperkuat adanya sosok Satrio Piningit. Setelah saya membaca dan berusaha memahami dengan segala perenungan, maka sayapun menjadi takjub dibuatnya akan karya-karya beliau para leluhur kita. Antara satu dengan lainnya walaupun berbeda masa/periode yang jauh berselang, namun ternyata di dalam perlambangnya memiliki saling keterkaitan. Suatu perlambang dalam suatu karya menunjuk kepada perlambang atau karakter yang lain di dalam karya leluhur yang berbeda. Saya merasakan bahwa tanpa intervensi kemampuan spiritual yang tinggi akan sangat sulit memahami keterkaitan perlambang-perlambang ini.
Dan fenomena ini membuktikan bahwa hanya dengan mengandalkan akal penalaran saja akan mengantarkan kita kepada jalan buntu. Akhirnya menyerah pada keputusasaan dengan menganggap bahwa ini semua merupakan sekedar ramalan yang tidak berguna dan out of date (usang). Masing-masing orang bisa saja menafsirkan hal tersebut dengan penafsiran yang berbeda-beda. Tidak ada yang melarang. Bebas-bebas saja. Benar tidaknya kembali kepada diri kita masing-masing. Inilah tabir misteri. Kebenaran sejati adanya di dalam nurani yang suci dan bersih. Dalam Tulisan ini referensi-referensi tersebut dapat dibaca secara lengkap pada bagian lampiran.
Wangsit Siliwangi
Membaca naskah Wangsit Siliwangi terasa mengandung hakekat yang sangat tinggi bila telah memahaminya. Karena di dalamnya digambarkan situasi kondisi sosial beberapa masa utama dengan karakter pemimpinnya dalam kurun waktu perjalanan panjang sejarah negeri ini pasca kepergian Prabu Siliwangi (ngahiang/menghilang). Peristiwa itu ditandai dengan menghilangnya Pajajaran. Dan sesuai sabda Prabu Siliwangi bahwa kelak kemudian akan ada banyak orang yang berusaha membuka misteri Pajajaran. Namun yang terjadi mereka yang berusaha mencari hanyalah orang-orang sombong dan takabur. Seperti diungkapkan dalam naskah tersebut berikut ini :
”Ti mimiti poé ieu, Pajajaran leungit ti alam hirup. Leungit dayeuhna, leungit nagarana. Pajajaran moal ninggalkeun tapak, jaba ti ngaran pikeun nu mapay. Sabab bukti anu kari, bakal réa nu malungkir! Tapi engké jaga bakal aya nu nyoba-nyoba, supaya anu laleungit kapanggih deui. Nya bisa, ngan mapayna kudu maké amparan. Tapi anu marapayna loba nu arieu-aing pang pinterna. Mudu arédan heula.”
Artinya :
“Semenjak hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya. Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong. Dan bahkan berlebihan kalau bicara.”
Namun dalam naskah Wangsit Siliwangi ini dikatakan bahwa pada akhirnya yang mampu membuka misteri Pajajaran adalah sosok yang dikatakan sebagai ”Budak Angon” (Anak Gembala). Sebagai perlambang sosok yang dikatakan oleh Prabu Siliwangi sebagai orang yang baik perangainya.
”Sakabéh turunan dia ku ngaing bakal dilanglang. Tapi, ngan di waktu anu perelu. Ngaing bakal datang deui, nulungan nu barutuh, mantuan anu sarusah, tapi ngan nu hadé laku-lampahna. Mun ngaing datang moal kadeuleu; mun ngaing nyarita moal kadéngé. Mémang ngaing bakal datang. Tapi ngan ka nu rancagé haténa, ka nu weruh di semu anu saéstu, anu ngarti kana wangi anu sajati jeung nu surti lantip pikirna, nu hadé laku lampahna. Mun ngaing datang; teu ngarupa teu nyawara, tapi méré céré ku wawangi.”
Artinya :
”Semua keturunan kalian akan aku kunjungi, tapi hanya pada waktu tertentu dan saat diperlukan. Aku akan datang lagi, menolong yang perlu, membantu yang susah, tapi hanya mereka yang bagus perangainya. Apabila aku datang takkan terlihat; apabila aku berbicara takkan terdengar. Memang aku akan datang tapi hanya untuk mereka yang baik hatinya, mereka yang mengerti dan satu tujuan, yang mengerti tentang harum sejati juga mempunyai jalan pikiran yang lurus dan bagus tingkah lakunya. Ketika aku datang, tidak berupa dan bersuara tapi memberi ciri dengan wewangian.”
Selanjutnya dikatakan juga apa yang dilakukan
oleh sosok ”Budak Angon” ini sbb:
”Aya nu wani ngoréhan terus terus, teu ngahiding ka panglarang; ngoréhan bari ngalawan, ngalawan sabari seuri. Nyaéta budak angon; imahna di birit leuwi, pantona batu satangtungeun, kahieuman ku handeuleum, karimbunan ku hanjuang. Ari ngangonna? Lain kebo lain embé, lain méong lain banténg, tapi kalakay jeung tutunggul. Inyana jongjon ngorehan, ngumpulkeun anu kapanggih. Sabagian disumputkeun, sabab acan wayah ngalalakonkeun. Engke mun geus wayah jeung mangsana, baris loba nu kabuka jeung raréang ménta dilalakonkeun. Tapi, mudu ngalaman loba lalakon, anggeus nyorang: undur jaman datang jaman, saban jaman mawa lalakon. Lilana saban jaman, sarua jeung waktuna nyukma, ngusumah jeung nitis, laju nitis dipinda sukma.”
Artinya :
”Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Anak Gembala; Rumahnya di belakang sungai, pintunya setinggi batu, tertutupi pohon handeuleum dan hanjuang. Apa yang dia gembalakan? bukan kerbau bukan domba, bukan pula harimau ataupun banteng, tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon. Dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia temui, tapi akan menemui banyak sejarah/kejadian, selesai jaman yang satu datang lagi satu jaman yang jadi sejarah/kejadian baru, setiap jaman membuat sejarah. Setiap waktu akan berulang itu dan itu lagi.”
Dari bait di atas digambarkan bahwa sosok ”Budak Angon” adalah sosok yang misterius dan tersembunyi. Apa yang dilakukannya bukanlah seperti seorang penggembala pada umumnya, akan tetapi terus berjalan mencari hakekat jawaban dan mengumpulkan apa yang menurut orang lain dianggap sudah tidak berguna atau bermanfaat. Dalam hal ini dilambangkan dengan ranting daun kering dan tunggak pohon. Sehingga secara hakekat yang dimaksudkan semua itu sebenarnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan sejarah kejadian (asal-usul/sebab-musabab) termasuk karya-karya warisan leluhur seperti halnya yang kita baca ini. Dimana hal-hal semacam itu karena kemajuan jaman oleh generasi digital sekarang ini dianggap sudah usang/kuno tidak berguna dan bermanfaat. Pada akhirnya yang tersirat dalam hakekat perjalanan panjang sejarah negeri ini adalah berputarnya roda Cokro Manggilingan (pengulangan perjalanan sejarah).
Gambaran situasi jaman dalam naskah Wangsit Siliwangi diawali dengan lambang datangnya ”Kerbau Bule” dan juga ”Monyet-monyet” yang kemudian ganti menyerbu selepas Kerbau Bule pergi. Ilustrasi ini melambangkan saat datangnya para penjajah yang berdatangan ke negeri ini, baik itu Portugis maupun Belanda. Dengan politik adu domba mereka maka terjadi peperangan antar saudara. Sejarah banyak yang hilang dan diputarbalikkan.
Seperti yang tertulis berikut ini :
”Daréngékeun! Nu kiwari ngamusuhan urang, jaradi rajana ngan bakal nepi mangsa: tanah bugel sisi Cibantaeun dijieun kandang kebo dongkol. Tah di dinya, sanagara bakal jadi sampalan, sampalan kebo barulé, nu diangon ku jalma jangkung nu tutunjuk di alun-alun. Ti harita, raja-raja dibelenggu. Kebo bulé nyekel bubuntut, turunan urang narik waluku, ngan narikna henteu karasa, sabab murah jaman seubeuh hakan.
Ti dinya, waluku ditumpakan kunyuk; laju turunan urang aya nu lilir, tapi lilirna cara nu kara hudang tina ngimpi. Ti nu laleungit, tambah loba nu manggihna. Tapi loba nu pahili, aya kabawa nu lain mudu diala! Turunan urang loba nu hanteu engeuh, yén jaman ganti lalakon ! Ti dinya gehger sanagara. Panto nutup di buburak ku nu ngaranteur pamuka jalan; tapi jalan nu pasingsal!
Nu tutunjuk nyumput jauh; alun-alun jadi suwung, kebo bulé kalalabur; laju sampalan nu diranjah monyét! Turunan urang ngareunah seuri, tapi seuri teu anggeus, sabab kaburu: warung béak ku monyét, sawah béak ku monyét, leuit béak ku monyét, kebon béak ku monyét, sawah béak ku monyét, cawéné rareuneuh ku monyét. Sagala-gala diranjah ku monyét. Turunan urang sieun ku nu niru-niru monyét. Panarat dicekel ku monyet bari diuk dina bubuntut. Walukuna ditarik ku turunan urang keneh. Loba nu paraeh kalaparan. ti dinya, turunan urang ngarep-ngarep pelak jagong, sabari nyanyahoanan maresék caturangga. Hanteu arengeuh, yén jaman geus ganti deui lalakon.”
Artinya :
”Dengarkan! yang saat ini memusuhi kita, akan berkuasa hanya untuk sementara waktu: tanahnya kering padahal di pinggir sungai Cibantaeun dijadikan kandang kerbau kosong. Nah di situlah, sebuah negara akan pecah, pecah oleh kerbau bule, yang digembalakan oleh orang yang tinggi dan memerintah di pusat kota. Semenjak itu, raja-raja dibelenggu. Kerbau bule memegang kendali, dan keturunan kita hanya jadi orang suruhan. Tapi kendali itu tak terasa sebab semuanya serba dipenuhi dan murah serta banyak pilihan.Semenjak itu, pekerjaan dikuasai monyet. Suatu saat nanti keturunan kita akan ada yang sadar, tapi sadar seperti terbangun dari mimpi. Dari yang hilang dulu semakin banyak yang terbongkar. Tapi banyak yang tertukar sejarahnya, banyak yang dicuri bahkan dijual! Keturunan kita banyak yang tidak tahu, bahwa jaman sudah berganti! Pada saat itu geger di seluruh negara. Pintu dihancurkan oleh mereka para pemimpin, tapi pemimpin yang salah arah!Yang memerintah bersembunyi, pusat kota kosong, kerbau bule kabur. Negara pecahan diserbu monyet! keturunan kita enak tertawa, tapi tertawa yang terpotong, sebab ternyata, pasar habis oleh penyakit, sawah habis oleh penyakit, tempat padi habis oleh penyakit, kebun habis oleh penyakit, perempuan hamil oleh penyakit. semuanya diserbu oleh penyakit. Keturunan kita takut oleh segala yang berbau penyakit. Semua alat digunakan untuk menyembuhkan penyakit sebab sudah semakin parah. yang mengerjakannya masih bangsa sendiri. Banyak yang mati kelaparan. Semenjak itu keturunan kita banyak yang berharap bisa bercocok tanam sambil sok tahu membuka lahan. Mereka tidak sadar bahwa jaman sudah berganti cerita lagi.”
Kemudian dalam naskah Wangsit Siliwangi bahwa situasi carut marut yang terjadi ada yang menghentikan yaitu orang seberang.
”Laju hawar-hawar, ti tungtung sagara kalér ngaguruh ngagulugur, galudra megarkeun endog. Génjlong saamparan jagat! Ari di urang ? Ramé ku nu mangpring. Pangpring sabuluh-buluh gading. Monyét ngumpul ting rumpuyuk. Laju ngamuk turunan urang; ngamukna teu jeung aturan. loba nu paraéh teu boga dosa. Puguh musuh, dijieun batur; puguh batur disebut musuh. Ngadak-ngadak loba nu pangkat nu maréntah cara nu édan, nu bingung tambah baringung; barudak satepak jaradi bapa. nu ngaramuk tambah rosa; ngamukna teu ngilik bulu. Nu barodas dibuburak, nu harideung disieuh-sieuh. Mani sahéng buana urang, sabab nu ngaramuk, henteu beda tina tawon, dipaléngpéng keuna sayangna. Sanusa dijieun jagal. Tapi, kaburu aya nu nyapih; nu nyapihna urang sabrang.”
Artinya :
”Lalu sayup-sayup dari ujung laut utara terdengar gemuruh, burung menetaskan telur. Riuh seluruh bumi! sementara di sini? Ramai oleh perang, saling menindas antar sesama. Penyakit bermunculan di sana sini. Lalu keturunan kita mengamuk: mengamuk tanpa aturan. Banyak yang mati tanpa dosa, jelas-jelas musuh dijadikan teman; yang jelas-jelas teman dijadikan musuh. Mendadak banyak pemimpin dengan caranya sendiri. yang bingung semakin bingung. Banyak anak kecil sudah menjadi bapa. Yang mengamuk tambah berkuasa; mengamuk tanpa pandang bulu. Yang Putih dihancurkan, yang Hitam diusir. Kepulauan ini semakin kacau, sebab banyak yang mengamuk, tidak beda dengan tawon, hanya karena dirusak sarangnya. Seluruh nusa dihancurkan dan dikejar. Tetapi, ada yang menghentikan, yang menghentikan adalah orang seberang.”
Lalu selanjutnya terdapat suatu masa yang digambarkan dengan munculnya seorang pemimpin negeri ini dengan gambaran sbb :
”Laju ngadeg deui raja, asalna jalma biasa. Tapi mémang titisan raja. Titisan raja baheula jeung biangna hiji putri pulo Dewata. da puguh titisan raja; raja anyar hésé apes ku rogahala!”
Artinya :
”Lalu berdiri lagi penguasa yang berasal dari orang biasa. Tapi memang keturunan raja dahulu kala dan ibunya adalah seorang putri Pulau Dewata. Karena jelas keturunan raja; penguasa baru susah dianiaya!”
Siapakah sosok yang dimaksud dalam bait ini? Dia adalah Soekarno, Presiden RI pertama. Ibunda Soekarno adalah Ida Ayu Nyoman Rai seorang putri bangsawan Bali. Ayahnya seorang guru bernama Raden Soekeni Sosrodihardjo. Namun dari penelusuran secara spiritual, ayahanda Soekarno sejatinya adalah Kanjeng Susuhunan Pakubuwono X. Nama kecil Soekarno adalah Raden Mas Malikul Koesno. Beliau termasuk ”anak ciritan” dalam lingkaran kraton Solo. (Silakan dibuktikan..) Pada masa kepemimpinan Soekarno banyak terjadi upaya pembunuhan terhadap diri beliau, namun selalu saja terlindungi dan terselamatkan.
Selanjutnya setelah berganti masa digambarkan bahwa semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah sambil menyembah berhala. Kondisi ini melambangkan pemimpin yang tidak mau mengerti penderitaan rakyat. Memerintah tidak dengan hati tapi segala sesuatunya hanya mengandalkan akal pikiran/logika dan kepentingan pribadi ataupun kelompok sebagai berhalanya. Sehingga yang terjadi digambarkan banyak muncul peristiwa di luar penalaran. Menjadikan orang-orang pintar hanya bisa omong alias pinter keblinger, seperti yang dikatakan sbb :
”Mingkin hareup mingkin hareup, loba buta nu baruta, naritah deui nyembah berhala. Laju bubuntut salah nu ngatur, panarat pabeulit dina cacadan; da nu ngawalukuna lain jalma tukang tani. Nya karuhan: taraté hépé sawaréh, kembang kapas hapa buahna; buah paré loba nu teu asup kana aseupan. Da bonganan, nu ngebonna tukang barohong; nu tanina ngan wungkul jangji; nu palinter loba teuing, ngan pinterna kabalinger.”
Artinya :
”Semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah sambil menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan hanya menjadi bahan omongan, karena yang membuatnya bukan orang yang mengerti aturan itu sendiri. Sudah pasti: bunga teratai hampa sebagian, bunga kapas kosong buahnya, buah pare banyak yang tidak masuk kukusan. Sebab yang berjanjinya banyak tukang bohong, semua diberangus janji-janji belaka, terlalu banyak orang pintar, tapi pintar keblinger.”
Lalu pada alinea menjelang akhir dikatakan :
”Jayana buta-buta, hanteu pati lila; tapi, bongan kacarida teuing nyangsara ka somah anu pada ngarep-ngarep caringin reuntas di alun-alun. Buta bakal jaradi wadal, wadal pamolahna sorangan. Iraha mangsana? Engké, mun geus témbong budak angon! Ti dinya loba nu ribut, ti dapur laju salembur, ti lembur jadi sanagara! Nu barodo jaradi gélo marantuan nu garelut, dikokolotan ku budak buncireung! Matakna garelut? Marebutkeun warisan. Nu hawek hayang loba; nu boga hak marénta bagianana. Ngan nu aréling caricing. Arinyana mah ngalalajoan. Tapi kabarérang.”
Artinya :
”Kekuasaan penguasa buta tidak berlangsung lama, tapi karena sudah kelewatan menyengsarakan rakyat yang sudah berharap agar ada mu’jizat datang untuk mereka. Penguasa itu akan menjadi tumbal, tumbal untuk perbuatannya sendiri. Kapan waktunya? Nanti, saat munculnya Anak Gembala! Di situ akan banyak huru-hara, yang bermula di satu daerah semakin lama semakin besar meluas di seluruh negara. Yang tidak tahu menjadi gila dan ikut-ikutan menyerobot dan bertengkar, dipimpin oleh pemuda gendut! Sebabnya bertengkar? memperebutkan tanah. Yang sudah punya ingin lebih, yang berhak meminta bagiannya. Hanya yang sadar pada diam, mereka hanya menonton tapi tetap terbawa-bawa.”
Situasi tersebut di atas adalah gambaran apa yang terjadi sekarang ini. Kalau kita perhatikan dengan cermat alinea ini, maka memang saat ini seluruh rakyat sedang berharap-harap menunggu datangnya mu’jizat di tengah-tengah carut marut yang sedang berlangsung di negeri ini. Lebih-lebih utamanya rakyat korban lumpur Lapindo yang kian hari makin kian sengsara. Bencana datang bertubi-tubi. Huru-hara terjadi di mana-mana. Dan akhir-akhir ini banyak sekali terjadi kasus perebutan tanah. Pemuda Gendut merupakan lambang orang yang rakus dan serakah serta memiliki kepentingan pribadi.
Dalam bait ini dikatakan bahwa penguasa tersebut akan tumbang pada saat munculnya “Budak Angon”. Dimana kemunculannya ditandai dengan banyak terjadi huru-hara yang bermula di daerah lalu meluas ke seluruh negeri.
Dalam mengkaji Wangsit Siliwangi ini kita telah menemui lelakon atau pemeran utama yang dikatakan dengan istilah ”Budak Angon” (Anak Gembala) dan ”Budak Janggotan” (Pemuda Berjanggut).
Coba mari kita simak alinea berikut :
”Nu garelut laju rareureuh; laju kakara arengeuh; kabéh gé taya nu meunang bagian. Sabab warisan sakabéh béak, béakna ku nu nyarekel gadéan. Buta-buta laju nyarusup, nu garelut jadi kareueung, sarieuneun ditempuhkeun leungitna nagara. Laju naréangan budak angon, nu saungna di birit leuwi nu pantona batu satangtung, nu dihateup ku handeuleum ditihangan ku hanjuang. Naréanganana budak tumbal. sejana dék marénta tumbal. Tapi, budak angon enggeus euweuh, geus narindak babarengan jeung budak anu janggotan; geus mariang pindah ngababakan, parindah ka Lebak Cawéné!”
Artinya :
”Yang bertengkar lalu terdiam dan sadar ternyata mereka memperebutkan pepesan kosong, sebab tanah sudah habis oleh mereka yang punya uang. Para penguasa lalu menyusup, yang bertengkar ketakutan, ketakutan kehilangan negara, lalu mereka mencari Budak Angon, yang rumahnya di ujung sungai yang pintunya setinggi batu, yang rimbun oleh pohon handeuleum dan hanjuang. Semua mencari tumbal, tapi Budak Angon sudah tidak ada, sudah pergi bersama Budak Janggotan, pergi membuka lahan baru di Lebak Cawéné!”
Perselisihan yang terjadi adalah sia-sia belaka. Karena selalu saja pihak penguasa membantu yang kuat, berdiri angkuh di atas yang lemah. Ada saat dimana ”wong cilik” sebagai lambang ”si lemah yang tertindas” mencari penuh harap sosok ”Budak Angon dan Budak Janggotan.” Namun yang dicari sulit ditemukan karena telah pergi ke Lebak Cawéné. Dimanakah Lebak Cawéné ? Lebak Cawéné adalah suatu lembah seperti cawan, yang dikatakan di dalam Serat Musarar Joyoboyo sebagai Gunung Perahu. Tempat itu digambarkan sebagai suatu lembah atau bukit dimana permukaannya cekung seperti tertumbuk perahu besar. secara gambaran spiritual, di tempat itu terdapat 2 sumber air besar dan ditandai dengan 3 pohon beringin (Ringin Telu).
Lebih lanjut dikatakan :
”Nu kasampak ngan kari gagak, keur ngelak dina tutunggul. Daréngékeun! Jaman bakal ganti deui. tapi engké, lamun Gunung Gedé anggeus bitu, disusul ku tujuh gunung. Génjlong deui sajajagat. Urang Sunda disarambat; urang Sunda ngahampura. Hadé deui sakabéhanana. Sanagara sahiji deui. Nusa Jaya, jaya deui; sabab ngadeg ratu adil; ratu adil nu sajati. Tapi ratu saha? Ti mana asalna éta ratu? Engké ogé dia nyaraho. Ayeuna mah, siar ku dia éta budak angon! Jig geura narindak! Tapi, ulah ngalieuk ka tukang!”
Artinya :
”Yang ditemui hanya gagak yang berkoar di dahan mati. Dengarkan! jaman akan berganti lagi, tapi nanti, setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang sunda dipanggil-panggil, orang sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi, sebab berdiri ratu adil, ratu adil yang sejati. Tapi ratu siapa? darimana asalnya sang ratu? Nanti juga kalian akan tahu. Sekarang, carilah Anak Gembala. Segeralah pergi. Tapi ingat, jangan menoleh ke belakang!”
Perlambang gagak berkoar di dahan mati bermakna situasi dimana banyak suara-suara tanpa arti. Rakyat menjerit-jerit, penguasa mengumbar janji-janji kosong. Sedangkan negara digambarkan banyak ditimpa bencana. Sekarang ini banyak gunung di nusantara sedang aktif bahkan beberapa gunung telah meletus. Ribut seluruh bumi merupakan lambang keresahan dunia internasional dewasa ini terhadap perubahan iklim dunia, pemanasan global dan krisis yang melanda. Hal ini ditandai dengan banyak bencana yang terjadi di banyak negara.
Nampaknya kita sedang memasuki tahapan situasi ini. Mari kita renungkan dan perhatikan dengan apa yang sedang terjadi di seluruh negeri ini. Gunung-gunung telah mulai aktif, banyak terjadi bencana dengan unsur Air, Api, Angin dan Tanah dimana-mana, banyak pula terjadi huru-hara (demonstrasi/kerusuhan) sebagai lambang ketidakpuasan di berbagai tempat. Apakah ini terjadi secara kebetulan ? Tentu bagi yang memahami, ini semua adalah merupakan skenario langit.
Lalu, siapakah ”Budak Angon” itu ? Dari bait tersebut diperlambangkan bahwa budak angon adalah orang sunda atau berdarah sunda yang ada campuran Jawa. Hal ini akan kita bedah lagi setelah sampai pada kesimpulan setelah kita mengkaji karya-karya leluhur lainnya.
Serat Musarar Joyoboyo
Di dalam uraian ini saya akan mengawali dengan menandai suatu masa atau periode dalam Sinom bait 18 yang berbunyi :
”Dene jejuluke nata, Lung gadung rara nglingkasi, Nuli salin gajah meta, Semune tengu lelaki, Sewidak warsa nuli, Ana dhawuhing bebendu, Kelem negaranira, Kuwur tataning negari, Duk semana pametune wong ing ndesa.”
Artinya :
”Nama rajanya Lung gadung rara nglikasi kemudian berganti gajah meta semune tengu lelaki. Enam puluh tahun menerima kutukan sehingga tenggelam negaranya dan hukum tidak karu-karuan.
Waktu itu pajaknya rakyat adalah..”
Lung gadung rara nglikasi memiliki makna yaitu pemimpin yang penuh inisiatif (cerdas) namun memiliki kelemahan sering tergoda wanita. Perlambang ini menunjuk kepada presiden pertama RI, Soekarno. Sedangkan Gajah meta semune tengu lelaki bermakna pemimpin yang kuat karena disegani atau ditakuti namun akhirnya terhina atau nista. Perlambang ini menunjuk kepada presiden kedua RI, Soeharto. Dalam bait ini juga dikatakan bahwa negara selama ini menerima kutukan sehingga tidak ada kepastian hukum.
Dalam bait 20 dikatakan :
”Bojode ingkang negara, Narendra pisah lan abdi, Prabupati sowang-sowang, Samana ngalih nagari, Jaman Kutila genti, Kara murka ratunipun, Semana linambangan, Dene Maolana Ngali, Panji loro semune Pajang Mataram.”
Artinya :
”Negara rusak. Raja berpisah dengan rakyat. Bupati berdiri sendiri-sendiri. Kemudian berganti jaman Kutila. Rajanya Kara Murka. Lambangnya Panji loro semune Pajang Mataram.”
Bait ini menggambarkan situasi negara yang kacau. Pemimpin jauh dari rakyat, dan dimulainya era baru dengan apa yang dinamakan otonomi daerah sebagai implikasi bergulirnya reformasi (Jaman Kutila). Karakter pemimpinnya saling jegal untuk saling menjatuhkan (Raja Kara Murka). Perlambang Panji loro semune Pajang – Mataram bermakna ada dua kekuatan pimpinan yang berseteru, yang satu dilambangkan dari trah Pajang (Joko Tingkir), dan yang lain dilambangkan dari trah Mataram (Pakubuwono). Hal ini menunjuk kepada era Gus Dur dan Megawati.
Lalu pada bait 21 tertulis :
”Nakoda melu wasesa, Kaduk bandha sugih wani, Sarjana sirep sadaya, Wong cilik kawelas asih, Mah omah bosah-basih, Katarajang marga agung, Panji loro dyan sirna, Nuli Rara ngangsu sami, Randha loro nututi pijer tetukar.”
Artinya :
”Nakhoda ikut serta memerintah. Punya keberanian dan kaya. Sarjana (orang pandai) tidak berdaya. Rakyat kecil sengsara. Rumah hancur berantakan diterjang jalan besar. Kemudian diganti dengan lambang Rara ngangsu, randha loro nututi pijer tetukar.”
Situasi negara dalam bait ini digambarkan bahwa kekuatan asing memiliki pengaruh yang sangat besar. Orang pandai berpendidikan tinggi dilambangkan tidak berdaya (pinter keblinger). Kondisi rakyat kecil makin sengsara saja. Perlambang Rara ngangsu, randha loro nututi pijer tetukar bermakna seorang pemimpin wanita yang selalu diintai oleh dua saudara wanitanya seolah ingin menggantikan. Perlambang ini menunjuk kepada Megawati, presiden RI kelima yang selalu dibayangi oleh Rahmawati dan Sukmawati.
Pada bait 22 dikatakan :
”Tan kober paes sarira, Sinjang kemben tan tinolih, Lajengipun sinung lambang, Dene Maolana Ngali, Samsujen Sang-a Yogi, Tekane Sang Kala Bendu, Sasmitane lambang kang kocap punika.”
Artinya :
”Tan kober paes sarira, Sinjang kemben tan tinolih itu sebuah lambang yang menurut Seh Ngali Samsujen datangnya Kala Bendu.
Perlambang Tan kober paes sarira, Sinjang kemben tan tinolih bermakna pemimpin yang tidak sempat mengatur negara karena direpotkan dengan berbagai masalah. Ini menunjuk kepada presiden RI keenam saat ini yaitu Susilo Bambang Yudhoyono. Sedangkan perlambang Semarang Tembayat merupakan tempat dimana tempat seseorang memahami dan mengetahui solusi dari apa yang terjadi.
Kemudian pada bait 27 berbunyi :
“Dene besuk nuli ana, Tekane kang Tunjung putih, semune Pudhak kasungsang, Bumi Mekah dennya lair, Iku kang angratoni, Jagad kabeh ingkang mengku, Juluk Ratu Amisan, Sirep musibating bumi, Wong nakoda milu manjing ing samuwan,”
Artinya :
“Kemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak kasungsang. Lahir di bumi Mekah. Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, redalah kesengsaraan di bumi, nakhoda ikut ke dalam persidangan.”
Perlambang Tunjung putih semune Pudak kasungsang memiliki makna seorang pemimpin yang masih tersembunyi berhati suci dan bersih. Inilah seorang pemimpin yang dikenal banyak orang dengan nama “Satrio Piningit”. Lahir di bumi Mekah merupakan perlambang bahwa pemimpin tersebut adalah seorang Islam sejati yang memiliki tingkat ketauhidan yang sangat tinggi.
Sedangkan bait 28 tertulis :
“Prabu tusing waliyulah, Kadhatone pan kekalih, Ing Mekah ingkang satunggal, Tanah Jawi kang sawiji, Prenahe iku kaki, Perak lan gunung Perahu, Sakulone tempuran, Balane samya jrih asih, Iya iku ratu rinenggeng sajagad.”
Artinya :
“Raja utusan waliyullah. Berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa. Letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya. Memang raja yang terkenal sedunia.”
Bait ini menggambarkan bahwa pemimpin tersebut adalah hasil didikan atau tempaan seorang Waliyullah (Aulia) yang juga selalu tersembunyi. Berkedaton di Mekah dan Tanah Jawa merupakan perlambang yang bermakna bahwa pemimpin tersebut selain ber-Islam sejati namun juga berpegang teguh pada kawruh Jawa (ajaran leluhur Jawa tentang laku utama). Sedangkan gunung Perahu seperti telah disinggung di atas adalah Lebak Cawéné. Sedangkan tempuran adalah pertemuan dua sungai di muara yang biasanya digunakan untuk tempat bertirakat ”kungkum” bagi orang Jawa. Namun di sini tempuran bermakna ”watu gilang” sebagai tempat pertemuan alam fisik dan alam gaib. Dalam budaya spiritual Jawa keberadaan watu gilang sangat lekat dengan eksistensi seorang raja. Insya Allah.. Pemimpin tersebut akan mampu memimpin Nusantara ini dengan baik, adil dan membawa kepada kesejahteraan rakyat, serta menjadikan Nusantara sebagai ”barometer dunia” (istilah Bung Karno : ”Negara Mercusuar”).
Bait-bait Terakhir Ramalan Joyoboyo
Dalam bait-bait terakhir ramalan Joyoboyo digambarkan suasana negara yang kacau penuh carut marut serta terjadi kerusakan moral yang luar biasa. Namun dengan adanya fenomena tersebut kemudian digambarkan munculnya seseorang yang arif dan bijaksana yang mampu mengatasi keadaan. Berikut adalah cuplikan bait-bait tersebut yang menggambarkan ciri-ciri atau karakter seseorang itu :
selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu; bakal ana dewa ngejawantah; apengawak manungsa; apasurya padha bethara Kresna; awatak Baladewa; agegaman trisula wedha; jinejer wolak-waliking zaman; …
Artinya :
selambat-lambatnya kelak menjelang tutup tahun (sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu); akan ada dewa tampil; berbadan manusia; berparas seperti Batara Kresna; berwatak seperti Baladewa; bersenjata trisula wedha; tanda datangnya perubahan zaman; …
…; iku tandane putra Bethara Indra wus katon; tumeka ing arcapada ambebantu wong Jawa
Artinya :
…; itulah tanda putra Batara Indra sudah nampak; datang di bumi untuk membantu orang Jawa
…; bala prewangan makhluk halus padha baris, pada rebut benere garis; tan kasat mata, tan arupa; sing madhegani putrane Bethara Indra; agegaman trisula wedha; momongane padha dadi nayaka perang perange tanpa bala; sakti mandraguna tanpa aji-aji
Artinya :
…; pasukan makhluk halus sama-sama berbaris, berebut garis yang benar, tak kelihatan, tak berbentuk; yang memimpin adalah putra Batara Indra, bersenjatakan trisula wedha; para asuhannya menjadi perwira perang; jika berperang tanpa pasukan; sakti mandraguna tanpa azimat
apeparap pangeraning prang; tan pokro anggoning nyandhang; ning iya bisa nyembadani ruwet rentenging wong sakpirang-pirang; …
Artinya :
bergelar pangeran perang; kelihatan berpakaian kurang pantas; namun dapat mengatasi keruwetan banyak orang; …
idune idu geni; sabdane malati; sing mbregendhul mesti mati; ora tuwo, enom padha dene bayi; wong ora ndayani nyuwun apa bae mesthi sembada; garis sabda ora gentalan dina; beja-bejane sing yakin lan tuhu setya sabdanira; tan karsa sinuyudan wong sak tanah Jawa; nanging inung pilih-pilih sapa
Artinya :
ludahnya ludah api, sabdanya sakti (terbukti), yang membantah pasti mati; orang tua, muda maupun bayi; orang yang tidak berdaya minta apa saja pasti terpenuhi; garis sabdanya tidak akan lama; beruntunglah bagi yang yakin dan percaya serta mentaati sabdanya; tidak mau dihormati orang se tanah Jawa; tetapi hanya memilih beberapa saja
waskita pindha dewa; bisa nyumurupi lahire mbahira, buyutira, canggahira; pindha lahir bareng sadina; ora bisa diapusi marga bisa maca ati; wasis, wegig, waskita; ngerti sakdurunge winarah; bisa pirsa mbah-mbahira; angawuningani jantraning zaman Jawa; ngerti garise siji-sijining umat; Tan kewran sasuruping zaman
Artinya :
pandai meramal seperti dewa; dapat mengetahui lahirnya kakek, buyut dan canggah anda; seolah-olah lahir di waktu yang sama; tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati; bijak, cermat dan sakti; mengerti sebelum sesuatu terjadi; mengetahui leluhur anda; memahami putaran roda zaman Jawa; mengerti garis hidup setiap umat; tidak khawatir tertelan zaman
ing ngarsa Begawan; dudu pandhita sinebut pandhita; dudu dewa sinebut dewa; kaya dene manungsa; …
Artinya :
di hadapan Begawan; bukan pendeta disebut pendeta; bukan dewa disebut dewa; namun manusia biasa; …
iki dalan kanggo sing eling lan waspada; ing zaman kalabendu Jawa; aja nglarang dalem ngleluri wong apengawak dewa; cures ludhes saka braja jelma kumara; aja-aja kleru pandhita samusana; larinen pandhita asenjata trisula wedha; iku hiya pinaringaning dewa
Artinya :
Inilah jalan bagi yang ingat dan waspada; pada zaman kalabendu Jawa; jangan melarang dalam menghormati orang berupa dewa; yang menghalangi akan sirna seluruh keluarga; jangan keliru mencari dewa; carilah dewa bersenjata trisula wedha; itulah pemberian dewa
nglurug tanpa bala; yen menang tan ngasorake liyan; para kawula padha suka-suka; marga adiling pangeran wus teka; ratune nyembah kawula; angagem trisula wedha; para pandhita hiya padha muja; hiya iku momongane kaki Sabdopalon; sing wis adu wirang nanging kondhang; genaha kacetha kanthi njingglang; nora ana wong ngresula kurang; hiya iku tandane kalabendu wis minger; centi wektu jejering kalamukti; andayani indering jagad raya; padha asung bhekti
Artinya :
Menyerang tanpa pasukan; bila menang tak menghina yang lain; rakyat bersuka ria; karena keadilan Yang Kuasa telah tiba; raja menyembah rakyat; bersenjatakan trisula wedha; para pendeta juga pada memuja; itulah asuhannya Sabdopalon; yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur; segalanya tampak terang benderang; tak ada yang mengeluh kekurangan; itulah tanda zaman kalabendu telah usai; berganti zaman penuh kemuliaan; memperkokoh tatanan jagad raya; semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi
Sampai di sini kita akan dapat mulai memahami siapakah yang dikatakan oleh Prabu Joyoboyo dengan istilah “Putra Betara Indra” itu ? Bait-bait tersebut telah mengurai secara rinci tentang ciri-ciri dan karakter orang tersebut. Putra Betara Indra tidak lain dan tidak bukan adalah Waliyullah (aulia) yang. Perlambang paras Kresna dan watak Baladewa bermakna satria pinandhita. Karena hakekat dua bersaudara Kresna dan Baladewa (Krishna Balarama) melambangkan kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Dimana Kresna melambangkan pencipta, sedangkan Baladewa melambangkan potensi kreativitasnya. Dua bersaudara Kresna dan Baladewa menghabiskan masa kanak-kanaknya sebagai penggembala sapi. Dengan hakekat ini setidaknya kita dapat meraba bahwa Putra Betara Indra adalah juga “Budak Angon” (Anak Gembala) yang telah dikatakan oleh Prabu Siliwangi di dalam Wangsit Siliwangi.
Ramalan Satrio Piningit Ronggowarsito
Di dalam ramalan Ronggowarsito dipaparkan ada tujuh Satrio Piningit yang akan muncul sebagai tokoh yang di kemudian hari akan memerintah atau memimpin wilayah seluas wilayah “bekas” kerajaan Majapahit, yaitu : Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput Sumelo Atur, Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Hamong Tuwuh, Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu. Berkenaan dengan itu, banyak kalangan yang kemudian mencoba menafsirkan ke-tujuh Satrio Piningit itu adalah sebagai berikut :
1. SATRIO KINUNJORO MURWO KUNCORO.
Tokoh pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu keterpenjaraan dan akan kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor diseluruh jagad (Murwo Kuncoro). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia yang juga Pemimpin Besar Revolusi dan pemimpin Rezim Orde Lama. Berkuasa tahun 1945-1967.
2. SATRIO MUKTI WIBOWO KESANDUNG KESAMPAR.
Tokoh pemimpin yang berharta dunia (Mukti) juga berwibawa/ditakuti (Wibowo), namun akan mengalami suatu keadaan selalu dipersalahkan, serba buruk dan juga selalu dikaitkan dengan segala keburukan / kesalahan (Kesandung Kesampar). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden Kedua Republik Indonesia dan pemimpin Rezim Orde Baru yang ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998.
3. SATRIO JINUMPUT SUMELA ATUR.
Tokoh pemimpin yang diangkat/terpungut (Jinumput) akan tetapi hanya dalam masa jeda atau transisi atau sekedar menyelingi saja (Sumela Atur). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai BJ Habibie, Presiden Ketiga Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1998-1999.
4. SATRIO LELONO TAPA NGRAME.
Tokoh pemimpin yang suka mengembara / keliling dunia (Lelono) akan tetapi dia juga seseorang yang mempunyai tingkat kejiwaan Religius yang cukup / Rohaniawan (Tapa Ngrame). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai KH. Abdurrahman Wahid, Presiden Keempat Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1999-2000.
5. SATRIO PININGIT HAMONG TUWUH.
Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong Tuwuh). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik Indonesia. Berkuasa tahun 2000-2004.
6. SATRIO BOYONG PAMBUKANING GAPURO.
Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (Boyong) dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju tercapainya zaman keemasan (Pambukaning Gapuro). Banyak pihak yang menyakini tafsir dari tokoh yang dimaksud ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Ia akan selamat memimpin bangsa ini dengan baik manakala mau dan mampu mensinergikan dengan kekuatan Sang Satria Piningit atau setidaknya dengan seorang spiritualis sejati satria piningit yang hanya memikirkan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga gerbang mercusuar dunia akan mulai terkuak. Mengandalkan para birokrat dan teknokrat saja tak akan mampu menyelenggarakan pemerintahan dengan baik. Ancaman bencana alam, disintegrasi bangsa dan anarkhisme seiring prahara yang terus terjadi akan memandulkan kebijakan yang diambil.
7. SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU.
Tokoh pemimpin yang amat sangat Religius sampai-sampai digambarkan bagaikan seorang Resi Begawan (Pinandito) dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum / petunjuk Allah SWT (Sinisihan Wahyu). Dengan selalu bersandar hanya kepada Allah SWT, Insya Allah, bangsa ini akan mencapai zaman keemasan yang sejati.
Selain masing-masing satrio itu menjadi ciri-ciri dari masing-masing pemimpin NKRI pada setiap masanya, ternyata tujuh satrio piningit itu melambangkan tujuh sifat yang menyatu di dalam diri seorang pandhita yang telah kita tahu adalah Putra Betara Indra yang juga Budak Angon seperti telah diungkap di atas. Berikut ini adalah sifat-sifat “Satrio Piningit” sejati apa yang telah ditulis oleh R.Ng. Ronggowarsito :
* Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro
Melambangkan orang yang sepanjang hidupnya terpenjara namun namanya harum mewangi. Sifat ini hanya dimiliki oleh orang yang telah menguasai Artadaya (ma’rifat sebenar-benar ma’rifat). Diberikan anugerah kewaskitaan atau kesaktian oleh Allah SWT, namun tidak pernah menampakkan kesaktiannya itu. Jadi sifat ini melambangkan orang berilmu yang amat sangat tawadhu’.
* Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar
Melambangkan orang yang kaya akan ilmu dan berwibawa, namun hidupnya kesandung kesampar, artinya penderitaan dan pengorbanan telah menjadi teman hidupnya yang setia. Tidak terkecuali fitnah dan caci maki selalu menyertainya. Semua itu dihadapinya dengan penuh kesabaran, ikhlas dan tawakal.
* Satrio Jinumput Sumelo Atur
Melambangkan orang yang terpilih oleh Allah SWT guna melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjalankan missi-Nya. Hal ini dibuktikan dengan pemberian anugerah-Nya berupa ilmu laduni kepada orang tersebut.
Satrio Lelono Topo Ngrame
melambangkan orang yang sepanjang hidupnya melakukan perjalanan spiritual dengan melakukan tasawuf hidup (tapaning ngaurip). Bersikap zuhud dan selalu membantu (tetulung) kepada orang-orang yang dirundung kesulitan dan kesusahan dalam hidupnya.
* Satrio Hamong Tuwuh
Melambangkan orang yang memiliki dan membawa kharisma leluhur suci serta memiliki tuah karena itu selalu mendapatkan pengayoman dan petunjuk dari Allah SWT. Dalam budaya Jawa orang tersebut biasanya ditandai dengan wasilah memegang pusaka tertentu sebagai perlambangnya.
Satrio Boyong Pambukaning Gapuro melambangkan orang yang melakukan hijrah dari suatu tempat ke tempat lain yang diberkahi Allah SWT atas petunjuk-Nya. Hakekat hijrah ini adalah sebagai perlambang diri menuju pada kesempurnaan hidup (kasampurnaning ngaurip). Dalam kaitan ini maka tempat yang ditunjuk itu adalah Lebak Cawéné = Gunung Perahu = Semarang Tembayat.
* Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu
Melambangkan orang yang memiliki enam sifat di atas. Sehingga orang tersebut digambarkan sebagai seorang pinandhita atau alim yang selalu mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Maka hakekat Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu adalah utusan Allah SWT atau bisa dikatakan seorang Aulia (waliyullah).
Serat Kalatidha Ronggowarsito
Guna memperlengkapi wacana kita tentang sifat dan karakter “Satrio Piningit” yang telah diurai di atas, ada baiknya kita cermati pula Serat Kalatidha karya Ronggowarsito yang tertuang dalam Serat Centhini jilid IV (karya Susuhunan Pakubuwono V) pada Pupuh 257 dan 258. Kutipan berikut ini menggambarkan situasi jaman yang terjadi dan akhirnya muncul sang Satrio Piningit yang dinanti :
Wong agunge padha jail kurang tutur, marma jeng pamasa, tanpa paramarteng dasih, dene datan ana wahyu kang sanyata.
Artinya :
Para pemimpinnya berhati jahil, bicaranya ngawur, tidak bisa dipercaya dan tidak ada wahyu yang sejati.
Keh wahyuning eblislanat kang tamurun, apangling kang jalma, dumrunuh salin sumalin, wong wadon kang sirna wiwirangira.
Artinya :
Wahyu yang turun adalah wahyu dari iblis dan sulit bagi kita untuk membedakannya, para wanitanya banyak yang kehilangan rasa malu.
Tanpa kangen mring mitra sadulur, tanna warta nyata, akeh wong mlarat mawarni, daya deye kalamun tyase nalangsa.
Artinya :
Rasa persaudaraan meluntur, tidak saling memberi berita dan banyak orang miskin beraneka macam yang sangat menyedihkan kehidupannya.
Krep paprangan, sujana kapontit nurut, durjana susila dadra andadi, akeh maling malandang marang ing marga.
Artinya :
Banyak peperangan yang melibatkan para penjahat, kejahatan / perampokan dan pemerkosaan makin menjadi-jadi dan banyak pencuri malang melintang di jalan-jalan.
Bandhol tulus, mendhosol rinamu puguh, krep grahana surya, kalawan grahana sasi, jawah lindhu gelap cleret warsa.
Artinya :
Alampun ikut terpengaruh dengan banyak terjadi gerhana matahari dan bulan, hujan abu dan gempa bumi.
Prahara gung, salah mangsa dresing surur, agung prang rusuhan, mungsuhe boya katawis, tangeh lamun tentreming wardaya.
Artinya :
Angin ribut dan salah musim, banyak terjadi kerusuhan seperti perang yang tidak ketahuan mana musuhnya yang menyebabkan tidak mungkin ada rasa tenteram di hati.
Dalajading praja kawuryan wus suwung, lebur pangreh tata, karana tanpa palupi, pan wus tilar silastuti titi tata.
Artinya :
Kewibawaan negara tidak ada lagi, semua tata tertib, keamanan, dan aturan telah ditinggalkan.
Pra sujana, sarjana satemah kelu, klulun Kalathida, tidhem tandhaning dumadi, hardayengrat dening karoban rubeda.
Artinya :
Para penjahat maupun para pemimpin tidak sadar apa yang diperbuat dan selalu menimbulkan masalah / kesulitan.
Sitipati, nareprabu utamestu, papatih nindhita, pra nayaka tyas basuki, panekare becik-becik cakrak-cakrak.
Artinya :
Para pemimpin mengatakan seolah-olah bahwa semua berjalan dengan baik padahal hanya sekedar menutupi keadaan yang jelek.
Nging tan dadya, paliyasing Kalabendu, mandar sangking dadra, rubeda angrubedi, beda-beda hardaning wong sanagara.
Artinya :
Yang menjadi pertanda zaman Kalabendu, makin lama makin menjadi kesulitan yang sangat, dan berbeda-beda tingkah laku / pendapat orang se-negara.
Katatangi tangising mardawa-lagu, kwilet tays duhkita, kataman ring reh wirangi, dening angupaya sandi samurana.
Artinya :
Disertai dengan tangis dan kedukaan yang mendalam, walaupun kemungkinan dicemooh, mencoba untuk melihat tanda-tanda yang tersembunyi dalam peristiwa ini.
Ing Paniti sastra wawarah, sung pemut, ing zaman musibat, wong ambeg jatmika kontit, kang mangkono yen niteni lamampahan.
Artinya :
Memberikan peringatan pada zaman yang kalut dengan bijaksana, begitu agar kejadiannya / yang akan terjadi bisa jadi peringatan.
Nawung krida, kang menangi jaman gemblung, iya jaman edan, ewuh aya kang pambudi, yen meluwa edan yekti nora tahan.
Artinya :
Untuk dibuktikan, akan mengalami jaman gila, yaitu zaman edan, sulit untuk mengambil sikap, apabila ikut gila/edan tidak tahan.
Yen tan melu, anglakoni wus tartamtu, boya keduman, melik kalling donya iki, satemahe kaliren wekasane.
Artinya :
Apabila tidak ikut menjalani, tidak kebagian untuk memiliki harta benda, yang akhirnya bisa kelaparan.
Wus dilalah, karsane kang Among tuwuh, kang lali kabegjan, ananging sayektineki, luwih begja kang eling lawan waspada.
Artinya :
Sudah kepastian, atas kehendak Allah SWT, yang lupa untuk mengejar keberuntungan, tapi yang sebetulnya, lebih beruntung yang tetap ingat dan waspada (dalam perbuatan berbudi baik dan luhur).
Saka marmaning Hayang Sukma, jaman Kalabendu sirna, sinalinan jamanira, mulyaning jenengan nata, ing kono raharjanira, karaton ing tanah Jawa, mamalaning bumi sirna, sirep dur angkaramurka.
Artinya :
Atas izin Allah SWT, zaman Kalabendu hilang, berganti zaman dimana tanah Jawa/Indonesia menjadi makmur, hilang kutukan bumi dan angkara murkapun mereda.
Marga sinapih rawuhnya, nata ginaib sanyata, wiji wijiling utama, ingaranan naranata, kang kapisan karanya, adenge tanpa sarana, nagdam makduming srinata, sonya rutikedatonnya.
Artinya :
Kedatangan pemimpin baru tidak terduga, seperti muncul secara gaib, yang mempunyai sifat-sifat utama.
Lire sepi tanpa srana, ora ana kara-kara, duk masih keneker Sukma, kasampar kasandhung rata, keh wong katambehan ika, karsaning Sukma kinarya, salin alamnya, jumeneng sri pandhita.
Artinya :
Datangnya tanpa sarana apa-apa, tidak pernah menonjol sebelumnya, pada saat masih muda, banyak mengalami halangan dalam hidupnya, yang oleh izin Allah SWT, akan menjadi pemimpin yang berbudi luhur.
Luwih adil paraarta, lumuh maring branaarta, nama Sultan Erucakra, tanpa sangakan rawuhira, tan ngadu bala manungsa, mung sirollah prajuritnya, tungguling dhikir kewala, mungsuh rerep sirep sirna.
Artinya :
Mempunyai sifat adil, tidak tertarik dengan harta benda, bernama Sultan Erucakra (pemimpin yang memiliki wahyu), tidak ketahuan asal kedatangannya, tidak mengandalkan bala bantuan manusia, hanya sirullah prajuritnya (pasukan Allah) dan senjatanya adalah se-mata2 dzikir, musuh semua bisa dikalahkan.
Tumpes tapis tan na mangga, krana panjenengan nata, amrih kartaning nagara, harjaning jagat sadaya, dhahare jroning sawarsa, denwangeni katahhira, pitung reyal ika, tan karsa lamun luwiha.
Artinya :
Semua musuhnya dimusnahkan oleh sang pemimpin demi kesejahteraan negara, dan kemakmuran semuanya, hidupnya sederhana, tidak mau melebihi, penghasilan yang diterima.
Bumi sakjung pajegira, amung sadinar sawarsa, sawah sewu pametunya, suwang ing dalem sadina, wus resik nir apa-apa, marmaning wong cilik samya, ayem enake tysira, dene murah sandhang teda.
Artinya :
Pajak orang kecil sangat rendah nilainya, orang kecil hidup tentram, murah sandang dan pangan.
Tan na dursila durjana, padha martobat nalangas, wedi willating nata, adil asing paramarta, bumi pethik akukutha, parek lan kali Katangga, ing sajroning bubak wana, penjenenganin sang nata.
Artinya :
Tidak ada penjahat, semuanya sudah bertobat, takut dengan kewibawaan sang pemimpin yang sangat adil dan bijaksana.
Dari gambaran yang tertulis di dalam Serat Kalatidha di atas, maka kita akan mendapatkan gambaran yang sama dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Percaya atau tidak, kenyataannya semua yang telah digambarkan para leluhur nusantara ini telah terjadi dan sedang berlangsung serta insya allah akan terjadi, baik lambat ataupun cepat. Karena apa yang telah dituangkan para leluhur kita dalam bentuk karya sastra adalah hasil “olah batin” ataupun “perjalanan spiritual” beliau-beliau di dalam menangkap lambang-lambang-Nya di alam nyata maupun gaib. Inilah yang diistilahkan dalam kawruh jawa sebagai Sastrajendra Hayuningrat.
(sastra tanpa wujud – papan tanpa tulis, tulis tanpa papan). Sehingga dalam mengungkapkannya penuh dengan perlambang (pasemon ataupun sanepan). Semuanya hanya ingin mengingatkan kita anak cucu leluhur nusantara ini untuk senantiasa Eling dan Waspada.
Menelisik Misteri Sabdo Palon
Dalam upaya menelisik misteri siapa sejatinya Sabdo Palon, saya mengawali dengan mengkaji Serat Darmagandhul dan ramalan Sabdo Palon. Di sini tidak akan dipersoalkan siapa yang membuat karya-karya tersebut untuk tidak menimbulkan banyak perdebatan. Karena penjelasan secara akal penalaran amatlah rumit, namun dengan pendekatan spiritual dapatlah ditarik benang merahnya yang akan membawa kepada satu titik terang. Dan akhirnyapun dapat dirunut secara logika historis.
Menarik memang di dalam mencari jawab tentang siapakah Sabdo Palon ? Karena kata ”Sabdo Palon Noyo Genggong” sebagai penasehat spiritual Prabu Brawijaya V ( memerintah tahun 1453 – 1478 ) tidak hanya dapat ditemui di dalam Serat Darmagandhul saja, namun di dalam bait-bait terakhir ramalan Joyoboyo ( 1135 – 1157 ) juga telah disebut-sebut, yaitu bait 164 dan 173 yang menggambarkan tentang sosok Putra Betara Indra sbb :
…; Mumpuni sakabehing laku; nugel tanah Jawa kaping pindho; ngerahake jin setan; kumara prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyo kinen ambantu manungso Jawa padha asesanti trisula weda; landhepe triniji suci; bener, jejeg, jujur; kadherekake Sabdopalon lan Noyogenggong.
Artinya :
…; Menguasai seluruh ajaran (ngelmu); memotong tanah Jawa kedua kali; mengerahkan jin dan setan; seluruh makhluk halus berada di bawah perintahnya bersatu padu membantu manusia Jawa berpedoman pada trisula weda; tajamnya tri tunggal nan suci; benar, lurus, jujur; didampingi Sabdopalon dan Noyogenggong.
Nglurug tanpa bala; yen menang tan ngasorake liyan; para kawula padha suka-suka; marga adiling pangeran wus teka; ratune nyembah kawula; angagem trisula wedha; para pandhita hiya padha muja; hiya iku momongane kaki Sabdopalon; sing wis adu wirang nanging kondhang; genaha kacetha kanthi njingglang; nora ana wong ngresula kurang; hiya iku tandane kalabendu wis minger; centi wektu jejering kalamukti; andayani indering jagad raya; padha asung bhekti.
Artinya :
Menyerang tanpa pasukan; bila menang tak menghina yang lain; rakyat bersuka ria; karena keadilan Yang Kuasa telah tiba; raja menyembah rakyat; bersenjatakan trisula wedha; para pendeta juga pada memuja; itulah asuhannya Sabdopalon; yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur; segalanya tampak terang benderang; tak ada yang mengeluh kekurangan; itulah tanda zaman kalabendu telah usai; berganti zaman penuh kemuliaan; memperkokoh tatanan jagad raya; semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi.
Serat Darmagandhul
Memahami Serat Darmagandhul dan karya-karya leluhur kita dibutuhkan kearifan dan toleransi yang tinggi, karena mengandung nilai kawruh Jawa yang sangat tinggi. Jika belum matang beragama maka akan muncul sentimen terhadap agama lain. Tentu ini tidak kita kehendaki. Tiada maksud lain dari saya kecuali hanya ingin mengungkap fakta dan membedah warisan leluhur dari pendekatan spiritual dan historis.
Dalam serat Darmagandhul ini saya hanya ingin menyoroti ucapan-ucapan berikut ini :
”Paduka sampun kêlajêng kêlorob, karsa dados jawan, irib-iriban, rêmên manut nunut-nunut, tanpa guna kula êmong, kula wirang dhatêng bumi langit, wirang momong tiyang cabluk, kula badhe pados momongan ingkang mripat satunggal, botên rêmên momong paduka. … Manawi paduka botên pitados, kang kasêbut ing pikêkah Jawi, nama Manik Maya, punika kula, ingkang jasa kawah wedang sanginggiling rêdi rêdi Mahmeru punika sadaya kula, …”
Artinya :
”Paduka sudah terlanjur terperosok, mau jadi orang jawan (kehilangan jawa-nya), kearab-araban, hanya ikut-ikutan, tidak ada gunanya saya asuh, saya malu kepada bumi dan langit, malu mengasuh orang tolol, saya mau mencari asuhan yang bermata satu (memiliki prinsip/aqidah yang kuat), tidak senang mengasuh paduka. … Kalau paduka tidak percaya, yang disebut dalam ajaran Jawa, nama Manik Maya itu saya, yang membuat kawah air panas di atas gunung itu semua adalah saya, …”
Dalam ucapan ini pula Sabdo Palon menegaskan bahwa dirinyalah sebenarnya yang dikatakan dalam kawruh Jawa dengan apa yang dikenal sebagai ”Manik Maya” atau hakekat ”Semar”.
”Sabdapalon matur yen arêp misah, barêng didangu lungane mênyang ngêndi, ature ora lunga, nanging ora manggon ing kono, mung nêtêpi jênênge Sêmar, nglimputi salire wujud, anglela kalingan padhang. …..”
Artinya :
”Sabdo Palon menyatakan akan berpisah, begitu ditanya perginya kemana, jawabnya tidak pergi, akan tetapi tidak bertempat di situ, hanya menetapkan namanya Semar, yang meliputi segala wujud, membuatnya samar. …..”
Sekali lagi dalam ucapan ini Sabdo Palon menegaskan bahwa dirinyalah yang bernama Semar. Bagi orang Jawa yang berpegang pada kawruh Jawa pastilah memahami tentang apa dan bagaimana Semar. Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa Semar adalah merupakan utusan gaib Gusti Kang Murbeng Dumadi (Tuhan Yang Maha Kuasa) untuk melaksanakan tugas agar manusia selalu menyembah dan bertaqwa kepada Tuhan, selalu bersyukur dan eling serta berjalan pada jalan kebaikan. Sebelum manusia mengenal agama, keberadaan Semar telah ada di muka bumi. Beliau mendapat tugas khusus dari Gusti Kang Murbeng Dumadi untuk menjaga dan memelihara bumi Nusantara khususnya, dan jagad raya pada umumnya.
Perhatikan ungkapan Sabdo Palon berikut ini :
Di kalangan spiritualis Jawa pada umumnya, keberadaan Semar diyakini berupa ”suara tanpa rupa”. Namun secara khusus bagi yang memahami lebih dalam lagi, keberadaan Semar diyakini dengan istilah “mencolo putro, mencolo putri”, artinya dapat mewujud dan menyamar sebagai manusia biasa dalam wujud berlainan di setiap masa. Namun dalam perwujudannya sebagai manusia tetap mencirikan karakter Semar sebagai sosok “Begawan atau Pandhita”. Hal ini dapat dipahami karena dalam kawruh Jawa dikenal adanya konsep “menitis” dan “Cokro Manggilingan”.
Dari apa yang telah disinggung di atas, kita telah sedikit memahami bahwa Sabdo Palon sebagai pembimbing spiritual (ponokawan) Prabu Brawijaya merupakan sosok Semar yang nyata. Menurut Sabdo Palon dalam ungkapannya dikatakan :
”…, paduka punapa kêkilapan dhatêng nama kula Sabdapalon? Sabda têgêsipun pamuwus, Palon: pikukuh kandhang. Naya têgêsipun ulat, Genggong: langgêng botên ewah. Dados wicantên-kula punika, kenging kangge pikêkah ulat pasêmoning tanah Jawi, langgêng salaminipun.”
Artinya :
”…, apakah paduka lupa terhadap nama saya Sabdo Palon? Sabda artinya kata-kata, Palon adalah kayu pengancing kandang, Naya artinya pandangan, Genggong artinya langgeng tidak berubah. Jadi ucapan hamba itu berlaku sebagai pedoman hidup di tanah Jawa, langgeng selamanya.”
Seperti halnya Semar telah banyak dikenal sebagai pamomong sejati yang selalu mengingatkan bilamana yang di”emong”nya salah jalan, salah berpikir atau salah dalam perbuatan, terlebih apabila melanggar ketentuan-ketentuan Tuhan Yang Maha Esa. Semar selalu memberikan piwulangnya untuk bagaimana berbudi pekerti luhur selagi hidup di dunia fana ini sebagai bekal untuk perjalanan panjang berikutnya nanti.
Jadi Semar merupakan pamomong yang ”tut wuri handayani”, menjadi tempat bertanya karena pengetahuan dan kemampuannya sangat luas, serta memiliki sifat yang bijaksana dan rendah hati juga waskitho (ngerti sakdurunge winarah). Semua yang disabdakan Semar tidak pernah berupa ”perintah untuk melakukan” tetapi lebih kepada ”bagaimana sebaiknya melakukan”. Semua keputusan yang akan diambil diserahkan semuanya kepada ”majikan”nya. Semar atau Kaki Semar sendiri memiliki 110 nama, diantaranya adalah Ki Sabdopalon, Sang Hyang Ismoyo, Ki Bodronoyo, dan lain-lain.
Di dalam Serat Darmogandhul diceritakan episode perpisahan antara Sabdo Palon dengan Prabu Brawijaya karena perbedaan prinsip. Sebelum berpisah Sabdo Palon menyatakan kekecewaannya dengan sabda-sabda yang mengandung prediksi tentang sosok masa depan yang diharapkannya.
Berikut ungkapan :
”….. Sang Prabu diaturi ngyêktosi, ing besuk yen ana wong Jawa ajênêng tuwa, agêgaman kawruh, iya iku sing diêmong Sabdapalon, wong jawan arêp diwulang wêruha marang bênêr luput.”
Artinya :
”….. Sang Prabu diminta memahami, suatu saat nanti kalau ada orang Jawa menggunakan nama tua (sepuh), berpegang pada kawruh Jawa, yaitulah yang diasuh oleh Sabda Palon, orang Jawan (yang telah kehilangan Jawa-nya) akan diajarkan agar bisa melihat benar salahnya.”
Dari ungkapan di atas Sabdo Palon mengingatkan Prabu Brawijaya bahwa suatu ketika nanti akan ada orang Jawa yang memahami kawruh Jawa (tiyang Jawi) yang akan memimpin bumi nusantara ini. Hal ini menyiratkan adanya dua sosok di dalam ungkapan Sabdo Palon tersebut yang merupakan sabda prediksi di masa mendatang, yaitu pemimpin yang diharapkan dan pembimbing spiritual (seorang pandhita).
Ramalan Sabdo Palon
Sanget-sangeting sangsara, Kang tuwuh ing tanah Jawi, Sinengkalan tahunira, Lawon Sapta Ngesthi Aji, Upami nyabrang kali, Prapteng tengah-tengahipun, Kaline banjir bandhang, Jerone ngelebne jalmi, Kathah sirna manungsa prapteng pralaya.
Artinya :
Kelak waktunya paling sengsara di tanah Jawa ini pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji. Umpama seorang menyeberang sungai sudah datang di tengah-tengah. Tiba-tiba sungainya banjir besar, dalamnya menghanyutkan manusia sehingga banyak yang meninggal dunia.
Bebaya ingkang tumeka, Warata sa Tanah Jawi, Ginawe kang paring gesang, Tan kenging dipun singgahi, Wit ing donya puniki, Wonten ing sakwasanipun, Sedaya pra Jawata, Kinarya amertandhani, Jagad iki yekti ana kang akarya.
Artinya :
Bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak mungkin dipungkiri lagi. Sebab dunia ini ada ditanganNya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa sebenarnya dunia ini ada yang membuatnya.
Dari bait-bait di atas dapatlah kita memahami bahwa Sabdo Palon menyatakan kembali ke asal mulanya. Perlu kita tahu bahwa Semar adalah wujud manusia biasa titisan dewa Sang Hyang Ismoyo. Jadi ketika itu Sabdo Palon berencana untuk kembali ke asal mulanya adalah alam kahyangan (alam dewa-dewa), kembali sebagai wujud dewa, Sang Hyang Ismoyo. Diungkapkannya tanda utama itu adalah muntahnya lahar gunung Merapi ke arah barat daya. Baunya tidak sedap. Dan juga kemudian diikuti bencana-bencana lainnya.
KESIMPULAN
”Jadi yang dikatakan “Putra Betara Indra” oleh Joyoboyo, “Budak Angon” oleh Prabu Siliwangi, dan “Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu” oleh Ronggowarsito itu, tidak lain dan tidak bukan adalah Sabdo Palon, yang sejatinya adalah Dang Hyang Nirartha/ Mpu Dwijendra/ Pedanda Sakti Wawu Rawuh/ Tuan Semeru.
Pertanyaannya sekarang adalah: Ada dimanakah beliau saat ini kalau dari tanda-tanda yang telah nampak dikatakan bahwa Sabdo Palon telah datang ? Tentu saja sangat tidak etis untuk menjawab secara vulgar persoalan ini. Sangat sensitif. Karena ini adalah wilayah para kasepuhan suci, waskito, ma’rifat dan mukasyafah saja yang dapat menjumpai dan membuktikan kebenarannya. Dimensi spiritual sangatlah pelik dan rumit. Sabdo Palon yang telah menitis kepada ”seseorang” itu yang jelas memiliki karakter 7 (tujuh) satrio seperti yang telah diungkapkan oleh R.Ng. Ronggowarsito, dan juga memiliki karakter Putra Betara Indra seperti yang diungkapkan oleh Joyoboyo.
Dapatlah dikatakan bahwa : Putra Betara Indra = Budak Angon = Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu seperti yang telah dikatakan oleh para leluhur nusantara di atas adalah sosok yang diharap-harapkan rakyat nusantara selama ini, yaitu sosok yang dikenal dengan nama ”SATRIO PININGIT”. Banyak pendapat yang berkembang di masyarakat luas selama ini dalam memandang dan memahami isitilah ”Satrio Piningit”. Pemahamannya tentu bertingkat-tingkat sesuai dengan kapasitas keilmuan masing-masing orang.
Satrio Piningit yang telah menjadi mitos selama perjalanan sejarah bangsa ini memunculkan misteri tersendiri. Ia merupakan perbendaharaan rahasia bumi dan langit yang teramat sulit ditembus oleh akal pikiran. Keberadaannya gaib namun nyata. Bahkan para winasis waskita pun belum tentu mampu menembus aura misterinya. Karena dalil yang berlaku seperti halnya dalam memandang Semar. Orang yang hatinya kotor dan masih diliputi dengan berbagai hawa nafsu akan sulit melihat Semar. Namun Semar dapat terlihat bagi orang yang hatinya bersih/suci dan melakoni tirakat (tapaning ngaurip/tasawuf hidup) sepanjang hidupnya. Hal ini mengisyaratkan bahwa tidak semua orang dapat menjumpainya. Semua akan terfilter secara alamiah. Atau dengan bahasa lain, jika seseorang telah mendapatkan hidayah Allah SWT maka dia dapat menjumpai Semar yang pada hakekatnya adalah pancaran Cahaya Ilahiah itu sendiri. Walaupun tidak menjumpainya namun daya-daya kehadirannya dapat dirasakan secara luas tanpa disadari. Fenomena ini dilambangkan dalam cerita pewayangan ketika ”Semar Ngejawantah” dan kemudian saatnya ”Semar Mbabar Diri” maka pecahlah peperangan ”Bharatayudha Jaya Binangun”. Perangnya kebaikan melawan keburukan. Di saat inilah kita di jagad nusantara ini sedang memasuki dan menjalani fase tersebut.
Hakekat Satrio Piningit menurut saya adalah sosok seorang ”Guru Sejati”. Sosok guru yang tidak menyebarkan ”ajaran ataupun agama baru” namun menebar kasih ke atas seluruh umat tanpa membedakan golongan, bangsa, suku, maupun agama atau kepercayaan. Bukan sekedar sosok Satrio Piningit atau Guru Sejati yang harus kita cari, akan tetapi yang sangat hakiki adalah ”Kebenaran Sejati” yang harus dicari atau ditembus di dalam dirinya. Maka dalam perjalanan tasawuf hal ini dikenal dengan dalil ”Man arofa nafsahu faqad arofa robbahu” (kenalilah dirimu sendiri sebelum mengenal Allah).
Jika memang mendapatkan ridho dan hidayah Allah, maka beruntung jika dapat menjumpainya. Setidaknya inilah jawaban dari apa yang telah diungkapkan berkaitan dengan misteri ”Semarang Tembayat” yang tertulis di dalam Serat Musarar Joyoboyo. Telah tiba saatnya Misteri Nusantara terkuak.
Putra Sang Fajar Muncul Di Ufuk Timur
Pembaca yang budiman, apa yang terpapar berupa tulisan-tulisan ini adalah murni merupakan hasil “input spiritual” atau bisa dikatakan sasmita/ilham/isyarah/warid, yang kemudian di-cross check (cek silang) dengan beberapa wasiat karya leluhur berkenaan. Untuk diketahui pula sebelumnya bahwa setiap “input spiritual” yang diterima penulis selalu disertai dengan turunnya ayat Al Qur’an dari kegaiban (berupa “bisikan” atau “bimbingan” dalam membuka kitab Al Qur’an) sebagai hakekat penjelasannya. Secara jujur, penulis bukanlah seorang ahli kitab ataupun Al Hafidz. Ayat-ayat Al Qur’an yang turun itulah yang senantiasa penulis jadikan pijakan utama dalam melakukan setiap “perjalanan spiritual” selama ini. “input spiritual” untuk menyuarakan semua ini yaitu QS Asy Syua’raa’ : 5 – 9 yang berbunyi :
”Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya. Sungguh mereka telah mendustakan (Al Qur’an), maka kelak akan datang kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokan. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.”
Dan juga QS An Nuur : 46 – 47 yang berbunyi :
”Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. Dan mereka berkata: ”Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.”
Fenomena spiritual itupun dibarengi dengan turunnya ayat Al Qur’an sebagai hakekat penjelasannya, yaitu QS Al Israa’ : 41 – 46, yang menyatakan :
”Dan sesungguhnya dalam Al Qur’an ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Katakanlah: ”Jika ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai Arasy.” Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. Dan apabila kamu membaca Al Qur’an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup, dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Qur’an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya.”
ayat yang menjelaskannya berupa QS An Nuur : 51 – 52 yang berbunyi :
”Sesungguhnya perkataan orang-orang mukmin, apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya supaya diputuskan perkara di antara mereka* ialah ucapan: ”Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.”
(*: Maksudnya: Di antara kaum muslimin dengan kaum muslimin dan antara kaum muslimin dengan yang bukan muslimin)
Dikatakan moment itu akan menandai kemunculan ”seseorang” itu dan sebagai forum pesaksian/pembuktian atas kebenarannya sebelum ”seseorang” itu mengemban amanah-amanah-Nya bagi kemaslahatan rakyat negeri ini.
Menurut kesaksian beberapa spiritualis telah “melihat” fenomena spiritual yang sama tentang kemunculan “Satria Pinandhita Sinisihan Wahyu” di tengah kita. Ya.. sinyal yang muncul menyiratkan bahwa “sosok Satrio Piningit” akan muncul. Sungguh sangat rumit untuk menjelaskannya bagi konsumsi akal penalaran. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah SWT berkehendak. Saat ini “Roda Cokro Manggilingan” tengah bergerak dan berputar. Walau secara kasat mata tidak terlihat, namun daya-dayanya akan terasa secara luas.
Tak perlu penasaran siapa sejatinya beliau. Karena beliau tersebut tidak akan muncul di permukaan sebelum missi yang dijalankannya paripurna. Missi tersebut berkenaan dengan “Persatuan Umat” dan untuk ingat kembali akan “Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa”. Jangan dibayangkan “beliau” akan harus berhadapan dengan jutaan umat di nusantara ini. Namun dalil yang berlaku pada “beliau” adalah : “Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake”.
Saat ini secara kegaiban “beliau” tengah berjalan dari Timur menuju Barat, meluruskan kembali apa yang salah diantara Majapahit dan Pajajaran, khususnya kejadian Perang Bubat. Karena secara spiritual terjadinya Perang Bubat bukanlah karena akal licik Gajah Mada untuk menaklukkan Pajajaran. Tetapi yang terjadi adalah kesalahpahaman karena Gajah Mada bersiasat untuk menghindarkan “perkawinan sedarah” yang membawa petaka/kutukan antara Dyah Pitaloka dengan Prabu Hayam Wuruk. Hakekatnya asal mula Majapahit (R. Wijaya) adalah dari trah Pajajaran (dulunya Kerajaan Sunda Galuh). Sehingga secara hakekat pula bahwa Pajajaran adalah “saudara tua” Majapahit. Dari penelusuran secara spiritual, Gajah Mada sebagai sosok yang misterius sejatinya adalah Rangga Gading (makam/petilasannya ada di Bogor).
Prinsipnya banyak hal yang perlu diluruskan berkenaan dengan sejarah nusantara ini. Karena kepentingan pihak-pihak tertentu pasca keruntuhan Majapahit, sampai dengan dekade ini banyak sejarah yang telah diputarbalikkan ataupun dibengkokkan. Secara empirik catatan atau bukti sejarah boleh hilang, namun di alam kegaiban catatan sejarah nusantara ini tidak dapat dihapus. Dan inilah peran kemunculan beliau “Satrio Piningit” untuk meluruskan apa yang salah di negeri ini. Jika secara kegaiban hal-hal yang salah dapat diluruskan, maka aura ini akan berpengaruh besar dalam kehidupan manusia di bumi. Tak salah kiranya kembali apa yang tertulis di dalam Wangsit Siliwangi :
“Dengarkan! Jaman akan berganti lagi, tapi nanti, setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi, Orang Sunda dipanggil-panggil, Orang Sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi, sebab berdiri ratu adil, ratu adil yang sejati.”
Hakekat spiritual yang tersirat adalah bahwa saat ini skenario Allah tengah berjalan. ”Pasukan Sirrullah” tengah bekerja memerangi kezaliman, kemunafikan dan keingkaran (kafir) di negeri ini. Sehingga secara kasat mata kita akan banyak menyaksikan berbagai macam bencana dan kejadian-kejadian di luar akal pikiran manusia sebagai hamba-Nya. Semuanya sudah sangat jelas. Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya. Semoga kita yang sadar akan semua fenomena yang terjadi ini menjadi hamba yang selalu Eling dan Waspada. Eling kepada leluhur dan senantiasa Eling kepada Allah Azza wa Jalla.
Membaca Kejadian Alam
Bencana demi bencana yang terjadi di bumi pertiwi ini sesungguhnya merupakan tanda peringatan keras Allah kepada bangsa ini yang secara khusus tertuju kepada elite pimpinan nasional baik ulama maupun umaro’nya. Untuk tidak mencari kambing hitam dari segala peristiwa yang terjadi, maka kita semua memahami akan dalil di dalam manajemen perusahaan (leadership) bahwa : ”Tidak ada bawahan yang salah. Yang ada adalah pimpinan yang salah.” Begitu pula dalam konteks negara sebagai sebuah perusahaan : ”Tidak ada rakyat yang salah, melainkan pemimpinnyalah yang salah.”
Untuk memahami tulisan ini dibutuhkan perenungan yang mendalam. Diawali dengan pemahaman bahwa di dalam hakekat kehidupan ini ”tidak ada yang namanya ‘Kebetulan’.” ‘Kebetulan’ yang terjadi hakekatnya adalah ketetapan yang telah ditetapkan-Nya. Manusia dengan akalnya yang terbatas hanya bisa saling berkomentar dan beranalisis dengan berbagai macam teori ilmu pengetahuan tentang suatu kejadian setelah kejadian itu terjadi. Sebuah bukti bahwa akal (penalaran) dan ilmu pengetahuan adalah nisbi. Menghadapi bencana yang terjadi, manusia tidak akan mampu mencegahnya melainkan hanya mampu menangani akibat-akibatnya. Sangatlah tidak arif dan bijak apabila setiap bencana yang terjadi ditanggapi dengan statement : ”Itu bukan kutukan dari Allah dan bisa dijelaskan secara ilmiah, serta janganlah dihubung-hubungkan dengan takhayul.” Pernyataan ini menggambarkan arogansi penalaran (berpikir ala barat) yang semakin menjauhkan diri dari Sang Khalik, dan akan selalu menjadi bumerang bagi kehidupan bangsa ini.
Dengan merenung dan berpikir kita akan menjadi mawas diri. Terlalu mengandalkan akal bisa menjadikan kita sesat dan ingkar. Lahir dan batin harus menyatu. Mari kita renungkan bersama ayat-ayat berikut ini :
”Katakanlah : ”Kabarkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan kamu serta menutup hati kamu? Siapakah Tuhan selain Allah yang mengembalikannya kepadamu?” Perhatikan bagaimana Kami memperlihatkan tanda-tanda kemudian mereka tetap berpaling.” (QS 6 : 46)
”Aku akan memalingkan daripada ayat-ayat-Ku orang-orang yang takabur di muka bumi tanpa alasan yang benar. Dan jika mereka melihat tiap-tiap ayat, mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka lalai daripadanya.” (QS 7 : 146)
Apakah selama ini kita pernah berpikir dan merenung mencari jawab atas bencana yang terjadi ? Mengapa tsunami yang banyak memakan korban jiwa (setara dengan korban bom atom Hiroshima – Nagasaki) harus terjadi di bumi Aceh (serambi Mekah)? Mengapa sampai saat ini kita masih dipusingkan dengan Flu Burung yang mewabah dan belum diketemukan obatnya ? Mengapa di saat yang lain terjadi KKN (kasus kesurupan nasional) di berbagai kota yang terjadi secara spontan dan beruntun di tempat-tempat pendidikan? Mengapa Merapi harus memuntahkan laharnya dan sempat membingungkan kita semua ? Mengapa gempa yang meluluh lantakkan pemukiman dan banyak memakan korban jiwa terjadi di Yogyakarta ? Mengapa terjadi bencana lumpur panas mengandung gas di Sidoarjo yang sampai saat ini belum bisa teratasi ? Dan deretan pertanyaan mengapa-mengapa yang lain. Rasa-rasanya satu bencana belum tuntas teratasi, muncul bencana-bencana yang lain. Apakah dengan rangkaian kejadian-kejadian itu masih tetap mengeraskan hati kita untuk tetap berdiri di atas arogansi akal ilmiah kita ? Terlebih lagi di saat kondisi sosial ekonomi negara ini sudah semakin terpuruk dan memburuk.
Dilihat dari perspektif spiritual, hakekat segala apa yang terjadi merupakan refleksi atau pantulan cermin dari bangsa ini yang diwakili oleh pemimpin bangsanya. Secara singkat dapatlah diurai hakekat dari bencana-bencana besar yang terjadi di bumi Nusantara ini. Tsunami Aceh yang telah memakan korban jiwa terbesar di bumi dimana telah diimplementasikan syariat Islam ini merupakan awal peringatan yang sangat keras, yang menyiratkan telah terjadi ”Pelanggaran Aqidah” pada bangsa ini. Fenomena kerasukan jin/setan merupakan gambaran apa yang terjadi pada bangsa ini. Setan-setan korupsi, kekuasaan, keserakahan, kriminal, dan lainnya telah merasuk pada sebagian besar anak negeri. Korban yang rata-rata perempuan melambangkan bahwa Ibu Pertiwi sedang marah, menjerit, menangis dan meronta menyaksikan apa yang terjadi pada bangsa ini. Ibu-ibu rumah tangga se-antero nusantara pun merasakan hal yang sama menghadapi tekanan sosial dan ekonomi saat ini. Tempat pendidikan melambangkan sindiran kepada kaum terdidik yang selalu mendewakan akal. Pabrik rokok ibarat kerajaan yang mengolah hasil bumi tembakau menjadi rokok sebagai komoditi terlaris melambangkan kejayaan yang berdiri di atas penderitaan buruh atau rakyat kecil. Rahmat Allah tidak dibagikan secara adil bagi kesejahteraan rakyat. Nampaknya, kita memang kurang bersyukur atas limpahan rahmat yang telah diberikan-Nya.
Aura panas ”wedhus gembel” tengah menyelimuti bangsa ini yang ditunjukkan dengan episode-episode ketidakpuasan yang menyulut emosi rakyat dalam berbagai konflik kepentingan. Potret ini dilambangkan dengan muntahnya lahar panas gunung Merapi. Sementara Merapi masih terus mengancam, secara sontak Yogyakarta sebagai simbol pusat budaya Kerajaan Mataram digoyang gempa yang meluluhlantakkan ribuan pemukiman dan banyak memakan korban jiwa. Secara hakekat peristiwa gempa Yogyakarta yang menghancurkan Bangsal Traju Emas (ruang penyimpanan pusaka keraton) dan Taman Sari (pemandian dan tempat pertemuan Raja dengan Kanjeng Ratu Kidul) menyiratkan memudarnya aura kerajaan sebagai simbol pemerintahan negeri ini.
Ketika bangsa ini masih disibukkan dalam mengatasi korban gempa Yogyakarta, kesibukan dan kepanikan baru muncul sebagai dampak meluapnya lumpur panas bercampur gas di Sidoarjo Jatim yang hingga kini belum dapat teratasi. Lepas dari kesalahan apa dan siapa penyebab kebocoran dalam eksplorasi sumber gas tersebut, bencana lumpur panas mengandung gas ini melambangkan kekotoran moral elite pemimpin bangsa ini yang membawa aura panas dan bau menyengat. Situasi ini berakibat rakyat kecil selalu menjadi korban.
Hubungan antara manusia dengan alam senantiasa berubah, seiring perkembangan teknologi, informasi, dan industrialisasi. Suku-suku di pedalaman, bahkan sampai saat ini masih melaksanakan ritual-ritual tertentu untuk bersahabat dengan alam. Mereka, mengambil kayu atau hasil bumi secukupnya. Alam tidak dieksploitasi sekehendak hatinya. Walaupun suku-suku primitif tersebut belum tersentuh ajaran agama formal, mereka telah memiliki kesadaran religius yang baik. Mereka mampu mengembangkan nalurinya bahwa merusak pohon atau membunuh binatang sembarangan akan mendatangkan bencana.
Kita sebagai bangsa kenyataannya telah kehilangan kearifan pada alam dan lingkungan. Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu kita akui secara jujur bahwa atas nama ”penalaran dan logika”, secara sadar atau tidak kita telah mengikis budaya warisan leluhur dalam mengarifi alam dan lingkungan. Teknologi ujung-ujungnya digunakan untuk menaklukkan alam. Manusia tidak lagi bergantung pada alam, namun malahan menguasai alam dengan dilandasi keserakahan.
Secara jujur pula perlu diakui, bangsa ini khususnya elite pimpinan nasional telah terjebak di alam materialisme yang penuh tipu daya dan menyesatkan. Alih-alih menyejahterakan rakyat. Yang terjadi hutang luar negeri-pun makin membumbung tinggi. Untuk membayar hutang dan bunganya. Sungguh merana anak cucu negeri ini dengan segala bebannya.
Nampaknya sebagian besar bangsa ini telah kehilangan adab. Adab kepada Allah Azza wa Jalla, juga adab kepada sesama manusia serta alam dan seluruh isinya. Pada masa ini Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa yang adiluhung sekedar menjadi slogan semata. Para elite pemimpin negeri ini hanya sibuk berkutat pada ranah politik dan upaya perbaikan ekonomi. Namun sangat ironis, pada kenyataannya kebijakan pemerintah seringkali menyengsarakan rakyatnya.
Betapa memprihatinkannya melihat potret situasi carut marut yang terjadi pada bangsa ini. Memang sudah sejak sekian lama bangsa ini sakit. Ibu Pertiwi tidak sekedar menangis dan bersedih, akan tetapi mulai menunjukkan angkaranya. Geram menyaksikan banyak penyimpangan akhlak yang dilakukan oleh anak negeri ini. Marah melihat polah tingkah anak bangsa yang makin jauh dari jiwa Pancasila sebagai Pandangan Hidup yang telah ditegakkan di bumi nusantara ini. Para elite pimpinan bangsa malah terkesan tidak memberikan teladan yang baik di mata rakyat.
Sejak jaman orba hingga saat ini yang dipertunjukkan hanyalah bagaimana memenuhi kepentingan diri dan kelompoknya. Jiwa nasionalisme yang seharusnya tertanam dalam dada seluruh rakyatnya seakan luruh hilang tak berbekas.
Pada akhirnya kita semua tidak tersadar bahwa bumi NKRI dimana kita berpijak telah berubah arti menjadi ”Negara Kapling Republik Indonesia” (?). Betapa tidak, aset-aset strategis dan berharga bumi ini telah jatuh ke tangan asing. Kita lihat di bumi Papua ada Freeport di sana. Caltex di Dumai. Di Sulawesi ada Newmont, dan masih banyak lagi. Bahkan akhirnya, Blok Cepu-pun jatuh ke tangan Exxon. Memprihatinkan memang. Belum lagi terhitung aktivitas bisnis illegal yang mengeruk aset bumi ini untuk kepentingan asing, baik perikanan, pertambangan, maupun kehutanan.
Sebagian besar bangsa ini makin jauh dari Sang Khalik. Agama hanya dijadikan stempel. Ibadah dilakukan sekedar formalitas belaka. Penghayatan agama belum diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seakan masing-masing terpisah berada pada sisi yang berbeda. Bahkan sebagian besar dari kita lupa, padahal sila ”Ketuhanan Yang Maha Esa” telah ditempatkan pada sila pertama, menjadi yang utama. Ini merupakan wujud kesadaran spiritual tertinggi the founding father’s bangsa ini dalam menempatkan Tuhan sebagai sentral Pandangan Hidup pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sudah saatnya bagi kita semua anak bangsa melakukan introspeksi dan bangkit menuju kesadaran bahwa kita sebagai makhluk ciptaan-Nya wajib memiliki rasa rumangsa lan pangrasa (menyadari) bahwa keberadaan di dunia ini sebagai hamba ciptaan Ilahi, yang mengemban tugas untuk selalu mengabdi hanya kepada-Nya. Dengan pengabdian yang hanya kepada-Nya itu, manusia wajib melaksanakan tugas amanah yang diemban, yaitu menjadi khalifah pembangun peradaban serta tatanan kehidupan di alam semesta ini, agar kehidupan umat manusia, makhluk hidup serta alam sekitarnya dapat tenteram, sejahtera, damai, aman sentosa, sehingga dapat menjadi wahana mencapai kebahagiaan abadi di alam akhirat kelak (Memayu hayu harjaning Bawana, Memayu hayu harjaning Jagad Traya, Nggayuh kasampurnaning hurip hing Alam Langgeng). Dengan sikap ketakwaan ini, semua manusia akan merasa sama, yaitu berorientasi serta merujukkan semua gerak langkah, serta sepak terjangnya, demi mencapai ridho Ilahi. Sikap takwa mendasari pembangunan watak, perilaku, serta akhlak manusia. Sedangkan akhlak manusia akan menentukan kualitas hidup dan kehidupan.
Bung Karno pernah menulis, mengingatkan kita pada sebuah seloka dari Ramayana karya pujangga Valmiki, mengenai cinta dan bakti kepada Janani Janmabhumi – yaitu agar setiap orang mencintai Tanah Airnya seperti ia mencintai ibu kandungnya sendiri. Dan cinta Bung Karno terhadap kosmos itu diawali dari Bumi tempat kakinya berpijak, bumi pertiwi Indonesia yang disapanya dengan takjub dan hormat sebagai ”Ibu.” Pancaran cinta dan kasih sayang yang murni akan dapat membuka pintu rahmat-Nya. Mencintai sesama berarti mencintai Tuhan, bahkan mencintai alam berarti mencintai Sang Pencipta.
Insya Allah dengan limpahan kasih sayang anak negeri ini akan membuat Ibu Pertiwi tersenyum sumringah. ”Ya Allah, jauhkan kami anak negeri ini dari seburuk-buruk makhluk-Mu sebagaimana firman-Mu.
Dengan ijin dan ridho Allah SWT, menjadi tugas kita di masa depan mewujudkan Indonesia Raya sebagai ”Negara Kaya Rahmat Ilahi” (NKRI) demi kesejahteraan seluruh rakyatnya. Insya Allah, dengan pendekatan spiritual murni segala kejadian yang terjadi di bumi Nusantara ini dapat diketahui jawaban dan solusinya. ”Sakbeja-bejane kang lali, luwih beja kang eling lawan waspada”.
Suatu fenomena yang luar biasa sekaligus memprihatinkan di tengah situasi negeri ini yang carut marut dan makin terpuruk. Dampak dari ini semua yang terpenting adalah berapa banyak lagi rakyat kecil yang akan menjadi korban? Sedangkan korban yang ada saat ini saja masih terkatung-katung nasibnya. Hanya janji-janji kosong yang membuai mereka setiap saat. Tangis dan rintihan kepedihan hidup mereka seakan ditelan waktu menjadi sesuatu yang lumrah dan biasa. Nampaknya pemerintahan negeri ini telah gagal, tak mampu mengatasi persoalan ini dengan cepat dan sigap, terlihat mengulur-ulur waktu dan melindungi “kepentingan tertentu”.
Para elite negeri ini sepertinya telah terhijab dan terbelenggu oleh taghut-taghutnya sendiri. Mereka telah menanggalkan “Jas Merah” (ungkapan Bung Karno : Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah). Sejarah masa lalu hanya dijadikan dongeng sebelum tidur. Kita semua telah lupa. Kita semua “ada” saat ini adalah merupakan hasil perjalanan sejarah masa lalu. Lupa sejarah sama artinya kita melupakan asal-usul, lupa orang tua, lupa kakek nenek, lupa leluhur, dan sama artinya melupakan Allah SWT. Betapa tidak, padahal Al Qur’an dan kitab-kitab suci lainnya yang menjadi pedoman hidup umat di bumi ini meriwayatkan pengalaman, ucapan, perbuatan dan akibat baik buruk orang-orang terdahulu.
Sejarah bukan sekedar perjalanan manusia di bumi yang terjadi begitu saja adanya, namun jika direnungkan lebih dalam memberikan pelajaran bagi kita akan ketetapan-ketetapan-Nya. Secara ringkas dapat dikatakan, dengan melihat sejarah, Allah memberikan pelajaran kepada kita. Dalam kawruh Jawa salah satu hikmahnya dikenal dengan istilah : ”Ngunduh wohing pakerti” (orang akan memetik hasil atas perbuatannya sendiri). Bangsa ini adalah merupakan anak cucu para leluhur negeri ini. Sudah semestinya kita tidak melupakan sejarah keberadaan beliau para leluhur nusantara dengan segala fenomenanya. Sudah selayaknya kesadaran akan kesatuan persatuan berbangsa dan bernegara diikat oleh kenyataan sejarah nusantara ini. Menjadi suatu kenyataan bahwa bumi Nusantara (Indonesia) berbeda dengan bumi Arab, berbeda pula dengan bumi Amerika, Eropa, Afrika, Cina, dan lain-lain. Walaupun agama-agama telah menjadi keniscayaan berkembang di negeri ini, namun semestinya kita tidak meninggalkan ”jati diri” sebagai bangsa di tanah yang kaya raya ini, Nusantara. Sudah selayaknya kita orang Jawa mempertahankan identitas (tradisi dan budaya) ke Jawa-annya, orang Batak dengan identitas ke Batak-annya, orang Aceh dengan ke Aceh-annya, orang Dayak dengan ke Dayak-annya, dan sebagainya.
Apakah di jaman digital ini kita masih tidak percaya dengan petuah-petuah leluhur kita? Apalagi petuah atau karya leluhur yang winasis dan waskita yang menjadi wasiat bagi anak cucu negeri ini. Apakah kita masih angkuh dan sombong di dalam memandang upaya ”nguri-uri budaya leluhur” menanggapinya dengan pernyataan bahwa semua itu merupakan sesuatu yang syirik musyrik bahkan bid’ah dan sesat? Juga dinilai sebagai mistik dan tahayul? Padahal mistik dan tahayul merupakan suatu ungkapan terhadap hal-hal yang tidak dapat dicerna dengan akal penalaran karena bersifat gaib (tidak nyata atau tidak kasat mata). Padahal pula kegaiban adalah suatu kenyataan yang bagi kita umat beragama diwajibkan untuk meyakininya. Di dalam agama Islam kita mengenal adanya 6 (enam) Rukun Iman. Jin dan setan pun nyata adanya sebagai mahluk gaib ciptaan Allah Yang Maha Gaib. Apakah kita masih ingin mengingkarinya? Jadi, soal syirik musyrik, bid’ah dan sesat merupakan penilaian yang menjadi hak Allah semata. Kita sesama insan ciptaan-Nya tidak berhak untuk saling memvonis dan menghakimi dalam persoalan ini.
Setidaknya kita patut tersadar bahwa ternyata wasiat-wasiat leluhur Nusantara ini merupakan suatu hal yang fenomenal dan luar biasa yang pernah ada dan pernah terjadi di muka bumi ini. Bayangkan dan renungkan sejenak, tanpa tersadar bangsa ini sebenarnya telah memiliki wasiat yang secara rinci namun tersamar menggambarkan sosok pemimpin dan situasi umum keadaan negara ke depan. Tentu saja semua terjadi atas Kehendak Allah dengan segala Kekuasaan-Nya. Dan semua itu merupakan harta karun yang tak ternilai harganya. Selain mengandung petuah tentang budi pekerti yang baik juga mengandung prediksi perjalanan bangsa ini dengan situasi dan kondisi yang menyertainya.
Apakah kita masih mengingkari, jika dari perlambang yang ada dikatakan bahwa sejak Kemerdekaan Negara RI 1945 dikatakan bahwa negara dikutuk selama ini? Apakah kita juga masih mengingkari, bahwa pada saat ini kita masuk kepada era pemimpin dengan perlambang ”Tan kober pepaes sarira, tan tinolih sinjang kemben” yang bermakna bahwa pemimpin yang tidak sempat mengatur negara karena direpotkan dengan berbagai masalah? Hal ini dengan versi lain dikatakan oleh Ronggowarsito, bahwa saat ini masuk pada era pemimpin ”Satrio Boyong Pambukaning Gapuro” dengan segala fenomenanya. Sejujurnya bisa dikatakan bahwa di era kepemimpinan SBY – JK saat ini telah terjadi banyak bencana dan kecelakaan, sampai-sampai terlihat tidak sempat mengatur negara. Banyak kebijakan-kebijakan beliau yang mandul dalam pelaksanaannya walaupun banyak dibantu orang-orang pandai di bidangnya. Berpotensi terjadinya disintegrasi bangsa, yang ditunjukkan dengan berbagai konflik kepentingan antar sesama anak bangsa.
Setidaknya jika kita jeli, maka gambaran-gambaran yang telah diungkapkan para leluhur nusantara beratus-ratus tahun yang lalu telah muncul menjadi kenyataan saat ini. Dengan pemahaman ini maka kita dapat meraba apa yang akan terjadi setelah ini. Diperlukan kearifan lahir dan batin dalam memandang dan menyikapi berbagai persoalan yang terjadi di negeri ini dengan “penuh kesadaran”. Sadar sepenuhnya bahwa bumi dimana kita berpijak ini memiliki sifat dan karakter tersendiri. Nusantara adalah nusantara, dan bukan negeri yang lainnya. Segala apa yang tumbuh di jagad nusantara ini, baik sisi geografis, flora dan fauna, termasuk keragaman etnis beserta tradisi dan budayanya sudah menjadi ketetapan-Nya (sunatullah). Hanya nafsu-nafsu manusia saja dalam hal ini yang merusak segala tatanan yang ada.
Sangat ironis dan dilematis menghadapi persoalan ini. Manusia di jaman sekarang ini maunya hanya mengandalkan upaya-upaya penalaran secara logis bersifat lahir. Padahal persoalan yang dihadapi adalah peristiwa di luar nalar. Sedangkan upaya batin yang banyak dilakukan telah terkontaminasi mengandung “kepentingan-kepentingan” tertentu. Dibutuhkan “kearifan bersama” dan toleransi yang sangat tinggi menyikapi fenomena alam yang terjadi saat ini. Secara potret spiritual pun sangat rumit upaya penyelesaiannya.
Namun secara hakekat spiritual, fenomena kejadian alam ini merupakan satu paket dari serangkaian kejadian-kejadian yang lain. Dimana merupakan tanda yang memberikan pesan bahwa “kebaikan dan keburukan” di negeri ini akan sama-sama muncul di permukaan. Namun kemunculan ini akan membawa aura panas dan memakan korban. Segala keburukan akan terkuak yang akan dilibas dengan datangnya kebaikan.
Dari apa yang telah saya ungkapkan sejauh ini mudah-mudahan membawa banyak manfaat bagi kita semua, terutama hikmah yang tersirat dari wasiat-wasiat nenek moyang kita, para leluhur Nusantara. Menjadi harapan kita bersama di tengah carut-marut keadaan negeri ini akan datang cahaya terang di depan kita.
Demiki penulisan “Kupas Satrio Piningit Menuju Nusantara Jaya” yang dilengkapi dengan karya-karya warisan leluhur nusantara seperti yang telah dipaparkan di diatas sebagai penguat dasar kajian. Secara khusus dalam memberikan kesimpulan yang lebih jelas tentang segala sesuatunya yang terpapar berdasarkan input-input sipiritual yang diterima langsung oleh penulis. Semoga ini bermanfaat bagi seluruh anak cucu leluhur nusantara sebagai wacana dan bahan perenungan dalam menghadapi segala situasi yang sedang terjadi di negeri kita tercinta dewasa ini. Semoga kita senantiasa menjadi insan yang istiqomah, eling dan waspada dalam menggapai ridho-Nya.
Kisah Pendekar Raja Wali ( Babad Satrio Ratu Pandhito ) By YESAYA
BalasHapusPendahuluan LUKAS
1:1 Pelayan Tuhan yang mulia, banyak orang susun suatu berita tentang peristiwa yang terjadi,
1:2 seperti yang disampaikan kepada mereka, yang dari semula adalah saksi dari pelayanan Firman.
1:3 Karena itu, setelah diselidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mula, maka diambil keputusan untuk membukukan dengan teratur,
1:4 supaya dunia dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepada dunia sungguh benar.
18:31 Yesus berkata :" Sekarang segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Satria Piningit digenapi"
26:13 Yesus berkata kepada mu:" Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukan ini akan disebut juga untuk mengingat Satria Piningit."(Matius)
****
2:1 Firman yang dinyatakan kepada YESAYA tentang Satria Piningit dari Indonesia.
44:24 Beginilah firman TUHAN, Penebus Satria Piningit, yang membentuk Satria Piningit sejak dari kandungan:"Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang sendiri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi -- siapakah yang mendampingi Aku?
45:4 Oleh karena hamba-Ku dan Indonesia pilihan-Ku, maka Aku memanggil hamba-Ku dengan menggelari nama‘’Satria Piningit’’, sekalipun Satria Piningit tidak mengenal Aku."
44:23 Bersorak-sorailah, hai langit, sebab TUHAN telah bertindak, bertepuksoraklah, hai rahim bumi! Bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung, hai hutan serta segala pohon di dalamnya! Sebab TUHAN telah menebus Satria Piningit, dan TUHAN telah memperlihatkan Indonesia dalam hal keagungan Satria Piningit.
44:21 "Ingatlah semua ini hai Satria Piningit, sebab engkaulah hamba-Ku. Hai Indonesia Aku telah membentuk Satria Piningit, Satria Piningit adalah hamba-Ku; hai Indonesia, engkau tidak Kulupakan.
45:6 supaya orang tahu dari terbit matahari sampai terbenam, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain,
45:7 yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang. Akulah TUHAN yang membuat semua ini.
44:25 Satria Piningit lah yang meniadakan tanda-tanda peramal pembohong dan permainan tukang tenung; yang membuat orang bijaksana mundur ke belakang, dan membalikkan pengetahuan menjadi kebodohan;
44:26 Satria Piningit lah yang menguatkan perkataan hamba-hamba-Ku dahulu dan melaksanakan keputusan yang diberitakan utusan-utusan-Ku dahulu; yang berkata tentang Indonesia: Baiklah didiami! dan tentang kota-kota: Baiklah dibangun, Satria Piningit mendirikan kembali reruntuhan Indonesia!"
44:2 Beginilah firman TUHAN yang menjadikan Satria Piningit, yang membentuk Satria Piningit sejak dari kandungan dan yang menolong Indonesia: "Janganlah takut hai hamba-Ku Satria Piningit, hai Indonesia yang telah Kupilih!
44:1 Tetapi sekarang, dengarkanlah Satria Piningit hamba-Ku, hai Indonesia yang telah Kupilih!
44:3 Sebab Aku mencurahkan air ke atas tanah yang haus dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku mencurahkan Roh-Ku ke atas Satria Piningit dan berkat-Ku ke atas keturunan anak cucu Indonesia!"
44:25 Seluruh keturunan Indonesia nyata benar dan bermegah di dalam Satria Piningit.
44:4 Mereka tumbuh seperti rumput di tengah air, seperti pohon gandarusa di tepi sungai.
44:5 Yang satu berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain sebutkan diri dengan nama sendiri, dan yang ketiga menuliskan pada tangan: Kepunyaan TUHAN, dan sebut diri dengan nama Indonesia."
63:8 Bukankah TUHAN berfirman:"Sungguh, Indonesialah umat-Ku, anak-anak yang tidak berlaku curang maka Satria Piningit menjadi Juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka.
63:9 Bukan seorang duta atau utusan melainkan Satria Piningit sendirilah yang selamatkan Indonesia. TUHANlah yang menebus Satria Piningit dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. TUHAN mengangkat dan menggendong Satria Piningit selama zaman dahulu kala.
62:6 Hai kamu Indonesia yang harus mengingatkan tentang Satria Piningit kepada bangsa-bangsa, janganlah hidup tinggal tenang
62:7 dan janganlah kamu tinggal tenang, sampai Satria Piningit menegakkan Indonesia dan sampai Satria Piningit membuat Indonesia menjadi kemasyhuran di bumi"
BalasHapus44:6 Beginilah firman TUHAN, Penebus Raja Satria Piningit, TUHAN semesta alam:"Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.
44:7 Siapakah seperti Aku? Biarlah diserukan, biarlah diberitahukan dan dibentangkan kepada-Ku! Siapakah yang kabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang, apa yang akan tiba? biarlah mereka beritahukan!"
44:8 "Dengarkanlah Satria Piningit hai manusia, dan Satria Piningit lah yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!
48:13 Tangan-Ku juga meletakkan dasar bumi, dan tangan kanan-Ku membentangkan langit. Ketika Aku sebut nama Satria Piningit, semua bermunculan.
44:8 Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahu hal Satria Piningit ini kepadamu. Indonesialah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku? Tidak ada gunung batu lain, yang tidak Kukenal!"
****
43:8 Biarlah orang membawa tampil bangsa yang buta sekalipun ada mata, yang tuli sekalipun ada telinga!
43:22 "Sungguh, engkau tidak memanggil Aku, hai Indonesia, dan engkau tidak bersusah-susah karena Aku hai Indonesia
43:27Bapa leluhurmu yang lalu sudah berdosa, dan jurubicaramu telah memberontak terhadap Aku.
43:23 Engkau tidak membawa domba korban bakaranmu bagi-Ku, dan tidak memuliakan Aku dengan korban sembelihan. Aku tidak memberati engkau dengan menuntut korban sajian atau susahi engkau dengan menuntut kemenyan.
43:24 Engkau tidak membeli dupa wangi bagi-Ku dengan uang atau mengenyangkan Aku dengan lemak korban sembelihan. Tetapi engkau memberati Aku dengan dosamu, engkau susahi Aku dengan kesalahanmu.
43:25 Aku, Akulah yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Satria Piningit maka Aku tidak mengingat dosamu.
44:22Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepada Satria Piningit-Ku, sebab Aku telah menebus Satria Piningit!
43:26 Ingatlah Satria Piningit, marilah berperkara, kemukakanlah segala sesuatu, supaya engkau nyata benar!"
****
53:1 Siapakah yang percaya kepada berita yang telah didengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
52:13 Sesungguhnya Satria Piningit berhasil, Satria Piningit ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.
52:14 Seperti banyak orang tertegun melihat Satria Piningit--begitu buruk rupa, bukan seperti manusia lagi, dan tampak bukan seperti anak manusia lagi—
52:15 demikianlah Satria Piningit membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja mengatupkan mulut melihat Satria Piningit; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami.
53:2 Sebagai taruk Satria Piningit tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai Tunas dari tanah kering Satria Piningit tidak tampan dan semarakpun tidak ada sehingga manusia memandang Satria Piningit, dan rupapun tidak, sehingga tiada yang menginginkan Satria Piningit.
53:3 Satria Piningit dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang terbiasa menderita kesakitan; Satria Piningit sangat dihina, sehingga orang menutup muka terhadap Satria Piningit dan bagi manusiapun Satria Piningit tidak masuk hitungan.
53:4 Tetapi sesungguhnya penyakit manusialah yang ditanggung Satria Piningit dan kesengsaraan manusia yang dipikul Satria Piningit, padahal manusia mengira Satria Piningit kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
53:5Tetapi Satria Piningit tertikam oleh karena pemberontakan manusia, Satria Piningit diremukkan oleh karena kejahatan manusia; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi manusia dilimpahkan kepada Satria Piningit dan oleh bilur-bilurnya manusia menjadi sembuh.
53;7 Satria Piningit dianiaya, tetapi Satria Piningit membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulut seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulu domba, Satria Piningit tidak membuka mulut.
BalasHapus53:8 Sesudah penahanan dan penghukuman Satria Piningit terambil dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkan? Sungguh, Satria Piningit terputus dari negeri orang hidup dan karena pemberontakan umat Satria Piningit kena tulah.
53:9 Orang menempatkan hidupnya di antara orang fasik dan dalam hidupnya Satria Piningit ada di antara penjahat-penjahat,sekalipun Satria Piningit tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulut Satria Piningit.
53:10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan Satria Piningit dengan kesakitan dengan Satria Piningit serahkan diri sebagai korban penebus salah, Satria Piningit melihat keturunan manusia, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN terlaksana oleh Satria Piningit.
53:11 Sesudah kesusahan jiwa, Satria Piningit melihat terang dan menjadi puas; dan Satria Piningit itu sebagai orang benar, membenarkan banyak orang oleh hikmatnya dan kejahatan mereka Satria Piningit pikul.
53:12 Sebab itu TUHAN membagikan kepada Satria Piningit orang besar sebagai rampasan dan Satria Piningit memperoleh orang kuat sebagai jarahan yaitu sebagai ganti karena Satria Piningit telah serahkan nyawanya ke dalam maut dan sekalian Satria Piningit terhitung di antara pemberontak karena Satria Piningit menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak!
****
40:28 Tidakkah kamu tahu, dan tidakkah kamu dengar? Allah ialah TUHAN kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung;
40:21Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari semula? Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan?
44:28 TUHANlah yang berkata tentang Satria Piningit:" Dia gembala umat-Ku; segala kehendak-Ku digenapi dengan mengatakan tentang Keselamatan: Baiklah dibangun dan tentang Bait Suci: Baiklah diletakkan dasarnya!
41:27 Sebagai yang pertama Aku memberitahukan kepada Indonesia, dan Aku memberikan orang yang membawa kabar baik kepada Indonesia
46:10 yang beritahukan dari hal mula dan yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai dan segala kehendak-Ku Satria Piningit laksanakan
43:21 Umat Indonesia yang telah Kubentuk bagi Satria Piningit-Ku memberitakan kemasyhuran Satria Piningit-Ku."
43:10 " Indonesia inilah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan hamba Satria Piningit-Ku yang telah Kupilih supaya kamu tahu dan percaya kepada Satria Piningit-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Satria Piningit. Sebelum Aku tidak ada allah dibentuk, dan sesudah Satria Piningit tidak ada yang lain lagi.
55:3 Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada Satria Piningit-Ku; dengarkanlah, maka kamu hidup! Aku mengikat perjanjian abadi dengan Satria Piningit, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.
43:12 Akulah yang memberitahukan, selamatkan dan mengabarkan, dan bukan Allah asing yang ada di antaramu. dan Akulah Allah. Indonesia-lah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN
45:21" Siapakah yang kabarkan hal Satria Piningit dari zaman purbakala, dan beritahukan dari sejak dahulu? Bukankah Aku, TUHAN? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Satria Piningit yang adil dan Satria Piningit Juruselamat dari-Ku tidak ada yang lain kecuali Satria Piningit! Beritahukanlah dan kemukakanlah alasan, ya biarlah berunding bersama:
43:9 Biarlah berhimpun bersama segala bangsa, dan biarlah berkumpul suku-suku bangsa! Siapakah di antara mereka yang dapat memberitahukan hal-hal ini, yang dapat mengabarkan hal-hal yang terdahulu? Biarlah mereka membawa saksi-saksi, supaya mereka nyata benar; biarlah orang mendengar dan berkata: Benarlah demikian!"
41:21 "Ajukanlah perkara" firman TUHAN "kemukakanlah alasan" firman Allah Raja Bangsa.
45:20" Berhimpunlah dan datanglah, tampillah bersama, hai kamu sekalian yang terluput bencana di antara bangsa-bangsa! Tiada berpengetahuan Alkitab orang yang mengarak patung salib dari kayu dan yang berdoa kepada-Ku Allah, doa yang tidak dapat selamatkan.
BalasHapus51:4 Perhatikanlah suara Satria Piningit-Ku hai bangsa-bangsa dan pasanglah telinga kepada Satria Piningit-Ku hai suku-suku bangsa! Sebab pengajaran keluar dari pada Satria Piningit-Ku dan hukum Satria Piningit-Ku sebagai terang untuk bangsa-bangsa.
45:22 Berpalinglah kepada Satria Piningit-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain."
43:11" Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain Satria Piningit-Ku."
60:1 Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terang Satria Piningit datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atas Satria Piningit.
60:2 Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi Terang TUHAN terbit atas Satria Piningit, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atas Satria Piningit.
****
42:5 Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya:
42:6 "Aku ini, TUHAN, telah memanggil Satria Piningit untuk maksud penyelamatan, telah memegang tangan Satria Piningit; Aku telah membentuk Satria Piningit dan memberi Satria Piningit menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa,
42:7 untuk membuka mata yang buta, untuk keluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.
41:9 Satria Piningit yang telah Kuambil dari ujung bumi dan yang telah Kupanggil dari penjurunya," Aku berkata kepadamu:" Satria Piningit hamba-Ku, Aku telah memilih Satria Piningit dan tidak menolak Satria Piningit
48:20 Keluarlah dan berlarilah! Beritahukanlah dengan suara sorak-sorai dan kabarkanlah hal ini! Siarkanlah sampai ke ujung bumi! Katakanlah: TUHAN telah menebus Satria Piningit hamba-Nya!
41:23 Beritahukanlah hal-hal yang akan datang kemudian, supaya orang mengetahui, bahwa Aku ini sungguh Allah; bertindak sajalah, biar secara baik ataupun secara buruk, supaya orang bersama-sama tercengang melihat Satria Piningit!"
42:23 Siapakah di antara kamu yang mau memasang telinga kepada nubuat hal ini, yang mau memperhatikan dan mendengarkan untuk masa yang kemudian?
42:9 Nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang baru hendak TUHAN beritahukan. Sebelum hal-hal itu muncul TUHAN telah mengabarkannya kepada Satria Piningit.
48:7 Baru sekarang hal-hal baru itu diciptakan dan bukan dari sejak dahulu, dan sebelum itu manusia tidak mendengar, supaya jangan manusia berkata:"Memang aku telah mengetahui!"
48:5 maka TUHAN memberitahukan tentang Satria Piningit kepada manusia dari sejak dahulu ; sebelum hal itu menjadi kenyataan, TUHAN mengabarkan kepada manusia, supaya JANGAN manusia berkata: Berhalaku yang melakukannya, patung pahatanku dan patung tuanganku yang memerintahkan Satria Piningit.
42:8 "Aku ini TUHAN, itulah Nama-Ku; Aku tidak memberikan kemuliaan-Ku kepada selain Satria Piningit atau kemasyhuran-Ku kepada patung."
****
****
BalasHapus12:4 Pada waktu itu orang berkata:" Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama Satria Piningit, beritahukanlah perbuatan Satria Piningit di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa nama Satria Piningit tinggi luhur!"
33:5 Satria Piningit tinggi luhur, sebab Satria Piningit tinggal di tempat tinggi; Satria Piningit membuat Indonesia penuh keadilan dan kebenaran.
12:5 Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan Satria Piningit mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi!
12:6 Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Indonesia, sebab Allah Yang Mahakudus, dan Satria Piningit agung di tengah-tengahmu!
52:6 Sebab umat Indonesia mengenal nama Satria Piningit dan pada waktu itu mereka mengerti bahwa: " Akulah, Satria Piningit yang berbicara, ya Aku!"
43:13" Juga seterusnya Aku tetap Satria Piningit, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku; Satria Piningit melaksanakan, siapakah yang dapat mencegah Satria Piningit?
48:10 Sesungguhnya Aku telah memurnikan Satria Piningit namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji Satria Piningit dalam dapur kesengsaraan.
46:9 Ingatlah hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada orang yang seperti Satria Piningit "
30:18 Sebab itu TUHAN menantikan saat menunjukkan kasih-Nya kepada kamu, sebab itu Satria Piningit bangkit sayangi kamu. Sebab Allah adalah TUHAN yang adil; berbahagialah semua orang yang menantikan Satria Piningit!
49:14 Manusia berkata:" TUHAN telah meninggalkan manusia dan Tuhan telah melupakan manusia"
49:15 Dapatkah seorang ibu melupakan sang bayi sehingga ibu tidak sayangi bayi dari kandungan sendiri? Sekalipun ibu melupakan bayi, TUHAN tidak melupakan manusia
46:3 "Dengarkanlah Satria Piningit, hai kaum keturunan bangsa,hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan manusia, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim ibu.
46:4Aku menggendong kamu. Aku telah melakukan dan menanggung kamu terus; Aku memikul kamu dan Satria Piningit selamatkan kamu. Sampai masa tuamu dan sampai masa putih rambutmu Aku tetap memilih Satria Piningit.
49:16 Lihat, Aku telah melukiskan Satria Piningit di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku"
62:1 Oleh karena Satria Piningit TUHAN tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Indonesia TUHAN tidak tinggal tenang, sampai kebenaran Satria Piningit bersinar seperti cahaya dan keselamatan oleh Satria Piningit menyala seperti suluh.
****
50:2Mengapa ketika Satria Piningit datang tidak ada orang, dan ketika Satria Piningit memanggil tidak ada yang menjawab? Mungkinkah tangan Satria Piningit-Ku terlalu pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan pada Satria Piningit-Ku untuk selamatkan?
41:8Apabila Aku melihat berkeliling, maka tidak ada seorangpun, dan di antara semua mereka ini tidak ada yang dapat memberi petunjuk, atau yang dapat memberi jawab bila Aku bertanya pada mereka.
40:18Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Satria Piningit? dan siapa yang dapat kamu anggap serupa dengan Satria Piningit?
40:25Dengan siapa hendak kamu samakan Satria Piningit? seakan Satria Piningit seperti Firman Allah Yang Mahakudus.
40:14Kepada siapa Satria Piningit meminta nasihat untuk mendapat pengertian? dan siapa yang mengajar Satria Piningit untuk menjalankan keadilan? atau siapa mengajar Satria Piningit pengetahuan? dan memberi Satria Piningit petunjuk supaya Satria Piningit bertindak dengan pengertian?
50:4Tuhan ALLAH telah memberikan lidah kepada Satria Piningit seorang guru, supaya dengan perkataan Satria Piningit dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap hari TUHAN mempertajam pendengaran Satria Piningit untuk mendengar seperti seorang murid.
50:5 Tuhan ALLAH telah membuka telinga Satria Piningit dan Satria Piningit tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang
40:13Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada Satria Piningit sebagai penasihat?
42:1" Lihat, ini hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepada Satria Piningit Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atas Satria Piningit supaya Satria Piningit menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa."
BalasHapus11:2 Roh TUHAN ada pada Satria Piningit, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan pengabdian pada TUHAN;
59:21 "Adapun Aku, inilah perjanjian-Ku dengan manusia" firman TUHAN:" Roh-Ku yang hinggapi Satria Piningit dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulut Satria Piningit tidak meninggalkan mulut Satria Piningit"
48:17 Beginilah firman Allah Penebus Satria Piningit, TUHAN Yang Mahakudus:" Akulah Allah, TUHANmu, yang mengajar Satria Piningit tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun Satria Piningit di jalan yang harus ditempuh."
28:26Mengenai adat kebiasaan Satria Piningit telah diajari, diberi petunjuk oleh Allah.
14:24 TUHAN semesta alam telah bersumpah, firman-Nya:" Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah yang terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah yang terlaksana
48:16 Mendekatlah kepada-Ku, dengarlah ini: Dari dahulu tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi dan pada waktu hal itu terjadi Aku ada di situ"Dan sekarang, Tuhan ALLAH mengutus Satria Piningit dengan Roh-Nya.
61:1 Roh Tuhan ALLAH ada pada Satria Piningit, oleh karena TUHAN telah mengurapi Satria Piningit; Tuhan telah mengutus Satria Piningit untuk sampaikan kabar baik kepada orang sengsara dan merawat orang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang tawanan dan kepada orang terkurung dalam penjara,
61:2 untuk memberitakan Tahun Rahmat TUHAN dan Hari Pembebasan, untuk menghibur semua orang berkabung,
61:3 untuk karuniakan kepada mereka perhiasan sebagai ganti remuk hati, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang sebutkan Satria Piningit "Pohon Kebenaran", "Tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya.
48:15"Aku, Akulah yang mengatakan dan yang memanggil Satria Piningit, Akulah yang mendatangkan Satria Piningit juga dan segala usaha Satria Piningit berhasil.
54:5Sebab seperti yang menjadi suami Satria Piningit ialah Allah yang menjadikan Satria Piningit, TUHAN semesta alam nama-Nya; Yang menjadi Penebus Satria Piningit ialah Allah Yang Mahakudus, Allah disebut TUHAN seluruh bumi.
54:6Sebab Satria Piningit seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati, TUHAN memanggil Satria Piningit; masakan isteri dari masa muda tetap ditolak?"firman Allahmu.
****
BalasHapus50:8Tuhan menyatakan Satria Piningit benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan Satria Piningit? Marilah tampil bersama-sama! Siapakah lawan Satria Piningit berperkara? Biarlah mendekat kepada Satria Piningit!
59:1 Sesungguhnya tangan Satria Piningit tidak kurang panjang untuk selamatkan dan pendengaran tidak kurang tajam untuk mendengar;
59:2Tetapi yang merupakan pemisah antara manusia dan Satria Piningit ialah segala kejahatan manusia dan yang membuat Satria Piningit sembunyikan diri terhadap manusia sehingga Satria Piningit tidak mau mendengar ialah segala dosa manusia.
58:1"Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suara bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat, pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan manusia dosa mereka!
58:2Memang setiap hari mereka mencari Allah dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Aku"
58:3 Tanya mereka:"Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikan juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkan juga?" "Sesungguhnya pada hari puasa mereka masih tetap mengurus urusan dan mereka mendesak-desak semua buruh.
58:4Sesungguhnya mereka berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti itu suara mereka tidak terdengar di tempat tinggi.
58:5Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki? dengan mengadakan hari yang merendahkan diri jika mereka menundukkan kepala seperti gelagah? dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN,
Sungguh-sungguh itukah yang mereka sebutkan berpuasa?
58:6 Bukan! Bukan berpuasa yang Kukehendaki, tetapi ialah supaya mereka membuka belenggu kelaliman dan melepaskan tali kuk, supaya mereka memerdekakan orang teraniaya dan mematahkan setiap kuk
58:7supaya mereka memecah-mecah roti bagi orang lapar dan membawa ke rumah orang miskin yang tak punya rumah dan apabila mereka melihat orang telanjang, supaya mereka memberi dia pakaian dan tidak sembunyikan diri terhadap saudara sendiri!"
55:2Mengapakah mereka belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payah untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Satria Piningit supaya memakan yang baik dan menikmati sajian yang paling lezat
****
63:1"Akulah yang menjanjikan keadilan dan yang berkuasa untuk selamatkan!
46:11yang memanggil burung buas Raja Wali Satria Piningit dari timur dari negeri yang jauh, orang yang melaksanakan putusan-Ku. Aku telah mengatakan maka Satria Piningit melangsungkan, Aku telah merencanakan maka Satria Piningit melaksanakan"
14:27TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkan? Tangan Satria Piningit telah teracung, siapakah yang dapat membuat ditarik kembali?
14:26Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh bumi dan itulah tangan yang teracung terhadap segala bangsa.
42:21 TUHAN telah berkenan demi penyelamatan, Satria Piningit memberi pengajaran yang besar dan mulia;
8:20"Carilah pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu maka baginya tidak terbit fajar.
28:23 Pasanglah telinga dan dengarkanlah suara Satria Piningit; perhatikanlah dan dengarkanlah perkataan Satria Piningit!
1:19Siapa yang menurut dan mau mendengar maka memakan hasil baik negeri.
1:20Tetapi siapa yang melawan dan memberontak maka dimakan oleh pedang.
30:15 Sebab beginilah firman Allah Tuhan Bangsa:" Dengan bertobat dan tinggal diam mereka diselamatkan dan tinggal tenang dan percaya itulah letak kekuatan. Tetapi mereka enggan,
47:13 Mereka telah payah karena banyak pengajaran! Biarlah tampil dan selamatkan mereka, orang yang meneliti segala penjuru langit, yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru beritahukan apa yang akan terjadi atas mereka!"
8:19 Dan apabila dikatakan kepada mereka:" Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada Allah? Atau haruskah meminta petunjuk kepada orang mati bagi orang hidup?" maka jawab mereka:" Kami meminta petunjuk kepada arwah dan roh peramal yang berbisik dan komat-kamit."
BalasHapus30:12 Sebab itu beginilah firman Allah Yang Mahakudus:" Oleh karena mereka menolak firman ini dan mempercayakan diri kepada orang pemeras dan berlaku serong dan bersandar kepadanya
30:10 yang mengatakan kepada para tukang tilik:"Jangan menilik," dan kepada para pelihat:"Janganlah perlihatkan bagi kami hal-hal yang benar tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis, perlihatkanlah bagi kami hal-hal yang semu,
30:11 menyisihlah dari jalan kami dan ambillah jalan lain, janganlah susahi kami dengan pengajaran Allah Yang Mahakudus.
64:7 Tidak ada yang memanggil nama Satria Piningit atau yang bangkit untuk berpegang kepada pengajaran Allah; sebab Allah sembunyikan wajah Satria Piningit terhadap kami dan serahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami."
19:20Itu menjadi tanda kesaksian mereka bagi TUHAN semesta alam di tanah mereka apabila mereka berseru kepada TUHAN oleh karena mereka orang penindas maka TUHAN mengirim juruselamat Satria Piningit yang berjuang dan menumpas mereka.
59:4Tidak ada yang mengajukan pengaduan dengan alasan benar dan tidak ada yang menghakimi dengan alasan teguh; orang mengandalkan kesia-siaan dan mengucapkan dusta, orang mengandung bencana dan melahirkan kelaliman.
59:5 Mereka menetaskan telur ular beludak dan menenun sarang laba-laba; Siapa yang makan dari telur itu akan mati dan apabila sebutir telur ditekan pecah, keluarlah seekor ular beludak.
59:6Sarang laba-laba yang ditenun mereka itu tidak dapat dipergunakan sebagai pakaian dan buatan mereka itu tidak dapat dipakai sebagai kain; perbuatan mereka adalah perbuatan kelaliman dan yang dikerjakan tangan mereka adalah kekerasan belaka.
59:7Mereka segera melakukan kejahatan dan bersegera hendak menumpahkan darah orang yang tidak bersalah; rancangan mereka adalah rancangan kelaliman dan ke mana saja mereka pergi mereka meninggalkan kebinasaan dan keruntuhan.
59:3Sebab tangan mereka cemar oleh darah dan jari oleh kejahatan; mulut mengucapkan dusta, lidah sebutkan kecurangan.
59:8 Mereka tidak mengenal jalan damai dan dalam jejak mereka tidak ada keadilan; mereka mengambil jalan yang bengkok dan setiap orang yang berjalan di situ tidaklah mengenal damai
59:9Sebab itu keadilan tetap jauh dari pada mereka dan kebenaran tidak sampai kepada mereka. Mereka menantikan terang tetapi hanya kegelapan belaka, menantikan cahaya tetapi mereka berjalan dalam kekelaman.
59:10Mereka meraba-raba dinding seperti orang buta dan meraba-raba seolah-olah tidak punya mata; mereka tersandung di waktu tengah hari seperti di waktu senja, duduk di tempat gelap seperti orang mati.
59:11Mereka sekalian meraung seperti beruang; lalu suara mereka meredup seperti suara burung merpati; Mereka menantikan keadilan tetapi tidak ada, menantikan keselamatan tetapi tetap jauh dari mereka.
****
65:1TUHAN telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Satria Piningit; TUHAN telah berkenan Satria Piningit ditemukan oleh orang yang tidak mencari Satria Piningit. TUHAN telah berkata:" Ini Satria Piningit-Ku, ini Satria Piningit-Ku!" kepada bangsa yang tidak memanggil nama Satria Piningit.
55:6 Carilah Satria Piningit selama berkenan ditemui; berserulah kepada Satria Piningit selama lagi dekat!
65:2 Sepanjang hari TUHAN telah mengulurkan tangan kepada suku bangsa yang memberontak, yang menempuh jalan yang tidak baik dan mengikuti rancangan sendiri;
65:3 Suku bangsa yang sakitkan hati senantiasa di depan mata TUHAN dengan mempersembahkan korban di taman dewa dan membakar korban di atas batu bata;
65:4 Yang duduk di kuburan dan bermalam di dalam gua; yang memakan daging babi dan kuah daging najis ada dalam kuali mereka;
65:5 Yang berkata:"Menjauhlah, janganlah mendekati aku, nanti engkau menjadi kudus olehku!" Semua ini seperti asap yang naik ke dalam hidung, seperti api yang menyala sepanjang hari.
BalasHapus56:12"Datanglah," kata mereka,"aku mengambil arak anggur, baiklah kita minum arak anggur banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini dan lebih hebat lagi!"
57:6Pada mereka hanya ada batu akik licin dari sungai dan hanya itu sajalah yang ditentukan bagi mereka; kepada dewa-dewa juga mereka mengunjukkan korban curahan dan mempersembahkan korban sajian. Masakan TUHAN sabar akan hal itu?
65:6 "Sesungguhnya telah ada tertulis di hadapan-Ku: Aku tidak tinggal diam malah Aku mengadakan pembalasan, ya, pembalasan terhadap mereka,
65:7atas segala kesalahan mereka maupun atas kesalahan nenek moyang mereka, semua serentak. Sebab mereka telah membakar korban di atas gunung dan mengaibkan nama-Ku di atas bukit. Memang Aku menakar ke dalam jubah mereka upah untuk perbuatan mereka yang dahulu!"firman TUHAN
65:8 Beginilah firman TUHAN:" Seperti kata orang jika pada tandan buah anggur masih terdapat air: Janganlah musnahkan itu sebab di dalamnya masih ada berkat! Demikianlah Aku bertindak oleh karena Satria Piningit-Ku yakni Aku tidak memusnahkan sekalian.
65:11 Tetapi mereka yang telah meninggalkan pengajaran-Ku, yang telah melupakan gunung-Ku yang kudus, yang sajikan hidangan bagi dewa lain dan yang suguhkan anggur bercampur rempah bagi dewa lain:
65:12 Aku menentukan Satria Piningit bagi mereka dan mereka sekalian bertekuk lutut untuk dibantai! Oleh karena ketika Aku memanggil, mereka tidak menjawab, ketika Aku berbicara, mereka tidak mendengar, tetapi mereka melakukan apa yang jahat di mata-Ku dan lebih sukai apa yang tidak berkenan kepada-Ku."
****
51:1 Dengarkanlah Satria Piningit, hai yang mengejar apa yang benar, hai yang mencari TUHAN! Pandanglah gunung batu yang terpahat dan kepada lobang penggalian batu yang tergali.
65:13 Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH:" Sesungguhnya Satria Piningit-Ku makan tetapi mereka yang menderita kelaparan; sesungguhnya Satria Piningit-Ku minum tetapi mereka yang menderita kehausan; sesungguhnya Satria Piningit-Ku bersukacita tetapi mereka yang mendapat malu;
65:14Sesungguhnya Satria Piningit-Ku bersorak-sorai karena gembira hati tetapi mereka mengerang karena sedih hati dan mereka menangis karena patah semangat."
65:15 Tuhan ALLAH kiranya membuat mereka seperti itu! Mereka harus meninggalkan nama kepada Orang Pilihan Tuhan untuk dipakai sebagai sumpah kutuk ini: Dan Satria Piningit disebut dengan nama lain,
59:12 Sungguh dosa pemberontakan mereka banyak di hadapan TUHAN sungguh mereka tidak sadari pemberontakan dan mengenal kejahatan: dan dosa mereka bersaksi;
66:3Orang sembelih lembu jantan namun membunuh manusia juga, orang korbankan domba namun mematahkan batang leher anjing, orang persembahkan korban sajian namun mempersembahkan darah babi, orang persembahkan kemenyan namun memuja berhala juga. Karena mereka semua seperti lebih sukai jalan sendiri dan jiwa mereka kehendaki dewa kejijikan,
59:13Mereka telah memberontak dan mungkir terhadap TUHAN dan berbalik dari mengikuti Allah, mereka merancangkan pemerasan dan penyelewengan, mengandung dusta dalam hati dan melahirkan dengan kata-kata.
3:9Air muka mereka menyatakan kejahatan mereka dan seperti orang Sodom, mereka sebut dosa dengan terang-terangan, tidak lagi disembunyikan. Celakalah orang-orang itu! Sebab orang-orang itu mendatangkan malapetaka kepada diri sendiri.
9:14Hukum telah terdesak ke belakang dan keadilan berdiri jauh-jauh sebab kebenaran tersandung di tempat umum dan ketulusan ditolak orang.
19:3Semangat orang-orang menjadi hilang dan rancangan mereka kacau; maka mereka meminta petunjuk kepada berhala dan kepada tukang jampi, kepada arwah dan kepada roh-roh peramal.
59:15Dengan demikian kebenaran telah hilang dan siapa yang menjauhi kejahatan, ia menjadi korban rampasan. TUHAN melihat itu dan adalah jahat di mata-Nya bahwa tidak ada hukum.
29:15 Celakalah orang yang sembunyikan dalam-dalam rancangannya terhadap TUHAN, yang pekerjaannya terjadi dalam gelap sambil berkata:"Siapakah yang melihat kejahatan kita dan siapakah yang mengenal kita?"
BalasHapus57:11Kepada siapa gerangan mereka gentar dan takut sehingga mereka berdusta dan tidak mengingat TUHAN atau memberi perhatian kepada Satria Piningit? Bukan karena TUHAN membisu dan menutup mata maka mereka tidak takut kepada Satria Piningit!
36:5Sekarang kepada siapa mereka berharap maka mereka memberontak terhadap Satria Piningit?
48:8 Manusia tidak mendengar ataupun mengetahui, juga telinga tidak terbuka dari sejak dahulu; tetapi TUHAN telah mengetahui bahwa manusia berbuat khianat sekeji-kejinya dan bahwa manusia sebutkan Satria Piningit: ’Pemberontak sejak dari kandungan’
57:4Tentang siapakah mereka berkelakar? terhadap siapakah mereka melontarkan kata-kata yang bukan-bukan dan mengejek? Bukankah mereka ini anak-anak pemberontak, keturunan pendusta,
28:22Oleh sebab itu, janganlah mereka mencemooh supaya tali belenggu jangan semakin keras, sebab terdengar tentang kebinasaan yang sudah pasti yang datang dari ALLAH Tuhan semesta alam atas seluruh negeri ini.
28:14 Sebab itu dengarlah firman TUHAN, hai orang-orang pencemooh, hai orang-orang yang memerintah rakyat yang ada di negeri ini!
8:13:"Satria Piningitlah yang harus diakui sebagai Yang Kudus; kepada Satria Piningitlah harus takut dan terhadap Satria Piningitlah harus gentar."
47:10 Mereka yang tadi merasa aman dalam kejahatan, kata mereka:"Tiada yang melihat kejahatan ini!" Kebijaksanaan dan pengetahuan itulah yang sesatkan sehingga mereka berkata dalam hati:" Tiada orang lain disini!"
44:18Orang seperti itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak mengerti apa-apa sebab mata melekat tertutup sehingga tidak dapat melihat dan hati tertutup juga sehingga tidak dapat memahami.
19:11Para pembesar adalah orang bodoh belaka; para penasihat yang paling bijaksana memberi nasihat yang dungu. Bagaimanakah mereka dapat berkata:" Kami ini anak orang bijaksana, anak raja-raja zaman purbakala?"
48:2 bahkan sebutkan diri menurut kota kudus dan mengaku bertopang kepada Allah TUHAN semesta alam Nama-Nya;
56:11 Dan orang-orang itulah gembala-gembala yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalan sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
56:10 Sebab pengawal umat adalah orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah orang-orang bisu, tidak bisa berkata; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
41:24Sesungguhnya mereka ini adalah seperti tidak ada dan perbuatan mereka hampa; orang yang memilih mereka adalah kejijikan.
29:26 Betapa mereka memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya:" Bukan dia yang membuat aku"; Dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya:" Ia tidak tahu apa-apa?"
19:12Di manakah orang-orang bijaksana? Biarlah mereka mengumumkan serta memberitahukan apa yang diputuskan Satria Piningit semesta alam tentang negeri ini?
48:1 Dengarlah firman ini, hai kaum keturunan manusia, yang sebutkan diri dengan nama Bangsa dan yang adalah keturunan, yang bersumpah demi nama TUHAN dan mengakui Allah tetapi bukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tulus hati–
57:21"Tiada damai bagi orang fasik itu,
56:9 Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan, hai anjing-anjing pelahap, yang tidak kenyang datanglah untuk makan!" firman Allah
****
10:1 Celakalah mereka yang menentukan ketetapan yang tidak adil dan mereka yang keluarkan keputusan kelaliman,
10:3Apakah yang mereka lakukan pada hari penghukuman dan pada waktu kebinasaan yang datang dari jauh hari? Kepada siapakah mereka lari minta tolong dan di manakah mereka tinggalkan kekayaan?
28:15 Karena mereka telah berkata:" Kami telah mengikat perjanjian dengan maut dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan keras, kami tidak terkena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan dan dalam dusta kami sembunyikan diri,"
BalasHapus28:18Perjanjian dengan maut itu ditiadakan dan persetujuan dengan dunia orang mati itu tidak berlaku; apabila cemeti berdesik-desik dengan keras, pembohong hancur diinjak-injak.
51:18Dari semua anak yang dilahirkan, tidak ada yang membimbing anak dan dari semua anak yang dibesarkan, tidak ada yang memegang tangan anaknya.
51:19Kedua hal ini telah menimpa mereka --siapakah yang turut berdukacita dengan mereka? Kebinasaan dan keruntuhan, kelaparan dan pedang --siapakah yang menghibur mereka?
1:4 Celakalah bangsa berdosa, kaum yang sarat kesalahan, keturunan yang jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Allah Yang Mahakudus dan berpaling membelakangi Satria Piningit.
24:5Bumi cemar karena penduduknya sebab mereka melanggar undang-undang, mengubah ketetapan dan mengingkari perjanjian abadi.
30:9 Sebab mereka itu suatu bangsa pemberontak, anak-anak yang suka bohong yang enggan mendengar pengajaran TUHAN
46:8 Ingatlah hal itu dan jadilah malu, pertimbangkanlah dalam hati, hai orang pemberontak
41:29 Sesungguhnya perkataan mereka angin dan kesia-siaan, sekalian mereka seperti tidak ada, perbuatan mereka hampa
57:20Dan orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur.
****
40:17Segala bangsa seperti tidak ada di hadapan TUHAN mereka dianggap hampa dan sia-sia saja.
40:24Baru saja mereka ditanam, baru saja mereka ditaburkan, baru saja cangkok mereka berakar di dalam tanah, sudah juga angin bertiup kepada mereka sehingga mereka kering dan diterbangkan oleh badai seperti jerami.
40:15 Sesungguhnya bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya pulau tidak lebih dari abu halus beratnya.
40:12 Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangan dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran, menimbang gunung dengan dacing, atau bukit dengan neraca?
40:20Orang yang mendirikan arca, memilih kayu yang tidak lekas busuk, mencari tukang yang ahli untuk menegakkan patung yang tidak lekas goyang.
40:19Patungkah? Tukang besi menuangnya, dan pandai emas melapisinya dengan emas, membuat rantai-rantai perak untuknya
46:6 Orang mengeluarkan emas dari dalam kantong dan menimbang perak dengan dacing, mereka mengupah tukang emas untuk membuat allah dari bahan itu, lalu mereka sembah patung, juga sujud kepada patung itu!
46:7Mereka mengangkat ke atas bahu dan memikulnya, lalu menaruh di tempatnya; di situ patung berdiri dan tidak dapat beralih dari tempatnya. Sekalipun orang berseru kepadanya, patung tidak menjawab dan patung tidak selamatkan mereka dari kesesakan.
46:5 Kepada siapakah mereka hendak samakan TUHAN, hendak bandingkan dan umpamakan TUHAN sehingga sama?
22:14 Tetapi TUHAN semesta alam menyatakan diri dan berfirman:" Sungguh kesalahan ini tidak diampuni sampai mereka mati," firman Allah TUHAN semesta alam.
57:12 "Aku sebutkan kesalehan dan segala perbuatan mereka, tetapi semua itu tidak berguna bagimu
27:5kecuali kalau mereka mencari perlindungan kepada-Ku dan mencari damai dengan Satria Piningit-Ku, ya mencari damai dengan Satria Piningit-Ku!
46:12Dengarkanlah Satria Piningit, hai orang yang congkak, orang yang jauh dari kebenaran"
****
48:3 Firman TUHAN:"Hal-hal yang terjadi di masa yang lampau telah Kuberitahukan dari sejak dahulu, Aku telah mengucapkan dan telah mengabarkan. Kemudian dengan sekonyong-konyong Satria Piningit melaksanakan dan juga semua itu sudah menjadi kenyataan.
48:4 "Oleh karena Aku tahu bahwa manusia tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu,
1:3Lembu mengenal pemiliknya, keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya tetapi umat-Ku tidak memahami."
41:26Sungguhtidak ada orang yang memberitahukan tentang Satria Piningit, tidak ada orang yang mengabarkannya, tidak ada orang yang mendengar sepatah katapun daripada mereka. Siapakah yang memberitahukan tentang Satria Piningit dari mula sehingga orang mengetahuinya dan dari dahulu sehingga orang mengatakan:" Benarlah Satria Piningit?"
BalasHapus29:11 Maka bagi mereka penglihatan dari semua itu seperti isi sebuah Alkitab yang termeterai, apabila itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan:" Baiklah baca ini," maka ia menjawab:" Aku tidak dapat, sebab Alkitab itu termeterai";
29:12 dan apabila Alkitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan:" Baiklah baca ini," maka ia menjawab:" Aku tidak dapat membaca."
53:6Manusia sekalian sesat seperti srigala, masing-masing mengambil jalan sendiri, tetapi TUHAN telah serahkan kejahatan manusia sekalian kepada Satria Piningit.
34:1 Marilah mendekat, hai bangsa-bangsa, dengarlah dan perhatikanlah, hai suku-suku bangsa! Baiklah bumi serta segala isinya mendengar, dunia dan segala yang terpancar dari padanya.
27:11 Apabila ranting-ranting sudah kering maka dipatahkan; orang-orang datang dan menyalakan api. Sebab inilah suatu bangsa yang tidak berakal budi, itulah sebabnya mereka tidak disayangi oleh TUHAN yang menjadikannya dan tidak dikasihi oleh TUHAN yang membentuknya.
51:7 Dengarkanlah Satria Piningit, hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang simpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka.
55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Satria Piningit maka TUHAN mengasihaninya, dan kembali kepada Satria Piningit sebab Allah kita memberi pengampunan dengan berlimpah.
55:9Seperti tinggi langit dari bumi, demikianlah tinggi jalan-Ku dari jalan mereka dan rancangan-Ku dari rancangan mereka.
55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancangan mereka dan jalan mereka bukanlah jalan Satria Piningit-Ku, demikianlah firman TUHAN
29:13 Dan Tuhan telah berfirman:" Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulut yang memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,
29:14maka sebab itu, sesungguhnya Aku melakukan pula hal-hal yang ajaib kepada bangsa ini, keajaiban yang menakjubkan; hikmat orang-orang yang berhikmat hilang dan kearifan orang yang arif tersembunyi."
****
BalasHapus49:22 Beginilah firman Tuhan ALLAH:" Lihat, Aku mengangkat tangan Satria Piningit-Ku sebagai tanda untuk bangsa-bangsa dan memasang panji-panji-Ku untuk suku-suku bangsa
49:9 untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah! kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah! Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundulpun tersedia rumput bagi mereka
49:10 Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak menimpa mereka, sebab Satria Piningit Penyayang mereka memimpin dan menuntun mereka ke dekat sumber air"
49:1 Beginilah firman TUHAN:“ Dengarkanlah Satria Piningit, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil Satria Piningit sejak dari kandungan- telah sebut nama Satria Piningit sejak dari perut sang ibu.”
48:18 Sekiranya bangsa-bangsa memperhatikan perintah Satria Piningit maka damai sejahtera seperti sungai yang tidak pernah kering dan kebahagiaan terus berlimpah seperti gelombang laut yang tidak pernah berhenti,
55:12 Sungguh Satria Piningit berangkat dengan sukacita dan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit bergembira dan bersorak-sorai di depan Satria Piningit dan segala pohon-pohonan di padang bertepuk tangan.
66:18"Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan mereka dan Satria Piningit datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa, dan mereka itu datang dan melihat kemuliaan Satria Piningit-Ku.”
57:18 ”Aku telah melihat segala jalan mereka itu, Satria Piningit sembuhkan dan menuntun mereka dan memulihkan mereka dengan penghiburan; juga pada bibir orang yang berkabung
57:19 Satria Piningit menciptakan puji-pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat. Satria Piningit sembuhkan mereka! "--firman TUHAN
48:6Manusia telah mendengar semua itu dan sekarang manusia harus melihat; tidakkah manusia mau mengakui Satria Piningit? TUHAN mengabarkan kepada Satria Piningit hal-hal yang baru dari sejak sekarang, dan hal-hal yang tersimpan yang belum diketahui.
30:8 Maka sekarang, pergilah, tulislah itu di depan mata mereka di suatu loh dan cantumkanlah di suatu kitab supaya itu menjadi kesaksian untuk waktu yang kemudian, sampai selamanya.
41:22 Supaya orang perhatikan hal yang akan datang supaya orang ketahui kesudahannya! Nubuat yang dahulu, beritahukanlah apa artinya, kabarkanlah, biarlah maju dan beritahukan apa yang akan terjadi!
28: 9 Dan orang berkata:" Kepada siapakah Satria Piningit ini mengajarkan pengetahuan dan kepada siapakah Satria Piningit menjelaskan nubuat-nubuat? Seolah-olah kepada anak yang baru disapih dan yang baru cerai susu!
28:10Sebab harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini, tambah itu!"
49:8 Beginilah firman TUHAN:" Pada waktu Satria Piningit berkenan Satria Piningit menjawab mereka, dan pada Hari Penyelamatan, Satria Piningit menolong mereka; Aku telah membentuk dan memberi Satria Piningit menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi.
48:19 maka keturunan manusia seperti pasir dan anak cucu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku.
51:16 Aku menaruh firman-Ku ke dalam mulut Satria Piningit dan tidak pingitkan Satria Piningit dalam naungan tangan-Ku lagi,
46:13Dan kelepasan Satria Piningit yang Kuberikan tidak bertangguh lagi; Aku memberikan kelepasan, dan keagungan-Ku kepada Satria Piningit. Keselamatan yang dari pada Satria Piningit-Ku tidak jauh lagi, sebab Aku telah mendekatkan,
51:16 Supaya Aku kembali membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi dan berkata kepada umat:" Engkau adalah umat Satria Piningit-Ku!"
26:15"Ya TUHAN, Engkau telah membuat bangsa ini bertambah-tambah, ya, membuat bertambah-tambah umat kemuliaan Satria Piningit-Mu"
51:5 "Kelepasan Satria Piningit yang Kuberikan tiba, Dalam sekejap mata keselamatan yang dari pada Satria Piningit-Ku akan dekat, dan dengan tangan kekuasaan-Ku Satria Piningit memerintah bangsa-bangsa; kepada Satria Piningit-Kulah pulau-pulau menanti, perbuatan tangan Satria Piningit-Ku mereka harapkan.
BalasHapus51:6Dan kelepasan Satria Piningit yang Kuberikan tetap untuk selamanya, dan keselamatan yang dari pada Satria Piningit-Ku tidak berakhir.
43:3Sebab Akulah Allah, TUHAN Yang Mahakudus, Satria Piningit Juruselamat dariku. Aku menebus Satria Piningit dengan memberikan semua negeri sebagai ganti milik Satria Piningit.
43:4 Oleh karena Satria Piningit berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini kasihi Satria Piningit, maka Aku memberikan manusia sebagai ganti milik Satria Piningit, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawa Satria Piningit.
48:11Aku melakukan oleh karena Aku, ya oleh karena Aku Sendiri, sebab masakan Nama-Ku dinajiskan? Aku memberikan kemuliaan-Ku kepada Satria Piningit dan tidak kepada yang lain!"
30:19Sungguh, hai bangsa yang diam di bumi, kamu tidak terus menangis. Tentulah Tuhan kasihani kamu, apabila kamu berseru-seru; pada saat Satria Piningit mendengar teriakmu, Satria Piningit menjawab.
38:7 Inilah yang menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa Satria Piningit melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya
43:1 Dan sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan Satria Piningit, yang membentuk Satria Piningit:" Janganlah kamu takut hai bangsa-bangsa, sebab Aku telah menebus Satria Piningit, Aku telah memanggil Satria Piningit dengan nama-Ku, Satria Piningit ini kepunyaan-Ku.
43:7Seorang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!"
9:2Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atas mereka terang telah bersinar.
9:1Dan tidak selamanya ada kesuraman untuk negeri yang terimpit. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah negeri ini, maka di kemudian hari Tuhan memuliakan Satria Piningit dari daerah seberang sungai jalan ke laut sampai ke wilayah bangsa-bangsa lain.
56:1 Beginilah firman TUHAN:"Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab telah datang keselamatan yang dari pada Satria Piningit-Ku dan keadilan Satria Piningit-Ku dinyatakan."
40:10Lihat, itu Satria Piningit, Satria Piningit datang dengan kekuatan dan dengan tangan Tuhan ALLAH Satria Piningit berkuasa.
14:12 "Wah, Satria Piningit sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, Putera Fajar, Satria Piningit sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang kalahkan bangsa-bangsa!"
24:15 Sebab itu permuliakanlah Satria Piningit di negeri timur dan nama TUHAN Allah bangsa, di tanah pesisir laut!
24:14 Dengan suara nyaring mereka bersorak-sorai demi kemegahan Satria Piningit, mereka memekik dari sebelah barat:
24:16 Dari ujung bumi terdengar nyanyian pujian:" Hormat bagi Yang Maha Adil!"
25:9 Pada waktu itu orang berkata:"Sesungguhnya, inilah Satria Piningit yang kita nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah Satria Piningit yang dinantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan Satria Piningit!"
49:13 Bersorak-sorailah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung!
42:12 Baiklah orang-orang memberi penghormatan kepada Satria Piningit dan memberitakan pujian kepada TUHAN di pulau-pulau
49:3 Tuhan berfirman kepada Satria Piningit:" Engkau adalah hamba-Ku dan olehmu Aku menyatakan keagungan-Ku.
49:6 Terlalu sedikit bakti Satria Piningit bila hanya untuk menjadi hamba-Ku. Untuk menegakkan suku-suku bangsa dan untuk mengembalikan orang-orang agar terpelihara. Dan Aku membuat Satria Piningit menjadi Terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.
41:1 Dengarkanlah Satria Piningit dengan berdiam diri, hai pulau-pulau; hendaklah bangsa-bangsa mendapat kekuatan baru!"
51:8Dan keselamatan yang dari pada Satria Piningit-Ku tetap untuk selamanya dan kelepasan yang Kuberikan berlanjut dari keturunan kepada keturunan.
BalasHapus52:10 TUHAN telah menunjukkan tangan Satria Piningit yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Satria Piningit
28:16 sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH:" Sesungguhnya Aku meletakkan Satria Piningit sebagai dasar berbangsa sebagai batu permata,batu permata yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak gelisah
55:4 Sesungguhnya Aku telah menetapkan Satria Piningit menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang Raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa;
28:6yang menjadi roh keadilan bagi orang yang duduk mengadili, dan menjadi roh kepahlawanan bagi orang yang memukul mundur peperangan ke arah pintu gerbang".
9:6 Sebab seorang Raja telah lahir di Indonesia, seorang Raja telah diberikan untuk bangsa-bangsa; lambang pemerintahan ada di atas bahu Satria Piningit dan nama Satria Piningit disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Pemimpin yang Perkasa, Bapak Segala Bangsa, Raja Damai.
25:7Dan di atas Indonesia ini Satria Piningit mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa.
28:29Dan inipun datangnya dari TUHAN semesta alam; Satria Piningit ajaib dalam keputusan dan agung dalam kebijaksanaan.
54:10"Sebab biarpun gunung beranjak dan bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak beranjak dari pada Satria Piningit dan perjanjian damai-Ku tidak bergoyang,"firman TUHAN yang kasihani Satria Piningit.
63:7 Orang sebutkan perbuatan kasih setia TUHAN, dan perbuatan Satria Piningit yang masyhur yang sesuai dengan kebajikan yang besar kepada kaum Indonesia yang dilakukan Satria Piningit kepada mereka,dan segala yang dilakukan Satria Piningit kepada umat manusia sesuai dengan kasih sayang-Nya dan sesuai dengan kasih setia-Nya yang besar.
28:12 TUHAN yang telah berfirman:"Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada Satria Piningit tempat kedudukan; inilah tempat peristirahatan!"
40:5 maka kemuliaan Satria Piningit dinyatakan dan seluruh umat manusia melihat bersama-sama; sungguh TUHAN sendiri telah mengatakan
24:23 Bulan purnama tersipu-sipu dan matahari terik mendapat malu, sebab TUHAN semesta alam menunjukkan kemuliaan Satria Piningit di depan tua-tua umat-Nya dan Satria Piningit memerintah di gunung Indonesia dan di bumi.
41:16 Dan kamu ini bersorak-sorak di dalam Satria Piningit dan bermegah di dalam Yang Mahakudus, Allah Bangsa
42:10 Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN dan pujilah Satria Piningit dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya.
40:9 Hai Indonesia, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Indonesia, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada semua bangsa:" Lihat, itu Satria Piningit tangan Tuhan Allahmu! "
52:7 Betapa indah kelihatan dari puncak bukit, kedatangan pembawa berita,yang kabarkan berita damai dan beritakan kabar baik, yang kabarkan berita selamat dan berkata kepada Indonesia:" Satria Piningitmu ini adalah Raja! "
57:14 Ada orang yang berkata:"Bukalah jalan, bukalah jalan, persiapkanlah jalan Satria Piningit yang mengangkat batu sandungan dari jalan umat!"
40:3 Ada suara orang yang berseru-seru:"Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Satria Piningit, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Satria Piningit kita!"
30:21 dan telingamu mendengar perkataan ini dari belakangmu:" Inilah jalan, berjalanlah mengikuti Satria Piningit, entah ke kanan atau ke kiri."
54:3 Sebab mereka mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunan mereka memperoleh tempat bangsa-bangsa dan mendiami kota-kota yang sunyi.
Lu sakit ya satria peningit?
BalasHapusDi injil mana ada satria peningit, ngarang lu... bocah sarap
Ayat Ayat Satria Piningit Alkitab Wahyu
HapusFirman Allah
19:11 Lalu aku melihat langit terbuka sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menunggangi kuda bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
19:12 Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri.
19:13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Satria Piningit Firman Allah."
19:14 Dan semua pasukan yang di bumi mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih.
19:15 Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang memukul segala bangsa. Dan Ia menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah Yang Mahakuasa.
19:16 Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."
14:9 Kata Yesus kepada Filipus: “Telah sekian lama Aku bersama kamu, Filipus, namun kamu tidak mengenal Satria Piningit? Barangsiapa telah melihat Satria Piningit, ia telah melihat Tuhan; bagaimana kamu berkata: Tunjukkanlah Tuhan itu kepada kami.
14:10 Tidak percayakah kamu, bahwa Satria Piningit di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam Satria Piningit? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Tuhan, yang diam di dalam Aku, Satria Piningit lah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Ayat Ayat Satria Piningit
HapusQS Ta Ha 14 ”Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah sholat untuk mengingat Aku.”
QS Al-A’raf 185 ”Dan apakah kamu tidak memperhatikan kerajaan Satria Piningit langit dan bumi dan segala apa yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekat waktu kiamat? Lalu berita mana lagi setelah ini yang akan kamu percayai?”
QS Al-Baqarah 151 ”Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Satria Piningit seorang Rasul dari kalangan kamu yang membacakan ayat-ayat Satria Piningit, mensucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab dan Hikmah, serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.”
QS Al-Ma’idah 15 ”.Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Satria Piningit Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak yang kamu biarkannya. Sungguh telah datang kepadamu Satria Piningit – cahaya dari Allah dan yang menjelaskan Kitab ,”
QS Hud 2 ” Agar kamu tidak sembah selain Allah. Sesungguhnya Satria Piningit adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira dari Allah untukmu,”
QS An-Naml 45 Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Satria Piningit kepada mereka : “Sembahlah Allah”. Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan yang bermusuhan.
QS An-Naml 53 Dan telah Satria Piningit selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka itu selalu bertakwa.
AlkitabYesaya 40:13 Dan orang yang menantikan Satria Piningit mendapat kekuatan baru, mereka berlari tidak menjadi lesu, berjalan tidak menjadi lelah, yang naik terbang dengan kekuatan sayap seumpama burung RAJAWALI
Ayat Ayat Satria Piningit
HapusQS Al-Baqarah 248 – Dan Nabi mereka katakan kepada mereka: “Sesungguhnya tanda Satria Piningit menjadi raja, ialah kembalilah tabut kepadamu, di dalamnya terdapat keterangan dari Satria Piningit dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa Satria Piningit. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.“
QS Şād 35 – Satria Piningit berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sebelumku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”.
QS Şād 34 – Dan sesungguhnya Kami telah menguji Satria Piningit dan Kami jadikan Satria Piningit tergeletak di atas kursi kerajaan sebagai tubuh raja , kemudian Satria Piningit bertaubat.
QS Şād 39 – Inilah anugerah Kami; maka berikanlah atau tahanlah kerajaan dengan tiada pertanggungan jawab Satria Piningit.
QS Saba’ 19 – Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.
Ayat Ayat Satria Piningit
HapusQS Al-Baqarah 30 – Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan Satria Piningit seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan Satria Piningit di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Satria Piningit mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
QS Al-Baqarah 31 – Dan Tuhan mengajarkan kepada Satria Piningit nama-nama seluruhnya, kemudian kemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada Malaikat nama-nama itu jika Satria Piningit memang benar orang yang benar!”
QS Al-Baqarah 32 – Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada Satria Piningit; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
QS Al-Baqarah 33 – Allah berfirman: “Hai Satria Piningit, beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu”. Maka setelah diberitahukan Satria Piningit kepada mereka nama-nama itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Satria Piningit mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”
QS Al-Kahf 95 – Satria Piningit berkata: “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku KEPADAKU TERHADAPNYA adalah lebih baik, maka tolonglah Satria Piningit dengan kekuatan, agar Satria Piningit membuatkan dinding antara manusia dan mereka,
QS An-Naml 82 – Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Satria Piningit keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang katakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia sekarang tidak yakin kepada ayat-ayat Satria Piningit.
QS Al-Kahf 88 – Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka bagi mereka pahala yang terbaik sebagai balasan, dan Satria Piningit titahkan kepada mereka yang mudah dari perintah-perintah kami”
QS Al-Kahf 87 – Allah berfirman: “Adapun orang yang aniaya, maka Kami kelak akan mengazab mereka, kemudian mereka dikembalikan kepada Satria Piningit, lalu Satria Piningit menolong mereka dengan yang tidak ada taranya.
QS Al-Kahf 86 – Hingga apabila Satria Piningit telah sampai ketempat terbenam matahari di baray, Satria Piningit melihat matahari terbenam di dalam laut seperti berlumpur hitam, dan Satria Piningit mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: “Hai Satria Piningit, kamu boleh siksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.
Ayat Ayat Satria Piningit
BalasHapusQS As Shaff 6 - Dan ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang bernama Satria Piningit”. Maka tatkala rasul Satria Piningit itu datang kepada mereka dengan membawa bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir Satria Piningit yang nyata”.
QS Al-A’raf 157 “Orang-orang yang mengikuti Satria Piningit Rasul yang ummi yang mereka dapati Satria Piningit tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang suruh mereka kerjakan hal-hal yang ma’ruf dan melarang mereka dari hal-hal yang mungkar, menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, dan membuang dari mereka beban dan belenggu yang ada pada mereka. Orang-orang yang beriman kepada Satria Piningit, memuliakan Satria Piningit, menolong Satria Piningit, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepada Satria Piningit adalah orang-orang yang beruntung.”
QS Al Ankabut 48 “Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya sesuatu Kitabpun dan kamu tidak menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata Ayat Ayat Satria Piningit benar, ragulah orang yang mengingkari.”
Ayat Ayat Satria Piningit Alkitab Wahyu
Hapus5:1 Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.
5:2 Dan aku melihat Dia yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: “Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?”
5:3 Tetapi tidak ada seorang pun yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
5:4 Maka menangislah aku dengan amat sedih, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
5:5 Lalu berkatalah orang yang tua-tua itu kepadaku: “Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Jawa, yaitu Satria Piningit tunas Daud, telah menang, sehingga Satria Piningit dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka semua meterainya.”
5:6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri Satria Piningit si Anak Domba, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
5:7 Dan datanglah Satria Piningit si Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
5:8 Ketika Satria Piningit mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Satria Piningit si Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah nyanyian doa orang-orang kudus.
5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Satria Piningit layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Satria Piningit telah DIKUDUSKAN dan dengan Firman-Mu Satria Piningit telah membeli mereka dari Allah bagi tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
5:10 Dan Satria Piningit telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi Imam bagi pemetintahan kita, dan Satria Piningit memerintah sebagai raja di bumi.”
5:11 Maka aku melihat dan mendengar suara banyak di sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
5:12 katanya dengan suara nyaring: “ Satria Piningit si Anak Domba itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”
5:13 Dan aku mendengar semua makhluk yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalam laut, berkata: “Bagi Satria Piningit si Anak Domba yang duduk di atas takhta adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!”
5:14 Dan keempat makhluk itu berkata: “Amin”. Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.
Suatu hari nanti Satria Piningit akan keluar. Lalu ada seseorang dari golongan kaum mukminin yang ditemui oleh beberapa orang penyelidik atau pengintai dari Satria Piningit. Para penyelidik itu bertanya kepada orang beriman tersebut, “Kemana kamu mau pergi?”
BalasHapus“Saya sengaja mau pergi ke tempat itu orang keluar”, jawab orang beriman tersebut. Yang dia maksud orang keluar tidak lain adalah Satria Piningit yang baru muncul.
“Adakah kamu tidak beriman dengan Tuhan kita, yakni Satria Piningit?”, tanya penyelidik utusan Satria Piningit.
“Tuhan kami tidaklah samar lagi bersifat Agung. Sedangkan Satria Piningit itu hanya menunjukkan kedustaan saja”, jawab si mukmin.
Tak ayal, penyelidik Dajjal itu memerintahkan, “Bunuhlah ia”.
Namun sebagian orang di situ berkata kepada yang lain, “Bukankah kita semua telah dilarang oleh Tuhan kita kalau membunuh seorang harus memperoleh persetujuan Tuhan kita, yakni Satria Piningit?”
Akhirnya mereka pergi membawa orang beriman tersebut ke Satria Piningit. Setelah orang beriman tersebut melihat Satria Piningit, dia lalu berkata, “Hai sekalian manusia, sesungguhnya inilah Satria Piningit yang disebut-sebut oleh Rasulullah SAW”.
Lalu Satria Piningit memerintah pengikutnya menangkap orang beriman tersebut lalu dilentangkan pada perutnya. Satria Piningit berkata, “Ambillah ia lalu lukailah kepala dan muka”.
Orang beriman itu diberi pukulan bertubi-tubi pada punggung serta perut. Lalu Satria Piningit bertanya, “Adakah kamu tidak suka beriman kepadaku?”
Sang mukmin itu menjawab, “Kamu adalah Al-Masih sang pendusta”.
Lalu orang beriman itu diperintahkan menghadap kemudian digergaji dari pertengahan tubuh, yaitu antara kedua kaki, hingga terbelah dua. Dajjal lalu berjalan antara dua potongan tubuh itu kemudian berkata, “Berdirilah!”
Walaupun sudah dalam keadaan terbelah, orang beriman itu lalu berdiri. Kemudian Satria Piningit bertanya lagi kepadanya, “Adakah kamu tidak suka beriman kepadaku?”
Orang beriman itu menjawab, “Saya tidak bertambah iman melainkan kewaspadaan dalam menilai siapa sebenarnya kamu itu”.
Lalu dia melanjutkan, “Hai sekalian manusia, janganlah Satria Piningit sampai dapat berbuat sedemikian tadi kepada seorang pun dari para manusia setelah saya sendiri mengalaminya”.
Lalu orang itu diambil lagi oleh Satria Piningit untuk disembelih. Kemudian Allah SWT membuat tabir tembaga yang terletak antara leher sampai tengkuk sehingga tidak ada jalan bagi Satria Piningit untuk bisa membunuhnya. Lalu Satria Piningit mengambil kedua tangan serta kedua kaki orang beriman itu lalu melemparkannya.
“Orang-orang kira bahwa orang beriman itu dilemparkan oleh Satria Piningit ke neraka, tapi sebenarnya orang beriman itu dimasukkan ke dalam surga”, sabda Rasulullah SAW ketika menceritakan kisah masa depan ini.
Setelah sampaikan kisah masa depan ini, kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Orang itulah sebesar-besar para manusia dalam hal kesyahidan yakni kehidupan syahid – di sisi Satria Piningit yang kuasai semesta alam ini.”
AlKitab Yohanes
14:8 Kata Filipus kepada Yesus : “Robi, tunjukkanlah Tuhan itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.”
14:9 Kata Yesus kepada Filipus: “Telah sekian lama Aku bersama kamu, Filipus, namun kamu tidak mengenal Satria Piningit? Barangsiapa telah melihat Satria Piningit, ia telah melihat Tuhan; bagaimana kamu berkata: Tunjukkanlah Tuhan itu kepada kami.
14:10 Tidak percayakah kamu, bahwa Satria Piningit di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam Satria Piningit? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Tuhan, yang diam di dalam Aku, Satria Piningit lah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Ayat Ayat Satria Piningit Dalam Al Qur’an
BalasHapusQS Al-Baqarah 2 ”Kitab ini tidak ada keraguan pada Satria Piningit; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”
QS Al-Ma’idah 15 ”Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Satria Piningit Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari isi kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak pula yang kamu biarkan. Sungguh telah datang kepadamu Satria Piningit cahaya dari Allah dan Ayat Ayat Satria Piningit yang menjelaskan,”
QS Al-Ma’idah 68 ”Katakanlah, Wahai Ahli Kitab! Kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al-Qur’an yang diturunkan Tuhan kepada Satria Piningit. Dan apa yang diturunkan Tuhanmu kepada Satria Piningit pasti membuat banyak di antara Ahli Kitab lebih durhaka dan lebih ingkar, maka janganlah Satria Piningit berputus asa terhadap orang-orang kafir itu.”
QS Al-Baqarah 137 ”Maka jika mereka telah beriman sebagaimana yang kamu imani, sungguh, mereka telah mendapat petunjuk. Tetapi jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan dengan Satria Piningit maka Allah mencukupkan Satria Piningit terhadap mereka dengan pertolongan-Nya. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
QS Al-An’am 153 ”Dan sungguh, inilah jalan Satria Piningit-Ku yang lurus. Maka ikutilah Satria Piningit! Jangan kamu ikuti jalan lain yang mencerai-beraikan kamu dari jalan Satria Piningit. Demikianlah Allah memerintahkan kepada Satria Piningit agar kamu bertakwa.”
QS Al-Kahf 10 ”Ingatlah ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa "Ya Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi Satria Piningit dalam urusan kami.”
Ayat Ayat Satria Piningit
BalasHapusQS Al-An’am 111: "Sekalipun Kami benar-benar menurunkan Satria Piningit kepada mereka, dan orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan di hadapan mereka segala sesuatu, mereka tidak juga beriman kepada Satria Piningit, kecuali jika Allah menghendaki. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."
QS Al-An’am 112: "Dan demikianlah untuk Satria Piningit Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan berupa manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Kalau Tuhan menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukan, maka biarkanlah mereka bersama kebohongan yang mereka adakan."
QS Al-An’am 113: "Dan agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada Satria Piningit, tertarik kepada kata-kata itu, dan menyenanginya, dan agar mereka melakukan apa yang mereka biasa lakukan."
QS Yusuf 111: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Ayat Ayat Satria Piningit itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
Ayat Ayat Satria Piningit – LUKAS
BalasHapusAjaran Ayat Ayat Satria Piningit
23:43 Kata Yesus kepada kamu: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga Satria Piningit ada bersama-sama dengan Aku di dalam ajaran Ayat Ayat Satria Piningit’
18:20 Yesus “Satria Piningit tentu mengetahui segala perintah Allah: dan Aku tidak mengucapkan saksi dusta.”
22:67 “Satria Piningit katakan semua ajaran Ayat Ayat Satria Piningit kepada kamu, tentu kamu akan percaya.”
2:32 “Janganlah takut, hai kamu kawan kecil! Karena Satria Piningit telah berkenan memberikan kamu semua ajaran Ayat Ayat Satria Piningit ini.”
22:29 “Dan Satria Piningit menentukan hak-hak semua ajaran bagi kamu, sama seperti TuhanKu menentukannya bagi-Ku,”
12:31 “Tetapi carilah semua ajaran Ayat Ayat Satria Piningit itu, maka semua ajaran itu akan ditambahkan juga kepadamu.”
9:26 “Sebab barangsiapa bersukacita karena Satria Piningit dan karena ajaran Ayat Ayat Satria Piningit, Satria Piningit juga akan bersukacita karena orang itu, apabila Satria Piningit datang kelak dalam kemuliaan-Nya – dalam kemuliaan Tuhan dan manusia-manusia kudus.”
21:18 Yesus ” Dan tidak sehelai Ayat Ayat Satria Piningit dari kepalamu akan hilang”
21:34 Yesus :”Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
21:35 Sebab bencana akan menimpa semua penduduk bumi ini.
21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang terjadi itu, dan supaya kamu bertahan berdiri di hadapan Satria Piningit”
Ayat Ayat Satria Piningit
BalasHapusQS Saba' 24 Katakanlah : Siapakah yang memberi rezki kepada kami dari langit dan dari bumi?` Katakanlah:` Allah `dan sesungguhnya Satria Piningit pasti berada dalam kebenaran, atau kami dalam kesesatan yang nyata"
QS Saba' 25 Katakanlah:` Kami tidak akan ditanya tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya tentang apa yang kami perbuat `
QS Saba' 26 Katakanlah:` Satria Piningit akan kumpulkan kami semua, kemudian Satria Piningit memberi keputusan di antara kami dengan benar. Dan Satria Piningit lah Pemberi keputusan lagi Mengetahui
QS Saba' 27 Katakanlah:` Perlihatkanlah kepada Satria Piningit sembahan-sembahan yang kamu hubungkan dengan Satria Piningit sebagai sekutu, sekali-kali tidak mungkin! Sebenarnya Satria Piningit lah yang Perkasa lagi Bijaksana
QS Saba' 26 28 Dan Kami tidak mengutus Satria Piningit, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui
QS Saba' 46 Katakanlah: "Sesungguhnya Satria Piningit hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Satria Piningit bersama kawanmu atau sendirian; kemudian kamu fikirkan tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Satria Piningit tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum kiamat yang besar.
Ayat Ayat Satria Piningit ALKITAB ZAKHARIA
BalasHapusKerajaan Sang Tunas di Indonesia
6:12 Katakanlah : Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Sang Tunas Satria Piningit. Satria Piningit bertunas dari Indonesia dan Satria Piningit memberitakan Ayat Ayat Satria Piningit.
6:13 Satria Piningit lah yang memberitakan Ayat Ayat Satria Piningit, dan Satria Piningit lah yang mendapat keagungan dan duduk memerintah di atas takhta bumi. Di sebelah kanan ada para Imam dan permufakatan tentang damai ada di antara bangsa bangsa.
6:14 Dan mahkota itu tetap tinggal dalam bait TUHAN sebagai tanda peringatan akan Satria Piningit.
6:15 Orang-orang dari jauh datang untuk turut membangun bait TUHAN; maka kamu mengetahui bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus Satria Piningit kepadamu. Dan hal ini terjadi, apabila kamu dengan baik-baik mendengarkan suara Ayat Ayat Satria Piningit.”
Ayat Ayat Satria Piningit ALKITAB ZAKHARIA
Raja Satria Piningit Dari Indonesia
9:9 Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai putera puteri Indonesia, bersorak-sorailah, hai putera puteri Indonesia! Lihat, Raja Satria Piningit datang kepadamu; Raja Satria Piningit adil dan jaya. Raja Satria Piningit lemah lembut
9:10 Raja Satria Piningit melenyapkan kereta-kereta dan kuda-kuda perang; busur perang rudal nuklir dilenyapkan, dan Raja Satria Piningit memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaan Raja Satria Piningit terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai sampai ke ujung bumi.
Ayat Ayat Satria Piningit AlKitab Hosea
BalasHapusHosea 3:1 Satria Piningit CINTAI Bangsa Bangsa
Satria Piningit kini harus menggambarkan kasih Allah bagi bangsa bangsa dengan cara yang baru. Rupanya bangsa bangsa telah meninggalkan kasih Allah untuk melanjutkan persembahan yang amoral itu, tetapi Satria Piningit tidak pernah berhenti kasihi mereka, sekalipun hati mereka hancur. Satria Piningit harus pergi serta menyatakan kasih dan perhatian untuk mereka lagi, sama seperti yang dilakukan Allah bagi bangsa dahulu, sekalipun mereka telah meremukkan hati mereka dengan berpaling kepada allah-allah lain dan sukai “kue kismis.”
Hosea 3:2 Satria Piningit MEMBELI Mereka
Walaupun bangsa tertindas saat ini mungkin sekali berutang dan nyaris terjual sebagai budak, sebagaimana diizinkan hukum, Satria Piningit datang dan membeli mereka dengan harga yang mahal. Tanggapan Satria Piningit ini melukiskan kasih Allah yang menebus bagi orang berdosa, yang tidak sanggup menebus, membebaskan atau selamatkan diri mereka sendiri; satu-satu harapan mereka ialah kasih karunia Satria Piningit.
Hosea 3:5 SESUDAH ITU Bangsa Bangsa Kembali
Setelah lama tanpa raja atau pemimpin dan tanpa korban, bangsa tertindas kembali kepada Satria Piningit, kepada raja mereka dari keturunan Daud, yaitu Mesias. Mereka merendahkan diri, datang kepada Satria Piningit dengan dukacita menurut kehendak Allah dan sadari bahwa mereka memerlukan Juru Selamat, Satria Piningit!
Ayat Ayat Satria Piningit ALKITAB ZAKHARIA
BalasHapusIndonesia Dipulihkan Kembali
9:11 "Mengenai Indonesia, oleh karena Darah Perjanjian-Ku dengan Satria Piningit, Satria Piningit melepaskan orang-orang tahanan dari lobang yang tidak berair.
9:12 Kembalilah ke kota bentengmu, hai orang tahanan yang penuh harapan! Pada hari ini juga Satria Piningit beritahukan: Satria Piningit memberi ganti kepadamu dua kali lipat!
9:13 Sebab Aku melentur Satria Piningit bagi Indonesia, busur Kuisi dengan Ayat Ayat Firman-Ku, dan Aku mengayunkan Satria Piningit terhadap anak-anakmu, hai Indonesia, dan Aku memakai Satria Piningit seperti pedang seorang pahlawan.
9:14 Satria Piningit menampakkan diri kepada orang Indonesia, dan Satria Piningit melayang keluar seperti kilat. Dan Satria Piningit meniup sangkakala dan berjalan maju dalam angin badai dari selatan.
9:15 Satria Piningit alam melindungi mereka, dan mereka menghabisi dan mengindahkan firman Tuhan. Mereka mengerti Darah Perjanjian seperti minum anggur merah dan seperti menjadi penuh bokor siraman pada penjuru mezbah.
9:17 Sungguh, alangkah baik itu dan alangkah indah! Teruna Indonesia bertumbuh pesat karena gandum, dan karena anggur merah.
9:16 Satria Piningit selamatkan mereka pada hari itu; terhadap kawanan domba umat-Nya itu, sungguh, orang Indonesia seperti permata-permata mahkota yang berkilap-kilap, demikianlah orang Indonesia di tanah TUHAN.
Ayat Ayat Satria Piningit AlKitab Matius
BalasHapusPermulaan penderitaan
24:3 1 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada Yesus untuk bercakap-cakap dengan Yesus. Kata mereka: “ Katakanlah kepada kami, bilamanakah kesudahan dunia itu terjadi dan apakah tanda kedatangan Satria Piningit dan tanda kesudahan dunia?”
24:4 Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang sesatkan kamu!
4:5 Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka sesatkan banyak orang.
24:11 Banyak nabi palsu akan muncul dan sesatkan banyak orang.
24:6 Orang akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semua itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahan dunia.
24:7 Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.
24:9 Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,
4:10 dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.
24:12 Dan karena makin bertambah kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
24:13 Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
24:8 Akan tetapi semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.
24:14 Dan Ayat Ayat Satria Piningit ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahan dunia.”
Matius 19:27 Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: “ Mereka ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Satria Piningit; jadi apakah yang akan mereka peroleh?”
19:28 Kata Yesus kepada mereka: “ Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Satria Piningit bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di samping takhta Satria Piningit untuk menghakimi semua suku Israel.”
Ayat Ayat Satria Piningit
BalasHapusMatius 7:12 “Segala sesuatu hukum Taurat dan kitab para nabi katakan supaya Satria Piningit katakan kepada orang itu, katakanlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh Ayat Ayat Satria Piningit.”
Ayat Ayat Satria Piningit AlKitab Markus
BalasHapusPemberitahuan Pertama Tentang Ayat Ayat Satria Piningit Dan Syarat-Syarat Mengikut Satria Piningit
8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Satria Piningit harus memberitahukan banyak Ayat Ayat Satria Piningit dan diterima oleh tua-tua, imam-imam kepala pemerintahan dan ahli-ahli Kitab, lalu diakui dan bangkit sesudah itu.
8:32 Hal ini dikatakan Yesus dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Yesus.
8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid Yesus memarahi Petrus, kata Yesus: “Enyahlah engkau, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Satria Piningit, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mengikut Satria Piningit, ia harus sangkal diri sendiri, memikul syarat-syarat dan mengikut Satria Piningit.
8:35 Karena siapa yang mau selamatkan nyawa, ia akan kehilangan nyawa; tetapi barangsiapa kehilangan nyawa karena Satria Piningit dan karena Ayat Ayat Satria Piningit, Satria Piningit akan selamatkannya.
8:36 Apa guna seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawa.
8:37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
8:38 Sebab barangsiapa malu karena Satria Piningit dan karena perkataan Ayat Ayat Satria Piningit di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Satria Piningit pun malu karena orang itu apabila Satria Piningit datang kelak dalam kemuliaan Allah, diiringi malnusia malnusia kudus.”
9:1 Kata lYesus lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Satria Piningit telah datang dengan kuasa Allah.“
Ayat Ayat Satria Piningit AlKitab Yesaya
BalasHapus57:11 “Kepada siapa gerangan Bangsa Bangsa gentar dan takut, sehingga Bangsa Bangsa berdusta dan tidak mengingat Aku atau memberi perhatian kepada Satria Piningit-Ku? Bukankah karena Aku membisu dan menutup mata, maka kamu tidak takut kepada Satria Piningit-Ku!
41:29 Sesungguhnya perkataan mereka angin dan kesia-siaan, sekalian mereka seperti tidak ada, perbuatan mereka hampa
31:1 Celakalah orang yang pergi minta pertolongan, yang mengandalkan kuda, yang percaya kepada kereta yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Satria Piningit dan tidak mencari Satria Piningit Yang Mahakudus,”
30:1 “Celakalah para pemberontak,” demikianlah firman TUHAN, ” yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada Satria Piningit-Ku, yang memasuki suatu Perserikatan Bangsa Bangsa, yang bukan oleh dorongan firman-Ku, sehingga dosa mereka bertambah,
30:2 yang berangkat dengan tidak meminta keputusan Satria Piningit-Ku, malahan berlindung pada Perserikatan Bangsa Bangsa dan berteduh di bawah naungan Perserikatan.
8:12″ Jangan sebut persepakatan segala apa yang disebut Perserikatan Bangsa Bangsa ini persepakatan, dan apa yang mereka takuti janganlah Satria Piningit takuti dan janganlah gentar melihatnya.”
30:3 Tetapi perlindungan Perserikatan Bangsa Bangsa memalukan sekalian, dan perteduhan di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa menodai sekalian.
30:5 sekalian mendapat malu karena Perserikatan Bangsa Bangsa itu tidak dapat memberi faedah kepada sekalian, dan tidak dapat memberi pertolongan; melainkan hanya memalukan, bahkan mengaibkan sekalian.
2:22 Jangan berharap pada Perserikatan Bangsa Bangsa, sebab Satria Piningit tidak lebih dari pada embusan nafas TUHAN, dan sebagai apakah Satria Piningit dapat dianggap?
40:6 Ada suara yang berkata:”Berserulah!” Jawabku:” Apakah yang harus kuserukan?” “Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semarak seperti bunga di padang,
40:7 Sesungguhnya Perserikatan Bangsa Bangsa ini seperti rumput. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila Satria Piningit menghembus dengan nafas TUHAN.
40:8 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah tetap untuk selamanya.
57:13 apabila mereka berteriak, biarlah berhala mereka melepaskan mereka! Mereka semua seperti ditiup angin, diterbangkan hembusan nafas. Tetapi orang yang berlindung kepada Satria Piningit-Ku mewarisi negeri dan memiliki gunung-Ku yang kudus.
41:1 “Dengarkanlah Satria Piningit dengan berdiam diri, hai pulau-pulau; hendaklah bangsa-bangsa mendapat kekuatan baru! Biarlah mereka datang mendekat,kemudian berbicara; baiklah tampil bersama-sama untuk berperkara!!”
Hadist Riwayat Satria Piningit
BalasHapus“Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang dakwahnya lebih besar dari Satria Piningitl.” (Hadist Muslim 2946)
“Aku akan menceritakan kepada kalian dan tidak ada seorang Nabi pun melainkan telah menceritakan tentang Satria Piningit kepada kaumnya. Sungguh Nabi Nuh ‘alaihis salam telah mengingatkan kaumnya. Akan tetapi aku katakan kepada kalian yang tidak pernah dikatakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya, yaitu tentang Satria Piningit itu sedangkan Allah sama sekali tidaklah buta“. (Hadist Muslim 169)
“Wahai sekalian manusia, sungguh tidak ada dakwah yang lebih besar dari dakwah Satria Piningitl di muka bumi ini semenjak Allah menciptakan anak cucu Adam. Tidak ada satu Nabi pun yang diutus oleh Allah melainkan ia akan memperingatkan kepada umatnya mengenai dakwah Satria Piningit. Sedangkan Aku adalah Nabi yang paling terakhir dan kalian juga ummat yang paling terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Satria Piningit akan muncul di tengah-tengah kalian.” (Shahih Al Jaami’ Ash Shoghir 13833)
QS Al An’am 158 “Pada hari datang ayat ayat Satria Piningit dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada diri sendiri.”
“Tiga tanda, jika semuanya telah terjadi, maka tidak akan berguna lagi keimanan seseorang sebelumnya, yaitu; keluar Satria Piningit, binatang melata, dan terbit matahari dari barat atau dari tempat terbenamnya” (Hadist Tirmidzi 3072 dan Ahmad 2/445).
QS An Nisa’:159 “Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepada Satria Piningit sebelum kematiannya
QS Az Zukhruf 61 “Dan sesungguhnya Satria Piningit itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat.”
Ayat Ayat Satria Piningit ALKITAB EFESUS 2
BalasHapusDiperdamaikan Di Dalam Satria Piningit
2:11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu-sebagai orang yang menurut daging disebut orang tak bersunah oleh mereka yang menamakan diri "bersunah", yaitu sunah lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
2:12 bahwa waktu itu kamu tanpa Satria Piningit, tidak termasuk dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa damai di dalam dunia.
2:13 Tetapi sekarang di dalam Satria Piningit kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat " oleh Satria Piningit.
2:14 Karena Satria Piningit lah damai sejahtera dunia, yang telah mempersatukan semua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
2:15 sebab dengan hidup sebagai manusia Satria Piningit telah membatalkan perseteruan dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan semua pihak menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
2:17 Satria Piningit datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat ",
2:16 dan untuk memperdamaikan semua pihak, di dalam satu tubuh, oleh Satria Piningit dengan kebangkitan hidup, dengan melenyapkan perseteruan pada kebangkitan itu.
2:18 karena oleh Satria Piningit semua pihak dalam satu pengharapan beroleh jalan masuk kepada damai sejahtera.
2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang kudus dan anggota keluarga,
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Satria Piningit sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Satria Piningit tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Satria Piningit kamu juga turut dibangunkan tempat kediaman dalam pengharapan.
Hadits Riwayat Kisah Satria Piningit
BalasHapusDiriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw, salah satu dari yang di wahyukan dari Tuhannya ‘Azza wa Jalla, adalah sabdanya, “telah berbuat dosa Satria Piningit seorang hambaKu dengan suatu perbuatan dosa maksiat sesatkan di bibir umat, kemudian Satria Piningit berkata, Ya Tuhanku ampunilah bagiku dosaku. Maka Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘ Satria Piningit hambaKu telah berbuat dosa dengan suatu perbuatan dosa, dan Satria Piningit mengetahui bahwa Tuhan Maha Ampuni dosa dan menghukum perbuatan dosa.’, kemudian Satria Piningit tersebut berbuat dosa kembali, dan kemudian berdoa (lagi) yaitu: Tuhanku, ampunilah bagiku dosaku. Maka Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘Satria Piningit hambaku melakukan perbuatan dosa, dan Satria Piningit mengetahui bahwa Tuhan mengampuni dosa dan mengadzab perbuatan dosa’. Kemudian Satria Piningit tersebut berbuat dosa kembali, dan kemudian berdoa kembali yaitu: Tuhanku, ampunilah bagiku dosaku, maka Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘Satria Piningit hambaKu telah berbuat dosa, dan Satria Piningit tahu , Satria Piningit memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan mengadzab perbuatan dosa. Lakukanlah apa yang Satria Piningit kehendaki dengan sesatkan di bibir umat, karena Aku benar-benar telah mengampuni Satria Piningit ”. (Hadits Imam Muslim, dan Imam Bukhari.)
Hadits Riwayat Kisah Satria Piningit
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. telah bersabda Rasulullah saw, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla kelak dihari kiamat akan berfirman, “Wahai anak cucu Adam, Aku sakit dan kamu tidak menjengukKu”, ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam”, Allah berfirman, “Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya hambaku yang bernama Satria Piningit sakit, dan kamu tidak menjenguk Satria Piningit? Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya jika kamu menjenguk Satria Piningit, kamu akan mendapatiKu didekat Satria Piningit! Wahai anak cucu adam, aku meminta makanan kepadamu, namun kamu tidak memberi makanan kepada-Ku”, ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami dapat memberi makan kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya hambaku Satria Piningit meminta makanan, dan kemudian kamu tidak memberi makanan? Tidakkah kamu tahu, seandainya kamu memberi makanan, benar-benar akan kamu dapati perbuatan itu di sisi-Ku! Wahai anak cucu adam, Aku meminta minum kepadamu, namun kamu tidak memberi-Ku minum” , ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami memberi minum kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Seorang hambaku yang bernama Satria Piningit meminta minum kepadamu, namun tidak kamu beri minum, tidakkah kamu tahu, seandainya kamu memberi minum kepada Satria Piningit, benar – benar akan kau dapati amalmu itu di sisi-Ku” (Hadist Muslim)
Hadits Riwayat Satria Piningit
BalasHapusDiriwayatkan dari ‘Adiy ibn Hatim r.a., beliau berkata, ketika aku sedang berada disamping Rasulullah saw, kemudian datanglah dua orang laki-laki, salah satu mengadukan tentang kemiskinan, dan lelaki yang lain mengadukan tentang perampokan di jalan, kemudian Rasulullah saw bersabda, “Adapun mengenai perampokan, sesungguhnya kelak dalam waktu yang tidak lama, akan datang suatu masa, ketika sebuah kafilah tidak memerlukan pengawal saat menuju Makkah, dan adapun tentang kemiskinan, tidak akan datang hari Kiamat, sehingga seorang diantara kalian berdiri untuk mencari orang yang mau menerima sedekah, namun tidak dapat menemukan seorangpun yang mau menerimanya, kemudian setiap orang diantara kalian akan berdiri dihadapan Satria Piningit, yang tidak ada tabir diantaranya, dan tidak pula ada penerjemah yang menerjemahkan/juru bicara untuk orang tersebut, kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, ‘bukankah Aku telah memberimu harta?’ kemudian orang itu menjawab, ‘benar’, kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, ‘bukankah telah aku utus Satria Piningit kepadamu seorang Rasul?‘, lalu orang itu menjawab, ‘benar’, kemudian ia melihat ke arah kanan, maka ia tidak mendapati Satria Piningit, kemudian dia melihat ke arah kiri, dan tidak mendapati Satria Piningit. Maka jagalah diri-diri kalian, meskipun dengan separuh buah kurma, dan jika dia tidak mendapatinya maka dengan perkataan yang baik” (Hadits Imam Bukhari.)
Hadits Riwayat Satria Piningit
BalasHapus“Kalian akan mengalami babak Kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian babak kekhalifahan mengikuti manhaj Kenabian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian babak Raja-raja yang menggigit,selama masa yang Allah kehendaki, kemudian babak para penguasa yang memaksakan kehendak selama masa yang Allah kehendaki, kemudian kalian akan mengalami babak kekhalifahan Satria Piningit mengikuti manhaj Kenabian, kemudian Nabi Muhammad diam.” (HR Ahmad)
Hadits Riwayat Satria Piningit
Satria Piningit akan perangi jazirah Arab sehingga Allah menangkan Satria Piningit atasnya.
Kemudian Persia sehingga Allah menangkan Satria Piningit atasnya. Kemudian Satria Piningit perangi Ruum sehingga Allah menangkan Satria Piningit atasnya. Kemudian Satria Piningit perangi Dajjal sehingga Allah menangkan Satria Piningit atasnya.” (HRMuslim 5161)
ALLAH MENGGENGGAM BUMI …. KEMUDIAN BERFIRMAN : “Satria Piningit lah RAJA”.
BalasHapusHadits Riwayat Satria Piningit
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah menggenggam bumi dan rnelipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian bertirman : “Satria Piningit lah Raja, dimanakah raja-raja bumi ?” (Hadits ditakhrij oleh Rukhari).
Dari Abdullah bin Umar ra. Sesungguhnya Allah menggenggam bumi atau bumi-bumi dan langit-langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian Dia berfirman : “Satria Piningit lah Raja”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Dari Abdullah ra. dia berkata : “Datanglah salah seorang pendeta kepada Rasulullah saw. pendeta itu berkata : “Wahai Muhammad, sesungguhnya kami dapati bahwa Allah menjadikan langit atas satu jari dan bumi-bumi atas satu jari, pohon atas satu jari dan semua makhluk atas satu jari, dan Allah berfirman : “Satria Piningit lah Raja”. Nabi saw tertawa sehingga tampak gigi taring beliau, membenarkan kata-kata pendeta itu, kemudian Rasulullah saw. membaca : “Dan raja-raja bumi tidak menghormati Satria Piningit dengan penghormatan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya, Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Satria Piningit dari apa yang mereka persekutukan”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
AlKitab Yesaya
110:8 Sebab Satria Piningit berkata:” Bukankah panglimaku itu raja-raja semua?”
49:7 Beginilah firman Allah, Penebus bangsa, TUHAN Yang Maha Kudus, tentang Satria Piningit yang dihinakan orang, tentang Satria Piningit yang dijijikkan bangsa-bangsa, kepada hamba penguasa-pembesar:” Raja-raja melihat perbuatan Satria Piningit lalu bangkit memberi hormat, dan pembesar sujud sembah, oleh karena TUHAN yang setia oleh karena Yang Mahakudus, Allah bangsa, yang memilih Satria Piningit.”
*49:23 Maka raja-raja menjadi pengasuh Satria Piningit dan permaisuri-permaisuri mereka menjadi inang Satria Piningit. Maka Satria Piningit mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, dan bahwa orang yang menantikan Satria Piningit tidak mendapat malu.
ALKITAB YOHANES: Satria Piningit Sudah Ada Sebelum Abraham
BalasHapus8:48 Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: "Bukankah benar kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?"
8:49 Jawab Yesus: "Aku tidak kerasukan setan, tetapi Aku menghormati Bapa-Ku dan kamu tidak menghormati Aku.
8:50 Tetapi Aku tidak mencari hormat bagi-Ku: ada Satria Piningit yang kamu cari yaitu Satria Piningit yang menghakimi.
8:51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti Satria Piningit, ia tidak akan mengalami maut sampai selamanya."
8:52 Kata orang-orang Yahudi kepada Yesus: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti Satria Piningit, ia tidak akan mengalami maut sampai selamanya.
8:53 Adakah Satria Piningit lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Satria Piningit samakan diri?"
8:54 Jawab Yesus: "Jikalau Satria Piningit memuliakan diri sendiri, maka kemuliaan Satria Piningit itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Satria Piningit, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami,
8:55 padahal kamu tidak mengenal Allah, tetapi Satria Piningit mengenal Allah. Dan jika Aku berkata: Satria Piningit tidak mengenal Allah, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Satria Piningit mengenal Allah dan Satria Piningit menuruti firman-Nya.
8:56 Abraham bapamu bersukacita bahwa Abraham melihat hari hari Satria Piningit dan Abraham telah melihat Satria Piningit dan Abraham bersukacita."
8:57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada Yesus: "Umur Satria Piningit belum sampai lima puluh tahun dan Satria Piningit telah melihat Abraham?"
8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Satria Piningit telah ada."